• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Kamis, 18 Desember 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Dari Anda Opini

Keislaman sebagai Mahar Ummu Sulaim

Oleh Rifki M Firdaus
8 tahun lalu
in Opini
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Foto: Pinterest

Foto: Pinterest

1
BAGIKAN

Oleh: Haikal Fadhil Anam
Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Ar-Rumaisha binti Milhan an-Najjariyah yang berkurn-yah (laqab/panggilan) Ummu Sulaim telah menjada setelah suaminya meninggal dunia. Ia berduka citadan bersedih hati atas hal itu. Suami yang selalu mendampinginya dan selalu memberikan nafkahnya kini telah tiada.

Kabar tersebut terdengar sampai ke telinga Zaid bin Sahal an-Najjari yang berkun-yah (laqab/panggilan) Abu Talhah. Ia bukannya berduka cita, tetapi justru malah bersuka cita mendengar kabar tersebut. Tidak heran, karena Ummu Sulaim merupakan perempuan idaman di zaman-nya, karena ia perempuan terhormat, berakhlak luhur, berakal pintar cerdas, dan bersifat sempurna kiralah itu gambarannya.

Abu Talhah lantas berinisiatif untuk segera melamarnya sebelum orang lain dari kalangan penduduk Madinah menyerobot dan melamarnya. Sudah barang tentu perempuan dengan sifat yang sempurna itu menjadi dambaan setiap lelaki. Abu Talhah percaya bahwa dirinyalah yang akan dipilih oleh Ummu Sulaim, dan tidak akan memilih selain dirinya.

ArtikelTerkait

5 Prinsip Emas Bisnis Rasulullah yang Relevan Sepanjang Zaman

Apa yang Terjadi Jika Makan Telur Tiap Hari?

The End of Medsos

Apa Itu Nimbus, Varian Baru Covid 19 yang Lagi Merebak?

Ia percaya seperti itu, karena ia merupakan seorang laki-laki yang memiliki segalanya dibanding yang lain. Berkedudukan terhormat dan memiliki kekayaan yang melimpah. Di samping itu pula, ia adalah seorang yang masuk dalam barisan pasukan berkuda Bani an-Najjar dan salah seorang pemanah ulung bumi Yastrib.

Tanpa pikir panjang, Abu Talhah langsung berangkat ke rumah Ummu Sulaim. Di tengah perjalanan, ia teringat bahwa Ummu Sulaim telah masuk Islam, yakni ia telah beriman kepada Muhammad dan mengikuti agamanya. Ummu Sulaim masuk Islam karena usaha dari dai Mekkah Mush’ab bin Umair.

Namun, ia tidak memikirkan lebih lanjut, karena ia berpikir bahwa suami yang telah meninggalnya pun berpegang ke ajaran nenek moyang dan menjauhi agama Nabi Muhammad.

Setelah beberapa lama di perjalanan, Abu Talhah sampai di rumah Ummu Sulaim, ia meminta izin untuk masuk ke rumahnya dan Ummu Sulaim mengizinkannya. Ketika itu, anaknya Ummu Sulaim, Annas ikut menemani. Abu Talhah langsung menyatakan maksudnya. Ia mengatakan bahwa ia ingin melamar dirinya.

Ummu Sulaim menjawab, “Wahai Abu Talhah, orang sepertimu tidaklah pantas untuk ditolak, namun, aku tidak akan menikah denganmu karena kamu laki-laki kafir”.

Dalam pikirannya ia mengira bahwa Ummu Sulaim menjawab demikian karena hanya untuk beralasan bahwa ia sesungguhnya telah memiliki laki-laki lain yang lebih banyak hartanya dan lebih terhormat dibandingnya.

Maka Abu Talhah memastikan dengan bertanya lagi kepadanya, “Demi Allah apa yang menghalangimu untuk menerima lamaranku wahai Ummu Sulaim?” Ummu Sulaim balik bertanya, “Apa yang menghalangimu wahai Talhah?” Abu Talhah menjawab, “Emas dan perak”. Ummu Sulaim heran, “emas dan perak?” “Benar” jawab Talhah. Ummu Sulaim lantas berkata, “Sesungguhnya aku menjadikanmu sebagai saksi wahai Abu Talhah, aku menjadikan Allah dan rasul-Nya sebagai saksi bahwa seandainya engkau masuk Islam maka aku akn menerimamu sebagai suamiku tanpa emas dan tanpa perak, keislamanmu cukup sebagai maharku”.

Ketika Abu Talhah menyimak kata-katanya, ia teringat pada berhalanya yang terbuat dari kayu mahal dan memperlakukannya dengan istimew seperti pembesar lainnya yang ada di daerahnya.

Ummu Sulaim berkata, “Bukankah kamu mengetahui wahai Abu Talhah bahwa Tuhan yang kau sembah selain Allah hanyalah sebilah kayu yang tumbuh dari bumi?”.

Abu Talhah menjawab, “Benar”. “Tidakkah kau merasa malu ketika kamu menyembah sebila kayu, lantas kamu menjadikannya sebagai Tuhan, sedangkan orang-orang menjadikannya kayu bakar yang dengannya menyalakan api untuk memasak roti. Sesungguhny jika kamu masuk Islam wahai Abu Talhah, maka aku akan menerimamu sebagai suamiku dan aku tidak berharap mahar selain keislamanmu” ucap Ummu Sulaim.

Abu Talhah pun menjawab, “Siapakah yang hendak akan membimbingku kepada Islam?”. “Aku bisa membantumu” ucap Ummu Sulaim. Lanjut Talhah, “Bagaimana?” Ummu Sulaim berkata, “ucapkanlah kalimatul haq, bersaksilah bahwa tidak ada illah (Tuhan) yang berhak untuk disembah selain Allah, kemudian pulanglah dan hancurkan semua berhalamu”.

Dengan raut yang berseri-seri Abu Talhah menyatakan kesaksiannya, “Aku bersaksi bahwa tidak ada Illah (Tuhan) yang berhak disembah selain Allah dan bahwa Muhammad utusan Allah”. Kemudian Abu Talhah menikah dengan Ummu Sulaim.

Kabar pernikahan tersebut terdengar kepada yang lainnya. Kaum muslim mengatakan, “Aku tidak mendengar mahar yang lebih mulia selain daripada mahar Ummu Sulaim, ia menjadikan islam sebagai maharnya.”

Sejak hari itu, Abu Talhah bergabung di bawah panji-panji Islam, dan dia memberikan segala kemampuannya untuk mengabdi kepada Islam. Sampai meninggalnya, Abu Talhah selalu memperjuangkan Islam.

Hikmahnya, tidaklah perlu kiranya menuntut mahar yang berlebih bahkan sampai di luar kemampuan sang calon. Perlu kiranya belajar dari Ummu Sulaim yang hanya menjadikan Islam sebagai mahar.

Mahar dalam pernikahan bukanlah terletak pada besar dan kecilny tetapi pada kesungguhannya. Dalam al-Qur’an mahar disebutkan dengan kata Suduqot kata tersebut pada makna awalnya adalah kejujuran. Jadi mahar yang paling utama ketika hendak melakukan pernikahan adalah kejujuran. Wallahu’alam. []

Sumber: Basya, Abdurrahman Ra’fat. 2013. Shuwaru min Hayatish Shahabah diterjemahkan oleh Izzudin Karimi menjadi Mereka Adalah Para Sahabat. Solo: At-Tibyan.

Tags: IslammaharMualafummu sulaim
ShareSendShareTweetShareScan
ADVERTISEMENT
Previous Post

5 Kerugian bagi Umat Muslim di Bulan Ramadhan

Next Post

Inilah 10 Nama Bulan Ramadhan dalam Al Qur’an dan Hadits

Rifki M Firdaus

Rifki M Firdaus

Terkait Posts

Leasing, Bisnis

5 Prinsip Emas Bisnis Rasulullah yang Relevan Sepanjang Zaman

11 Juli 2025
telur

Apa yang Terjadi Jika Makan Telur Tiap Hari?

16 Juni 2025
Threads

The End of Medsos

14 Juni 2025
Syarat Taubat Diterima, Waktu Mustajab untuk Berdoa, Hukum Menggunakan Masker ketika Shalat, Waktu Berdoa yang Mustajab, Hadits tentang sabar, Sedekah Shubuh, ibadah, keutamaan berdoa, Syarat Taubat, Waktu Mustajab untuk Berdoa di Hari Jumat, Hukum Menghadiahkan Al-Fatihah untuk Diri Sendiri, Doa Memohon Ampunan pada Allah SWT, Perkara Iman, Istighfar,Hukum Meminta Doa dari Orang Lain, Nimbus

Apa Itu Nimbus, Varian Baru Covid 19 yang Lagi Merebak?

13 Juni 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Melakukan Perubahan, sifat jujur, orang yang meninggalkan shalat, istidraj, FITNAH, SYAHWAT, maksiat, bunuh diri, dosa, maksiat, taubat

5 Alasan Jangan Mengungkit Dosa Masa Lalu Seseorang yang Sudah Bertaubat

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

agar tidak mengulangi dosa, mengganti shalat wajib, dosa jariyah, mandi, dosa, shalat

Jangan Tinggalkan Shalat Meski Badan Kotor saat Kerja, Tidak Semua Kotor Itu Najis

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

Senin

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

Oleh Dini Koswarini
14 Juli 2025
0

Cerai, Sebab Zina Dilarang dalam Islam, zina, Penyebab Lelaki Selingkuh, Talak

Talak: Halal yang Dibenci, Senjata Iblis untuk Memecah Belah

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999! 1

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999!

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Terpopuler

85 Motto Hidup dari Kutipan Ayat Alquran

Oleh Eneng Susanti
17 Januari 2023
0
motto hidup ayat Alquran, cara menjadikan Al-Qur'an sebagai penyembuh

SAHABAT mulia Islampos, ada banyak pelajaran dan hikmah yang bisa dipetik dari Alquran. Banyak pula kutipan ayat Alquran yang bisa...

Lihat LebihDetails

MasyaAllah, Inilah 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan beserta Artinya

Oleh Haura Nurbani
24 Agustus 2023
0
Hukum Mengubur Ari-ari Bayi, Fakta Bayi Baru Lahir, ASI, ciri bayi cerdas, nama, Nama Anak Perempuan, Hukum Bayi Tabung dalam Islam, Doa ketika Melahirkan

Nama Sahabiyat adalah nama wanita-wanita agung yang dikaitkan dengan Nabi Muhammad dalam menyebarkan Islam bersamanya.

Lihat LebihDetails

Manfaat dan Keutamaan Surat Al Balad

Oleh Andre S
7 Januari 2022
0
surat al balad

Surat Al Balad adalah surat yang ke 90, terdiri dari 20 ayat. Dinamakan Al Balad karena diambil dari lafal Al...

Lihat LebihDetails

Kata-kata Bijak tentang Tahajjud, Bermunajat kepada Allah di Gelapnya Malam

Oleh Saad Saefullah
20 November 2020
0
Kiat Bangun Tahajjud

MESKI tidak wajib, shalat tahajjud merupakan shalat sunnah yang sangat utama. Banyak sekali dalil-dalil, baik dari alquran maupun hadis, yang...

Lihat LebihDetails

Jawab 20 Pertanyaan tentang Islam Ini, dari yang Paling Mudah sampai yang Agak Sulit

Oleh Dini Koswarini
2 Mei 2025
0
Teka Teki Fiqih, Pertanyaan, Pertanyaan tentang Islam

Berikut 20 soal pilihan ganda bertema Islami, disusun dari tingkat mudah hingga sulit, lengkap dengan jawabannya,

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.