SEBUAH sistem kendali yang terdapat di kokpit pesawat Boeing 737 MAX diduga mengalami kerusakan. Hal ini disinyalir menjadi salah satu penyebab jatuhnya Lion Air JT-610 yang menewaskan 189 orang beberapa pekan lalu.
Menurut para ahli penerbangan, pejabat FAA (Badan Aviasi Federal AS), dan pilot yang terlibat dalam penyelidikan JT-610 kepada Wall Street Journal (WSJ), Selasa (13/11), hal ini baru disampaikan Boeing dalam buletin keselamatan penerbangan seminggu setelah kecelakaan Lion Air terjadi. Sumber WSJ mengatakan, jika saja hal ini sudah diberitahu Boeing lebih dulu, bisa jadi insiden kecelakaan tersebut bisa dihindari.
Kerusakan sistem diduga berada pada sistem pencegahan mati mesin yang baru diaplikasikan pada Boeing 737 MAX 8 dan 9. Sistem ini tidak ada di 737 versi sebelumnya sehingga tidak familiar di kalangan penerbang.
BACA JUGA: Penuhi Permintaan Terakhir Calon Suami yang Jadi Korban Lion Air JT610, Intan Kenakan Baju Pengantin
Sistem baru ini memiliki sensor yang akan menyala jika pilot tidak sengaja menaikkan hidung pesawat terlalu tinggi sehingga membahayakan penerbangan.
Sistem tersebut kemudian akan mendorong hidung pesawat turun dengan keras. Dalam skenario ini, kecelakaan bisa terjadi. Menurut buletin Boeing, sistem ini bisa mendorong hidung pesawat terlalu dalam, membuat pesawat menukik tajam lalu jatuh.
Dalam kasus pesawat Lion Air bernomor ekor PK-LQP, diduga ada kerusakan data dalam sistem ini yang membuat sensor menyala meski hidung pesawat dalam keadaan tidak naik.
Padahal menurut buletin Boeing, jika saja pilot mengetahui sistem ini, dia bisa segera mematikan sistem tersebut untuk memulihkannya.
Pengungkapan Boeing mengejutkan para ahli penerbangan dan pilot. Sistem ini tidak pernah diberitahukan sebelumnya kepada maskapai atau penerbang. Hal ini memicu protes dari para pilot.
Pasalnya sistem pada MAX 8 berbeda dengan versi 737 sebelumnya yang tidak secara otomatis menurunkan hidung pesawat. Untuk 737 versi lama, Boeing melakukan pelatihan selama bertahun-tahun untuk pengoperasian sistem ini. Pilot wajib menghafal cara mengatasinya, namun tidak dengan MAX 8.
BACA JUGA: Cari CVR Pesawat Lion Air JT 610, KNKT Datangkan Kapal dari Singapura
“Sangat konyol menempatkan sebuah sistem di pesawat dan tidak memberitahu pilot yang mengoperasikannya, terutama jika berkaitan dengan kendali penerbangan. Mengapa mereka tidak diberikan pelatihan?” kata Kapten Mike Michaelis, ketua komisi keselamatan di Allied Pilots Association.
Salah satu pejabat FAA kepada WSJ mengatakan sebelumnya Boeing tidak pernah menyoroti permasalahan ini dalam semua silabus pembelajaran atau diskusi dengan maskapai dan regulator soal 737 MAX 8 sebelumnya.
Boeing baru mengubah silabus pembelajaran soal pesawat mereka seminggu usai insiden Lion Air JT-610. Menurut Direktur Angkasa Training Center (ATC) Lion Air, Dibyo Soesilo, ada tiga materi tambahan yang diberikan Boeing, yaitu runaway stabilizer, airspeed unreliable, dan recovery training.
Runaway stabilizer ini, kata Dibyo pada Senin (12/11), merupakan pelatihan kepada pilot untuk mengatasi situasi ketika hidung pesawat tiba-tiba turun tanpa diperintah.
Dibyo menyebut, penambahan materi ajar itu memang khusus dilakukan karena permintaan Boeing. “Artinya begini, simulator ada pelatihan namanya A, B, C, D, ditambahkan dari yang tidak ada, Ini harusnya normalnya tidak terjadi apa-apa, kejadian ini karena ada arahan dari Boeing harus ada pelatihan ini,” ucapnya.
Pekan lalu Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menemukan adanya kerusakan sensor pesawat bernama Angle of Attack (AOA). AOA ini menunjukkan kemiringan pesawat yang menjadi dasar penghitungan kecepatan pesawat.
BACA JUGA: Penyelam Lion Air JT 610 dapat Terapi Hiperbarik
Sejauh ini telah ada 200 Boeing 737 MAX yang dikirimkan ke maskapai di seluruh dunia. Pihak Boeing tidak merespons mengapa sistem kendali baru ini dirahasiakan. Namun mereka mengaku yakin dengan sistem keselamatan 737 MAX.
“Kami mengambil semua langkah untuk memahami seluruh aspek dalam insiden ini, bekerja sama dengan tim penyidik dan seluruh otoritas regulator yang terlibat. Kami meyakini aspek keselamatan 737 MAX,” ujar pernyataan Boeing. []
SUMBER: KUMPARAN