BERIKUT beberapa ciri suami yang tidak mau mendengarkan istri, beserta dampak dan langkah-langkah penyelesaiannya:
1- Sering Memotong Pembicaraan
– Saat istri mulai menyampaikan pendapat atau keluhannya, suami langsung memotong dengan argumen sendiri atau beralih topik.
– Dampak: Istri merasa tidak dihargai, komunikasi jadi terhambat.
2- Mengabaikan Ekspresi Emosi
– Istri menunjukkan perasaan sedih, stres, atau marah, tapi suami cenderung cuek atau menyepelekan (“Ah, nanti juga reda sendiri”).
– Dampak: Istri merasa kesepian dan tidak didukung secara emosional.
BACA JUGA: 9 Cara Mengatasi Suami Istri yang Merasa Bosan dalam Pernikahan
3- Jarang Melibatkan dalam Pengambilan Keputusan
– Segala hal—mulai dari anggaran rumah tangga hingga pendidikan anak—diambil sepihak oleh suami tanpa berkonsultasi.
– Dampak: Istri kehilangan rasa kepemilikan dan tanggung jawab dalam keluarga.
4- Bersikap Otoriter
– Suami menuntut segala sesuatu berjalan sesuai keinginannya, tanpa ruang diskusi atau kompromi.
– Dampak: Istri merasa tertekan, bisa memicu konflik berkepanjangan.
5- Lebih Memprioritaskan Gadget atau Pekerjaan
– Setiap kali istri berbicara, suami sibuk dengan ponsel, televisi, atau pekerjaan—tanpa menatap atau memberi respon.
– Dampak: Menurunnya kualitas “waktu berkualitas” (quality time) dalam rumah tangga.
6- Sulit Menerima Kritik atau Masukan
– Jika istri memberi masukan—misalnya tentang cara mendidik anak—suami segera defensif, menganggap istri “merepotkan”.
– Dampak: Istri enggan lagi menyampaikan pendapat, komunikasi satu arah.
7- Kurang Memberi Perhatian pada Bahasa Tubuh
– Suami tidak peka ketika istri menatap, menunduk, atau bahasa tubuh lainnya sebagai tanda ingin bicara.
– Dampak: Rasa diabaikan makin tumbuh, menurunkan ikatan emosional.
Landasan dan Hikmah Bersikap Mendengar
Allah SWT memerintahkan: “Dan bergaullah dengan mereka (istri-istrimu) secara baik…” (QS. An-Nisāʾ [4]: 19)
Rasulullah ﷺ bersabda: “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah…” (HR. Muslim)
— kekuatan itu juga mencakup kemampuan berkomunikasi dengan penuh kasih sayang.
Langkah Perbaikan Komunikasi
1- Saling Mengingatkan dengan Lemah Lembut
– Istri boleh menegur suami dengan bahasa yang lembut, misalnya: “Bapak, bolehkah Ibu sampaikan sedikit? Ibu butuh masukan Bapak.”
2- Menetapkan ‘Waktu Bicara’ Rutin
– Sisihkan 15–30 menit tanpa gangguan gadget, untuk berdiskusi tentang kondisi hati, rencana keluarga, atau kendala sehari-hari.
BACA JUGA: Suami Istri Wajib Mandi dalam Jima
3- Aktif Mendengar (Active Listening)
– Suami belajar menatap mata istri, mengangguk, dan merangkum kembali apa yang diucapkan (“Jadi Ibu merasa…?”).
4- Belajar dari Sunnah dan Teladan Ulama
– Banyak kisah sahabat dan keluarga Rasulullah yang menunjukkan betapa beliau sabar dan bijak dalam mendengar.
5- Konseling Pra-nikah atau Konseling Pasangan
– Jika kesulitan berkomunikasi sudah berkepanjangan, pertimbangkan pendampingan ustadz/ah konselor keluarga.
Dengan mengenali ciri-ciri di atas dan menerapkan langkah-langkah perbaikan, insya Allah suami-istri dapat menjalin komunikasi yang lebih harmonis, penuh saling menghargai dan menguatkan. Semoga bermanfaat! []