• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Selasa, 3 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Syi'ar

Cara Melatih Ikhlas, Bagaimana?

Oleh Sodikin
5 tahun lalu
in Syi'ar
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Ilustrasi. Foto: Unsplash

Ilustrasi. Foto: Unsplash

0
BAGIKAN

Oleh: KH. Muhammad Cholil Nafis, Lc., MA., Ph.D 

IKHLAS berarti tanpa pamrih. Apa yang dilakukan semata-mata karena Allah SWT. Bagi kaum sufi, ikhlas identik dengan cinta. Ketika beribadah bukan karena mengharap pahala atau takut dosa. Namun, ibadahnya semata-mata karena ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Bahkan, Ia rela masuk neraka asal Allah SWT meridhainya.

Ibadah kepada Allah rentan ternodai oleh rasa pamer (riya’). Akibatnya, ibadah yang dilakukan tak bernilai apapun di mata Allah SWT. Ibadah dengan dibumbui riya bisa terlihat ketika seseorang melakukan shalat dengan suara lantang agar nantinya dinilai orang lain.

Ada pula imam shalat sengaja memanjangkan bacaan agar makmum memujinya. Padahal, sehari-hari ketika beribadah seorang diri, begitu cepat selesai. Shalatnya tersebut tentu hanya menggugurkan kewajiban tanpa memberi manfaat berupa dampak kontrol diri atas perbuatan munkar dan keji.

ArtikelTerkait

Belum Bisa Shalat di Usia 25 Tahun, Bagaimana?

Kemuliaan Khadijah binti Khuwailid r.a.

Agar Mudah Bangun Malam

Akibat Orang Kaya Tapi Tidak Mau Berkurban: Tinjauan Hukum dan Etika Islam

BACA JUGA: Ingin Jadi Manusia yang Ikhlas? Ketahui 5 Ciri Ini

Lalu ada pula ibadah riya dalam bentuk pengeluaran zakat dan sedekah dengan mengundang orang-orang miskin. Antrean panjang di depan rumah diharapkan agar masyarakat bisa mengagumi aksi zakat dan sedekah tersebut.

Ada pula aksi memberi sumbangan hanya untuk menarik dukungan masyarakat agar terpilih menjadi pimpinan. Bila itu yang dilakukan, maka zakat dan sedekah itu sama sekali tidak bernilai pahala.

Demikian juga bagi orang yang menunaikan ibadah haji hanya untuk mendapat gelar ‘Pak Haji’, dan kebanggan diri berada di Tanah Suci. Maka, hajinya itu tidak bernilai sedikit pun di mata Allah SWT.

Ibadah puasa lebih terlindung dari noda pamer. Saat seseorang menjalankan ibadah puasa, tidak dapat dibedakan dengan yang sedang tidak berpuasa. Seseorang dapat diketahui sedang berpuasa jika dirinya menyatakan atau memberi tahu sedang berpuasa.

Puasa mengajari intim dengan Allah SWT. Ketika yang berpuasa sedang berkumur, lalu ia menelannya maka tidak ada orang yang mengetahuinya. Demikian juga orang makan di warung tertutup atau di rumahnya sediri dengan menutup pintu, maka tidak ada orang yang mengetahuinya. Namun, karena merasa Allah selalu melihatnya, maka ia tidak makan, tidak minum dan menahan nafsunya karena semata-mata merasa dipantau oleh Allah SWT.
“Semua perbuatan anak adam adalah untuk mereka sendiri, kecuali puasa adalah untuk Ku dan Aku yang akan membalasnya”.

Apakah berarti shalat, zakat dan haji bukan untuk Allah atau semata-mata hanya untuk kebaikan manusia saja? Tentu ini menunjukkan bahwa ibadah-ibadah itu rentan terhadap “penyekutuan” kepada selain Allah SWT, karena lebih terbuka. Sedangkan ibadah puasa lebih spesial dan khusus, sehingga Allah SWT berjanji akan membalasnya sendiri.

Jika ada seseorang yang rajin salat namun juga tak dapat mengontrol diri berbuat maksiat dan keji, jika ada seseorang yang berzakat, bersedekah juga berwakaf tetapi tidak mempunyai kepekaan dan kepedulian sosial, dan jika jemaah haji tidak memberi perubahan perilaku dan peningkatan keimanan, maka tentunya dilihat dari kadar keikhlasan dalam ibadahnya.

Advertisements

BACA JUGA: Benar Tuan Aku Telah Ikhlas Menjualnya

Ikhlas hanya ada di dalam hati. Jika seseorang yang menyatakan dan memberitahu bahwa dirinya ikhlas maka tidak bisa langsung disebut mukhlis (yang ikhlas). Sebab, ikhlas itu ada pada dirinya dan Allah yang maha mengetahuinya.

Biasanya keikhlasannya tercermin dalam perbuatannya dan efeknya. Allah menjanjikan pahala yang tak terhingga bagi orang yang ikhlas, beriman dan beribadah, sehingga kelak di hari penghitungan amal akan ditolong oleh Allah SWT. Saat itu manusia benar-benar membutuhkan pertolongan. Ikhlas hanya dapat diraih dengan cara mengontrol diri dan menolak ajakan hawa nafsunya.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Orang yang sempurna akalnya ialah yang mengoreksi dirinya dan bersedia beramal sebagai bekal setelah mati. Dan orang yang rendah adalah yang selalu menurutkan hawa nafsunya. Disamping itu, ia mengharapkan berbagai angan-angan kepada Allah.” (HR. Tirmidzi). []

SUMBER: CHOLILNAFIS

Tags: beribadahcara melatih ikhlasHawa NafsuIkhlasRiya
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

3 Keutamaan Shalat Tahajjud

Next Post

Darah Rendah pada Ibu Hamil

Sodikin

Sodikin

Terkait Posts

impotensi, usia 40 tahun, 40 tahun, shalat

Belum Bisa Shalat di Usia 25 Tahun, Bagaimana?

2 Juni 2025
Cara Cari Jodoh, Renungan, Khadijah binti Khuwailid

Kemuliaan Khadijah binti Khuwailid r.a.

1 Juni 2025
Tahajjud, Amalan di Pagi Hari, Shalat Taubat, Renungan, Tahajjud, Shalat Malam, shalat tahajud, Bangun Malam

Agar Mudah Bangun Malam

29 Mei 2025
kurban

Akibat Orang Kaya Tapi Tidak Mau Berkurban: Tinjauan Hukum dan Etika Islam

29 Mei 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Ganti Oli, Cara Ganti Oli Motor

Cara Ganti Oli Motor Sendiri, Gimana Sih?

Oleh Haura Nurbani
2 Juni 2025
0

Rezeki

20 Perbedaan Gaji dan Rezeki

Oleh Dini Koswarini
2 Juni 2025
0

Poligami

Ga Semuanya, tapi Kenapa Lelaki yang Poligami Cenderung Bohong pada Istri Pertamanya?

Oleh Dini Koswarini
2 Juni 2025
0

pengentalan darah, pembuluh darah, muntah darah, darah, haid

7 Penyebab Perempuan Haid Bisa Sampai 1 Bulan

Oleh Yudi
2 Juni 2025
0

impotensi, usia 40 tahun, 40 tahun, shalat

Belum Bisa Shalat di Usia 25 Tahun, Bagaimana?

Oleh Yudi
2 Juni 2025
0

Terpopuler

92 Prediksi Akhir Zaman yang Menjadi Kenyataan: Bukti Kenabian Muhammad ﷺ

Oleh Saad Saefullah
1 Juni 2025
0
Ciri Kiamat Besar, Hari Kiamat, Akhir Zaman

BUKTI kenabian Rasulullah Muhammad ﷺ semakin banyak terbukti di akhir zaman ini.

Lihat LebihDetails

10 Ucapan yang Tidak Boleh Dikatakan Suami kepada Istri tentang Keuangan Keluarga

Oleh Dini Koswarini
2 Juni 2025
0
Cara Mengendalikan Sifat Boros, Renungan tentang Rezeki, Keuangan Keluarga

Salah satu area yang sering kali menimbulkan gesekan adalah persoalan keuangan keluarga.

Lihat LebihDetails

Bahaya Air Seni atau Urin Berwarna Kuning Pekat

Oleh Yudi
1 Juni 2025
0
air, masturbasi, was-was, banjir,wudhu, kencing batu, urin

Vitamin B kompleks, terutama vitamin B2 (riboflavin), dan beberapa obat-obatan bisa membuat urin berwarna kuning terang hingga kuning neon.

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Bahkan Gunung dan Hewan pun Selalu Bertasbih Kepada Allah

Oleh Saad Saefullah
15 Februari 2019
0
Foto: Aldi/Islampos

Kita mungkin tergelitik mendengar hal itu, namun begitulah yang tertulis dalam Al-Quran. Kita tentu sebagai seorang muslin harus meyakininya.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.