JAKARTA–Kabar baik bagi 13 juta masyarakat yang memiliki gaji di bawah Rp 5 juta per bulan. Pasalnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan untuk memberikan bantuan dengan total anggaran mencapai Rp 31,2 triliun. Ini artinya pemerintah akan memberikan bantuan Rp600 ribu per bulan kepada karyawan yang bergaji di bawah Rp5 juta.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku pemerintah sedang mengkaji pemberian bantuan kepada para pegawai yang bergaji di bawah Rp 5 juta per bulan.
BACA JUGA: Pemerintah RI Kucurkan Dana Bantuan Rp36,5 M untuk Palestina
“Pemerintah sedang mengkaji pemberian bantuan gaji kepada 13 juta pekerja yang mendapatkan yang memiliki upah di bawah Rp5 juta,” kata Sri Mulyani dalam video conference, Jakarta, Rabu (5/8/2020).
Rencananya, bantuan akan disalurkan mulai September 2020. Berlangsung selama empat bulan atau hingga Desember 2020.
Rencana ini juga diungkap Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Erick Thohir.
Erick mengatakan, fokus bantuan pemerintah ini adalah 13,8 juta pekerja non PNS dan BUMN yang aktif terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan dengan iuran di bawah Rp150 ribu per bulan atau setara dengan gaji di bawah Rp5 juta per bulan.
Artinya, dalam sebulan pemerintah menggelontorkan dana segar Rp8,2 triliun. Dalam waktu empat bulan, program ini menghabiskan anggaran Rp32,8 triliun.
“Bantuan sebesar Rp600 ribu per bulan selama empat bulan,” kata Erick Thohir dalam keterangan tertulis, Kamis (6/8/2020).
Erick menyebut program stimulus ini sedang difinalisasi agar bisa dijalankan oleh Kementerian Ketenagakerjaan pada September 2020.
BACA JUGA: Belum Dapat Bantuan, Janda Miskin Nangis Tiap Malam karena Bingung Besok Makan Apa
“(Bantuan) akan langsung diberikan per dua bulan ke rekening masing-masing pekerja sehingga tidak akan terjadi penyalahgunaan,” ujarnya.
Tujuan pemerintah menggelontorkan bantuan gaji tambahan ini adalah untuk mendorong konsumsi masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
“Hal ini penting untuk menggerakkan perekonomian dan mendorong pemulihan ekonomi,” kata Erick Thohir. []
SUMBER: DETIK