• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Senin, 23 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Syi'ar Sirah

Kisah Teladan Sahabat terkait Itsar

Oleh Eneng Susanti
4 tahun lalu
in Sirah
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
negeri yang pernah disinggahi Nabi , fakta nabi adam, asal usul Saba, kisah teladan sahabat, Sosok yang Mirip dengan Rasulullah, kisah nabi Isa dalam Alquran, gurun,

Ilustrasi. Foto: WallMonkeys

0
BAGIKAN

ADA kisah teladan sahabat terkait itsar yang dapat kita renungkan bersama. Itsar (tidak mementingkan diri sendiri) adalah salah satu kualitas mulia yang ditekankan dalam Islam. Orang yang tidak mementingkan diri sendiri menempatkan perhatian pada orang lain di atas perhatian pada dirinya sendiri. Orang yang tidak mementingkan diri sendiri murah hati dan bebas memberikan bantuan dan dukungan kepada orang lain.

Kebalikan dari tidak mementingkan diri sendiri adalah keegoisan yang melibatkan kepedulian terhadap kesejahteraan diri sendiri tanpa memperhatikan kesejahteraan orang lain. Orang yang egois adalah pelit—dengan kekayaan dan dirinya sendiri—dan memandang bahwa memberikan dukungan kepada orang lain sebagai beban.

Nabi ﷺ mengingatkan orang-orang beriman tentang kualitas mulia tidak mementingkan diri sendiri ketika dia berkata:

“Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.”  (HR Bukhari dan Muslim)

ArtikelTerkait

Fatimah Tidak Izinkan Abu Bakar Masuk ke Dalam Rumah, tanpa Izin Suami

Nabi Muhammad ﷺ dan Permusuhan Abu Jahal

Kemuliaan Khadijah binti Khuwailid r.a.

Ibnu Abbas, Asisten Kecil Nabi, Hafal Ribuan Hadis

BACA JUGA: Kisah Sahabat yang Melihat Ahli Surga dan Neraka karena Memperbanyak Puasa

Para sahabat yang mulia pun menunjukkan sikap tidak mementingkan diri sendiri. Ada banyak teladan yang mereka tampilkan terkait menempatkan orang lain di atas diri mereka sendiri.

Berikut 2 kisah teladan sahabat terkait dengan itsar:

1 Kisah teladan sahabat: Anshar dan Muhajirin

kisah teladan sahabat, puzzle
Ilustrasi. Foto: Freepik

Salah satu contoh terbaik dari sikap tidak mementingkan diri sendiri tercermin  dari perlakuan Anshar (Pembantu) terhadap  Muhajirin  (migran). Setelah hijrah ke Madinah, banyak diantara kaum Muhajirin yang tidak memiliki apa-apa. Mereka telah meninggalkan semua kekayaan mereka di Mekah, dan datang ke Madinah dalam keadaan miskin.

Untuk meringankan penderitaan mereka, Nabi ﷺ memasangkan setiap muhajirin dengan sebuah keluarga Anshar di Madinah. Ikatan antara para Muhajirin dan Anshar ini begitu erat sehingga—untuk sementara waktu—mereka bahkan diizinkan untuk mewarisi satu sama lain.

Kaum Ansar merasakan kewajiban yang begitu besar terhadap para migran sehingga mereka pernah pergi menemui Nabi ﷺ dan menawarkan untuk memberi mereka setengah dari kebun kurma mereka. Ketika Nabi ﷺ menolak untuk menerima tawaran ini, Anshar menawarkan perjanjian kerja sama yang memungkinkan kaum Muhajirin untuk bekerja di kebun kurma dan berbagi keuntungan.

BACA JUGA: Melalui Kisah, Rasul Ajarkan Para Sahabat

2 Kisah teladan sahabat: Memuliakan tamu

kisah teladan sahabat, makan bersama, kisah mualaf (ilustrasi)
ilustrasi (source: Pinterest)

Dalam contoh lain, seorang pria pernah datang kepada Nabi ﷺ mencari makanan. Nabi meminta bantuan dari salah satu istrinya, yang menjawab bahwa dia tidak punya apa-apa selain air. Kemudian dia mengirim pesan yang sama ke istri lain dan menerima balasan yang sama.

Kemudian Nabi ﷺ berkata, “ Siapa yang akan menjamu pria ini sebagai tamu malam ini?”

Salah seorang Anshar berkata, “Ya Rasulullah, aku mau.”

Jadi dia meminta istrinya untuk menyiapkan makanan untuk pria itu, tetapi dia menjawab bahwa mereka hanya punya cukup makanan untuk memberi makan anak-anak. Berniat menerima pahala dari Allah, laki-laki itu menyuruh istrinya untuk menyibukkan anak-anak dan menidurkan mereka ketika mereka meminta makanan.

Ketika tamu masuk, tuan rumah memadamkan lampu dan memberi kesan bahwa mereka sedang makan. Namun kenyataannya, mereka melewatkan malam dengan lapar agar tamu mereka bisa makan.

Keesokan paginya Nabi melihat pria Anshar tersebut dan memberitahunya bahwa Allah senang dengan tindakannya yang tidak mementingkan diri sendiri. (HR Bukhori dan Muslim)

Berkenaan dengan perbuatan baik seperti itu, Allah berfirman tentang kaum Anshar berikut ini:

“Dan mereka tidak menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (Muhajirin), atas dirinya sendiri, meskipun mereka juga memerlukan. Dan siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung..” (QS Al-Hashr: 9)

Dan Allah juga berfirman,

“Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih. (sambil berkata), “Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah karena mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak mengharap balasan dan terima kasih dari kamu.” (QS Al-Insan: 8-9)

BACA JUGA: Kisah Hijrah Sahabat Nabi, Meninggalkan Segalanya saat Pindah ke Madinah

Membaca kisah-kisah indah ini seharusnya membuat kita masing-masing mengajukan pertanyaan sederhana:

Seberapa egois saya? Seberapa bersedia saya untuk datang membantu orang lain? Apakah saya rela mengorbankan kekayaan materi saya dan meninggalkan kenyamanan demi orang lain?

Dalam skala 1 sampai 10—dengan 10 benar-benar tidak mementingkan diri sendiri dan 1 benar-benar egois—di mana peringkat saya?

Pada intinya, tindakan tidak mementingkan diri sendiri tidak hanya bermanfaat bagi pemberi dan penerima. Mereka memiliki dampak mendalam pada masyarakat pada umumnya. Tindakan tanpa pamrih seperti itu membantu membangun ikatan kepercayaan dan mengarah pada timbal balik kebaikan.

Itu akan membantu menghancurkan stereotip dan meruntuhkan hambatan. Tidak mementingkan diri sendiri mengarah ke dunia yang lebih baik untuk semua. []

SUMBER: ABOUT ISLAM

Tags: itsarKisah Sahabatkisah teladan
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

3 Cara Mendapatkan Kemuliaan seperti Para Aulia atau Wali

Next Post

Keluasan Ilmu Imam Asy-Syafi’i

Eneng Susanti

Eneng Susanti

Terkait Posts

Penjagaan Allah terhadap Nabi, Abu Bakar

Fatimah Tidak Izinkan Abu Bakar Masuk ke Dalam Rumah, tanpa Izin Suami

12 Juni 2025
Nabi, Utsman bin Affan, Unta, Abdullah bin Ubay, Abu Jahal

Nabi Muhammad ﷺ dan Permusuhan Abu Jahal

10 Juni 2025
Cara Cari Jodoh, Renungan, Khadijah binti Khuwailid

Kemuliaan Khadijah binti Khuwailid r.a.

1 Juni 2025
Nabi Zakaria, Ibnu Abbas

Ibnu Abbas, Asisten Kecil Nabi, Hafal Ribuan Hadis

23 Mei 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Ciri Tubuh yang Tidak Sehat

Ciri-ciri Tubuh yang Tidak Sehat Dilihat dari Berat Badan?

Oleh Haura Nurbani
23 Juni 2025
0

jantung, anggur

9 Manfaat Biji Anggur yang Menakjubkan Tapi Jarang Diketahui

Oleh Yudi
23 Juni 2025
0

perang dunia, perang, kiamat

Jangan Dianggap Sepele, Ini 10 Dampak Perang Dunia Ketiga Jika Pecah

Oleh Yudi
23 Juni 2025
0

wanita, Jilbab

Kenapa Panik, Sedih, Khawatir, Marah dan Overthinking, Berbahaya Banget buat Wanita?

Oleh Dini Koswarini
23 Juni 2025
0

Ngopi

Ternyata, Ini Waktu yang Tepat untuk Ngopi di Pagi Hari!

Oleh Dini Koswarini
23 Juni 2025
0

Terpopuler

Setelah Dinikahi Baru Ketahuan Hamil, Apa Hukumnya? Apa yang Harus Dilakukan oleh Suami?

Oleh Dini Koswarini
2 Desember 2024
0
Hukum Jadi Mualaf demi Menikah,,Nikah Misyar, Hukum Akad Nikah dengan 2 Orang Wanita dalam 1 Hari, Hukum Menikah di Bulan Muharram,Hamil

Bagaimana jika sebuah pernikahan dilakukan tetapi ternyata sang wanitanya hamil? Apa yang harus dilakukan seorang suami?

Lihat LebihDetails

8 Ciri Orang Suka Berbohong dari Fisiknya

Oleh Yudi
20 Juni 2025
0
berbohong

Orang yang berbohong sering butuh waktu lebih lama untuk merespons, karena mereka “menyusun” cerita.

Lihat LebihDetails

Kisah 7 Negara Kaya Raya yang Kini Jadi Miskin

Oleh Yudi
21 Juni 2025
0
kekayaan, terkaya, berpikir positif, negara

Venezuela pernah menjadi salah satu negara terkaya di Amerika Selatan, terutama karena cadangan minyak bumi yang sangat besar.

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Ini Keyakinan Rasulullah Sebelum Diutus Jadi Nabi?

Oleh Adam
20 Juni 2025
0
Sedekah

Nah, mungkin dalam benak kita bertanya-tanya, sebelum adanya wahyu, Rasulullah ﷺ menganut agama apa?

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.