• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Senin, 15 Agustus 2022
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Syi'ar Islam 4 Beginner

Ketika Meninggalkan Maksiat Bukan karena Allah

Oleh Saad Saefullah
3 tahun lalu
in Islam 4 Beginner
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Foto: Pixabay

Foto: Pixabay

0
BAGIKAN

SEPERTI yang kita tahu bahwa kemaksiatan adalah hal yang tidak disukai Allah. Ketika kita melakukan sebuah kemaksiatan maka kita sudah melakukan sebuah dosa. Dan dosalah yang akan menghalangi keberkahan hidup kita di dunia ini. Maka dari itu, sebagai orang-orang yang beriman pada Allah, sudah seharusnya kita berusaha untuk meninggalkan kemaksiatan.

Meninggalkan kemaksiatan ini tentunya semata-mata karena Allah SWT. Lalu, bagaimana jika seseorang meninggalkan kemaksiatan bukan karena Allah? Karena manusia misalnya. Berikut penjelasannya.

Pertama, ketika seseorang meninggalkan kemaksiatan, maka ia tidak lepas dari beberapa kondisi berikut:

1. Ia meninggalkan kemaksiatan karena takut pada Allah, maka ia berpahala atas perbuatan meninggalkan maksiatnya itu. Berdasarkan sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits Qudsi, “Dan apabila ia meninggalkannya –yaitu kemaksiatan– karena Aku niscaya Aku akan mencatatnya sebagai kebaikan,” (HR Bukhari 7501).

ArtikelTerkait

Diajarkan Rasulullah ﷺ, Inilah Doa ketika Menghadapi Kesulitan dan Kesedihan

8 Tempat yang Dilarang untuk Shalat

Cara Mencegah Orang yang Berjalan di Depan ketika Shalat

3 Keutamaan Bersiwak

2. Ia meninggalkan kemaksiatan itu karena ingin dilihat oleh manusia dan mencari pujian dari mereka. Maka ini tidaklah berpahala jika ia meninggalkan kemaksiatan tersebut. Bahkan ia berdosa atasnya. Karena meninggalkan kemaksiatan adalah ibadah, dan ibadah tidak boleh dilakukan kecuali hanya karena Allah semata.

Ibn Rajab Al Hambali rahimahullah menjelaskan, “Adapun apabila seseorang bertekad untuk bermaksiat kemudian ia meninggalkannya karena takut ketahuan manusia, atau karena riya’ di hadapan manusia, maka dikatakan, ‘Bahwasanya ia berdosa dengan perbuatan meninggalkan kemaksiatan tersebut karena niatnya, karena ia mendahulukan manusia daripada karena takut pada Allah. Sebagaimana mengerjakan ibadah karena riya’ kepada manusia adalah haram, maka begitu pula meninggalkan kemaksiatan karena manusia pun berdosa,” (selesai nukilan dari Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam 2/321).

Ibn Qayyim Al Jauziyyah rahimahullah menjelaskan, “Meninggalkan maksiat karena selain Allah, bukan karena Allah semata, maka ia berdosa walaupun karena meninggalkan maksiat, karena ia meninggalkannya bukan karena Allah. Sebagaimana orang mengerjakan suatu ibadah bukan karena Allah, ia berdosa. Oleh sebab perbuatan meninggalkan sesuatu dan menjauhinya adalah tergolong amalan hati, maka apabila ia mengerjakan suatu ibadah selain untuk Allah maka ia berhak mendapatkan dosa,” (selesai nukilan dari Syifa’ul ‘Aliil 170).

3. Ia meninggalkan kemaksiatan karena malu kepada manusia. Maka ini tidaklah berdosa. Akan tetapi ia berpahala apabila ia memiliki tujuan syar’i yang dicintai Allah Ta’ala. misalnya ia meninggalkan kemaksiatan itu karena takut dicela oleh kalangan da’i dan pemuka agama di tempat itu.

Ibn Qayyim Al Jauziyyah rahimahullah menjelaskan dalam rangka membedakan dengan kondisi sebelumnya di atas, “Maka apabila ada pertanyaan apakah ia berdosa karena meninggalkan kemaksiatan dengan sebab malu kepada manusia dan mempertahankan kehormatannya di mata mereka, takut apabila kehormatannya jatuh akibat perbuatan maksiat, maka Allah subhanahu tidak mencelanya dan tidak melarang hal tersebut.

Pendapat lain menyatakan, tidaklah diragukan lagi bahwa ia tidak berdosa atas hal itu, hanyasanya ia berdosa karena taqarrub (mendekatkan diri) pada manusia dan berbuat riya’ kepada mereka. Apabila ia meninggalkan kemaksiatan itu karena takut pada Allah dan mendekatkan diri padaNya, padahal batinnya tidak seperti itu, maka berbeda antara meninggalkan maksiat karena taqarrub pada manusia dan berbuat riya’ pada mereka, dan meninggalkan maksiat karena malu pada manusia, takut pada gangguan mereka bila ketahuan, dan jatuhnya martabat. Maka ini tidak berdosa atasnya bahkan berpahala apabila tujuannya dicintai Allah, misalnya agar menjaga martabat dakwah, atau supaya dakwahnya diterima dan sebagainya,” (selesai nukilan dari Syifa’ul ‘Aliil 170).

4. Meninggalkan maksiat karena semata-mata tidak mau mengerjakannya, bukan karena takut pada Allah atau karena faktor dari manusia lain. Maka ia tidak berpahala, juga tidak berdosa.

Syaikhul Islam rahimahullah menjelaskan, “Adapun apabila ia meninggalkan maksiat karena takut pada Allah maka akan dicatat oleh Allah sebagai kebaikan sempurna. Berdasarkan hadits, “Catatlah ia sebagai kebaikan karena sesungguhnya ia meninggalkan (maksiat) karena Aku.” []

SUMBER: MUSLIM.OR.ID

ShareSendShareTweetShare
Advertisements



ADVERTISEMENT
Previous Post

Segera Datang Rezeki Berlimpah, Ini Dia Tandanya

Next Post

5 Keturunan Iblis

Saad Saefullah

Saad Saefullah

Lelaki dengan tiga orang anak yang menyukai kisah-kisah Nabi dan para sahabat

Terkait Posts

doa ketika menghadapi kesulitan dan kesedihan amalan di hari Asyura, amalan penerang dan penyelamat siksa kubur, Syariat seputar hari tasyrik, doa di waktu fajar, doa agar dijauhkan dari kemiskinan, booster keimanan

Diajarkan Rasulullah ﷺ, Inilah Doa ketika Menghadapi Kesulitan dan Kesedihan

14 Agustus 2022
Tata Cara Sholat Witir Buang Angin Ketika Salam Shalat, Cara Agar Rajin Shalat Malam, Shalat Tahajud, Tempat yang Dilarang untuk Shalat

8 Tempat yang Dilarang untuk Shalat

14 Agustus 2022
Shalat Tahajjud Amalan Agar Terlindung dari Serangan Ilmu Hitam atau Sihir Syarat Shalat Khusyu, Waktu Pelaksanaan Shalat Witir, Cara Mencegah Orang yang Berjalan di Depan ketika Shalat

Cara Mencegah Orang yang Berjalan di Depan ketika Shalat

13 Agustus 2022
Cara Hidup Sehat Ala Rasullulah Waktu Bersiwak, yang Dibolehkan ketika Puasa, Cara Rasul Memakai Siwak, Keutamaan Bersiwak

3 Keutamaan Bersiwak

12 Agustus 2022
Please login to join discussion
Facebook Twitter Youtube Pinterest

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist