• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Jumat, 9 Juni 2023
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
No Result
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Islampos

Inilah Mualaf Inggris Pertama yang Pertama Kali Terjemahkan Alquran

by Eneng Susanti
3 tahun ago
in Sosok
Reading Time: 4 mins read
A A
0
Makam Muhammad Mahmaduke Pickthall. Foto: Islamicity

Makam Muhammad Mahmaduke Pickthall. Foto: Islamicity

PENERJEMAHAN Alquran telah dilakukan sejak masa lampau. Di Inggris, Alquran pertama kali diterjemahkan pada 1934 oleh seorang muslim keturunan Pakistan bernama Sir Abdullah Yusuf Ali.

Selain dia, penerjemahan Alquran di negeri Ratu Elizabeth itu juga dilakukan oleh seorang mualaf berkebangsaan Inggris, yakni Muhammad Marmaduke Pickthall.

Siapa dia?

Pickthall adalah seorang intelektual Muslim Barat yang terkenal dengan karya terjemahan Alqurannya yang puitis dan akurat dalam bahasa Inggris. Ia merupakan pemeluk Kristen Anglikan yang kemudian berpindah agama memeluk Islam. Sosoknya juga dikenal sebagai seorang novelis, jurnalis, kepala sekolah serta pemimpin politik dan agama.

ArtikelTerkait

Inilah Sosok Umar Bin Abdul Aziz yang Mengagumkan

Hakeem Olajuwon, Sebuah Kisah tentang NBA dan Seorang Muslim

Dikenal sebagai Guru Muhammad Al Fatih, Siapakah Syaikh Aaq Syamsuddin?

KH Wahab Hasbullah (Mbah Wahab), Bapak Fikih Peradaban

BACA JUGA: Dilahirkan di Keluarga Pembenci Islam, Pria Ini Justru Jadi Mualaf Usai Baca Alquran

Muhammad Marmaduke Pickthall terlahir dengan nama William Pickthall pada tanggal 7 April tahun 1875. Dia berasal dari keluarga kelas menengah di Suffolk, Inggris.

Ayahnya Charles Grayson Pickthall adalah seorang Pendeta Anglikan. Oleh karena itu, William tumbuh dan dibesarkan di tengah keluarga penganut Kristen Anglikan yang taat.

Ketika usianya menginjak lima tahun, sang ayah meninggal. Tak lama berselang keluarganya pun memutuskan untuk menjual tempat tinggal mereka di Suffolk dan pindah ke kota London.

Kepindahan tersebut sempat membuat William depresi dan sakit-sakitan. Sifat pemalu yang ada pada dirinya, membuat dia sulit untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya. Terlebih lagi ketika ibunya Mary O’Brien memasukannya ke Harrow, sebuah sekolah swasta elite khusus bagi murid laki-laki. Satu-satunya yang menjadi teman penghiburnya saat menimba ilmu di Harrow adalah Winston Churchill.

Saat di Harrow, William mulai menunjukkan ketertarikannya terhadap ilmu bahasa. Selepas tamat dari Harrow, ia mulai mempelajari sejumlah bahasa, di antaranya Gaelik (bahasa orang Skotlandia) dan Welsh (bahasa orang Wales).

Oleh karena kemahirannya dalam penguasaan kedua bahasa ini, maka salah seorang gurunya di Harrow mendaftarkan William untuk mengikuti ujian seleksi penerimaan pegawai di Departemen Luar Negeri. Namun ia gagal dalam ujian.

Kegagalan tersebut tidak membuat William patah arang. Ia kemudian menghabiskan waktunya untuk mempelajari bahasa Arab dengan harapan suatu saat ia bisa memperoleh pekerjaan sebagai seorang konsuler di Palestina.

Di usianya yang belum genap 18 tahun, ia memutuskan untuk berlayar ke Port Said, sebuah kota pelabuhan yang berada di kawasan timur laut Mesir. Perjalanan itu menjadi awal mula petualangannya ke negara-negara muslim di kawasan Timur Tengah dan Turki.

Keahliannya dalam berbahasa Arab telah memikat penguasa Ottoman (Turki Usmaniyah). Atas undangan dari pihak Kesultanan Ottoman, William yang kala itu belum menjadi seorang Muslim, mendapat tawaran untuk belajar mengenai kebudayaan Timur.

Selama masa Perang Dunia I tahun 1914-1918, William banyak menulis surat dukungan terhadap Turki Usmaniyah. Saat propaganda perang dikumandangkan tahun 1915 yang mengakibatkan pembantaian di Armenia, dia secara terang-terangan menentangnya dan menyatakan bahwa kesalahan tidak bisa ditimpakan kepada pemerintah Turki atas kejadian tersebut.

BACA JUGA: Ingin Pelajari Islam, Pasangan Tunanetra di AS Ini Produksi Sendiri Alquran Braille Terjemah Bahasa Inggris

Pada saat banyak imigran Muslim asal India di London dibujuk oleh Kementerian Luar Negeri untuk menyediakan bahan-bahan propaganda dukungan terhadap Inggris dalam perang melawan Turki, ia tidak bergeming. Ia tetap tegas dengan pendiriannya guna membela saudaranya sesama Muslim.

Begitu juga saat komunitas Muslim di Inggris diberikan pilihan apakah setia terhadap sekutu (Inggris dan Prancis) atau justru mendukung Jerman dan Turki, jawaban yang diberikan William cukup mengejutkan. Dia tetap pada pendiriannya tidak akan mendukung negaranya itu.

Perjalanan ke negara-negara Islam dan Turki ini, telah membuat William banyak bersentuhan langsung dengan ajaran Islam. Dari situ kemudian mulai muncul rasa ketertarikan terhadap Islam.

Pada tahun 1917, dia akhirnya mantap masuk Islam dan mengganti namanya menjadi Muhammad Marmaduke Pickthall. Bahkan sebelumnya William sempat menjadi pembicara pada diskusi yang diadakan Muslim Literary Society bertajuk ‘Islam and Progress’ tanggal 29 Nopember 1917 di Notting Hill, London Barat.

Setelah menjadi mualaf, Pickthall banyak berkecimpung dalam berbagai kegiatan yang terkait dengan syiar Islam. Tahun 1919, ia aktif di Biro Informasi Islam yang berkedudukan di London serta beberapa usaha penerbitan media Islam lainnya seperti Muslim Outlook.

Usai merampungkan novelnya berjudul Early Hours tahun 1920, dia mendapat penugasan di India sebagai editor di surat kabar Bombay Chronicle. Kemudian, di tahun 1927 William pindah ke penerbitan jurnal tiga bulanan Islamic Culture selaku editor yang berkantor di Hyderabad.

BACA JUGA: Ini Kata Mualaf Inggris Legendaris tentang Alquran Terjemahan

Ada satu lagi sumbangsihnya selama tinggal di Hyderabad terkait dengan upaya menegakkan syiar Islam. Tahun 1925, Pickthall diundang oleh Komite Umat Muslim di Madras untuk memberikan kuliah umum tentang segala aspek mengenai Islam.

Koleksi dari bahan-bahan kuliahnya ini sudah dipublikasikan tahun 1927 dengan harapan agar kalangan non-Muslim lainnya dapat mengerti apa itu agama Islam.

Pickthall mempunyai obsesi menerjemahkan kitab suci Alquran ke dalam bahasa Inggris. Dia merasa adalah tanggungjawab semua umat Muslim untuk memahami Alquran dengan sebenar-benarnya. Namun obsesinya ini baru terealisasi pada tahun 1928, setelah ia berhasil menyelesaikan proyeknya dalam menerjemahkan Alquran.

Hasil kerja kerasnya ini kemudian ia terbitkan pada tahun 1930 dan diberi judul ‘The Meaning of the Glorious Koran‘. Karya ini diselesaikan di kota Nizamate, Hyderabad, sebuah kawasan yang di Selatan India yang didominasi umat Islam. Karya Muhammad Marmaduke Pickthall tersebut dianggap oleh banyak kalangan sebagai karya monumental.

Seperti ilmuwan Muslim lainnya, Pickthall tidak menerjemahkan kata Allah SWT dalam Alquran. Ia menulis dalam kata pengantarnya, ”Quran tidak bisa diterjemahkan.” Jadi, terjemahannya tetap berdampingan dengan teks asli Alquran dalam bahasa Arab.

Awal 1935 Pickthall kembali ke Inggris. Tahun 1936 ia berpindah ke St Ives dan meninggal di kota kecil itu pada tanggal 19 Mei 1936.

Pickthall dimakamkan di pemakaman Muslim di Brookwood, Surrey (dekat Woking, Inggris) empat hari kemudian. Oleh kaum Muslim Inggris, Pickthall dijuluki sebagai “pejuang agama” dan “pelayan Islam sejati”. []

Referensi: Tujuh Mualaf yang Mengharumkan Islam/Karya: Tofik Pram/Noura Books/Tahun: 2015

 

Tags: alquraninggrisMualafMuhammad Maumaduke PickthallTerjemah
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Salahkah Jika Kita Mencintai Dunia?

Next Post

2 Pertemuan Nabi Adam dengan Malaikat Maut

Eneng Susanti

Eneng Susanti

Related Posts

Umar bin Abdul Aziz, Umar bin Abdul Azis, Nasihat Umar bin Abdul Aziz, Umar bin Abdul Azis

Inilah Sosok Umar Bin Abdul Aziz yang Mengagumkan

6 Mei 2023
Hakeem Olajuwon

Hakeem Olajuwon, Sebuah Kisah tentang NBA dan Seorang Muslim

4 Mei 2023
Syaikh Aaq Syamsuddin,

Dikenal sebagai Guru Muhammad Al Fatih, Siapakah Syaikh Aaq Syamsuddin?

13 Februari 2023
KH Wahab Hasbullah

KH Wahab Hasbullah (Mbah Wahab), Bapak Fikih Peradaban

25 Januari 2023
Please login to join discussion

Terbaru

Tata Cara Melaksanakan Sa'i

Pemberangkatan Gelombang 1 Berakhir, 89.681 Jemaah dan Petugas Haji Sudah Tiba di Tanah Suci

by Amang Dede
9 Juni 2023
0

Fase pemberangkatan jemaah haji dari Tanah Air ke Tanah Suci fase gelombang pertama hari ini berakhir.

Penyebab Lemahnya Iman, Gaji 100 Juta, Nasihat Imam Al-Ghazali, harta

Saudaraku, Inilah Harta Kita yang Sesungguhnya

by Dini Koswarini
8 Juni 2023
0

Saudaraku, banyak harta kita yang sesungguhnya?

muhasabah, Hukum Bacaan Alquran Dijadikan Nada Dering HP, sombong, Bahaya Pujian

Bahaya Pujian

by Dini Koswarini
8 Juni 2023
0

Wapadalah akan bahaya pujian. 

jusuf hamka

Jusuf Hamka Tagih Utang Rp 800 M ke Pemerintah, Ini Penjelasan Kemenkeu

by Yudi
8 Juni 2023
0

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) merespons pengusaha jalan tol, Jusuf Hamka, yang menagih ke pemerintah sebesar Rp 800 miliar.

Terpopuler

No Content Available
Facebook Twitter Youtube Pinterest

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

No Result
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.