LOMBOK—Kondisi panik melanda lokasi pengungsian di Dusun Tanak Sanggar, Desa Sokong, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Timur, Ahad (12/8/2018) lalu. Warga yang ada di pengungsian bukan panik lantaran ada gempa susulan. Mereka panik lantaran ada salah satu pengungsi yang akan melahirkan.
‘’Bagaimana tidak panik pak, ada yang mau melahirkan. Kondisi gelap gulita. Mau bawa kemana, kita ngga tau,’’ujar salah seorang warga kepada Tim Relawan Gabungan Amal Mulia, For Humanity dan Amal Bhakti Dunia Islam yang kebetulan berada di dekat lokasi.
Lokasi pengungsian ini terisolir. Hal ini dikarenakan jembatan yang menjadi akses ke dusun rusak pasca gempa. Untuk menuju Dusun Tanak Sanggar ini hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua. Beruntung, ada tim dokter dari tim relawan lain yang bisa diajak ke lokasi pengungsi. Di tengah kondisi gelap gulita dan peralatan seadanya, tim dokter relawan pun membantu proses persalinan.
BACA JUGA: Begini Kondisi Shalat Jum’at Kedua Pasca Gempa di Lombok
Mereka terdiri dari tiga orang. Satu orang memegang telepon genggam dan menggunakan fitur lampu penerangan untuk menerangi proses persalinan. Dua dokter lainnya membantu proses persalinan secara langsung. Setelah sepuluh menit proses persalinan berlangsung, suara tangisan bayi pun terdengar. Dalam proses persalinan darurat itu, telah lahir seorang bayi laki-laki dengan berat 2,7 kilogram dalam kondisi sehat.
‘’Saya senang sekali. Meski kondisinya darurat seperti ini, saya senang sekali. Alhamdulillah,’’ungkap Anto, ayah dari sang bayi yang baru lahir.
Anto mengaku sangat khawatir dengan kondisi persalinan seperti ini. Apalagi, kata dia, saat pertama lahir, bayinya belum bernafas. Tapi, tim dokter berusaha keras untuk mengembalikan proses pernafasan sang bayi. Dan usaha itu akhirnya membuahkan hasil. Sang bayi mulai bernafas dengan normal.
Sang Ibu yang bernama Yulsari pun mengaku sangat bahagia. Meski ia harus melahirkan dalam kondisi darurat, ia tak memperhatikan lagi. Yulsari hanya memikirkan bagaimana supaya anaknya bisa lahir dengan selamat.
‘’Alhamdulillah, kondisi bayi sehat walau lahir di sini. Alhamdulillah, baik-baik saja,’’ungkap Yulsari.
BACA JUGA: Puting Beliung Terjang Tenda Pengungsian Warga Korban Gempa di Lombok
Ketua Tim Relawan Kedokteran Unizar Mataram, dr Rangga Haryo Notokusumo mengatakan bahwa kondisi bayi baik-baik saja. Rangga mengatakan memang banyak sekali keterbatasan alat dan obat-obatan untuk proses persalinan ini. Tapi, Rangga mengatakan bahwa proses persalinan berlangsung lancar.
“Kami memilih daerah perbukitan kenapa karena banyak kasus patah tulang, kasus melahirkan yang pernah kami tolong di desa sini. Jadi kita lebih konsen daerah yang susah diakses sama pemerintah atau relawan lainnya,’’ungkap dr Rangga.
Koordinator Relawan Gabungan Amal Mulia, For Humanity dan Abadi, Abdul Qadir mengatakan bahwa masih banyak lokasi pengungsian yang mengalami kesulitan makanan, pakaian, selimut, tenda dan obat-obatan. Mang Oding, demikian Abdul Qadir biasa disapa, mengatakan bahwa pihaknya terus melakukan inventarisasi kebutuhan pengungsi supaya penyaluran bantuan bisa lebih tepat sasaran. []
REPORTER: SAIFAL