• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Selasa, 23 Desember 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Ramadhan Fiqh Ramadan

Bermesraan dengan Istri Saat Puasa dan Tak Sadar Keluar Mani, Bagaimana?

Oleh Sodikin
8 tahun lalu
in Fiqh Ramadan
Waktu Baca: 4 menit baca
A A
0
Ilustrasi. Foto: Syahida

Ilustrasi. Foto: Syahida

1
BAGIKAN

Assalamualaikum. Ustaz, saya berpelukan dengan istri tapi secara tidak sadar mengeluarkan air mani. Apakah batal puasanya? Bagaimana hukumnya?

Dalam hadis qudsi dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: الصَّوْمُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ، يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَأَكْلَهُ وَشُرْبَهُ مِنْ أَجْلِي

Allah berfirman, “Puasa itu milik-Ku, Aku sendiri yang akan membalasnya. Orang yang puasa meninggalkan syahwatnya, makan-minumnya karena-Ku.” (HR. Bukhari 7492, Muslim 1151 dan yang lainnya).

ArtikelTerkait

Bolehkah Qadha Puasa Ramadhan Dilakukan pada Akhir Sya’ban?

Puasa Ramadhan, Hindari 5 Hal Ini

Inilah Hal-Hal yang Makruh dalam Berpuasa

Adakah Zikir Khusus Usai Melaksanakan 2 Rakaat Shalat Tarawih

Allah menyebutkan secara beruntun sifat orang yang puasa adalah meninggalkan makan, minum, dan syahwat biologis. Sehingga siapa yang tidak meninggalkan salah satunya, tidak lagi disebut berpuasa, alias puasanya batal. Dan orang telah dianggap melampiaskan syahwatnya, ketika dia melakukan hubungan badan atau mengeluarkan mani dengan sengaja.

Kemudian dalam hadis lain, dari Umar bin Khatab radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,

هَشَشْتُ يَوْمًا فَقَبَّلْتُ وَأَنَا صَائِمٌ، فَأَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقُلْتُ: صَنَعْتُ الْيَوْمَ أَمْرًا عَظِيمًا، قَبَّلْتُ وَأَنَا صَائِمٌ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” أَرَأَيْتَ لَوْ تَمَضْمَضْتَ بِمَاءٍ وَأَنْتَ صَائِمٌ؟ ” قُلْتُ: لَا بَأْسَ بِذَلِكَ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” فَفِيمَ؟

Suatu hari, syahwatku naik hingga aku mencium istri, padahal aku sedang puasa. Akupun mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Aku katakan: ‘Hari ini aku melakukan perkara besar. Aku mencium istriku padahal aku sedang puasa.’ Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Apa pendapatmu jika kamu berkumur dengan menggunakan air ketika kamu sedang puasa?’ ‘Boleh saja, tidak masalah.’ Jawab Umar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu menimpali, ‘Lalu mengapa bingung?’ (HR. Ahmad 138, Ibnu Khuzaimah 1999, dan sanadnya dinilai shahih oleh Syuaib Al-Arnauth).

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyamakan keadaan orang yang mencumbu istri sebagaimana orang yang berkumur. Orang yang berkumur dengan air ketika puasa, selama tidak menelan air, puasanya tidak batal. Demikian pula, orang yang mencumbu istri ketika puasa, selama tidak sampai keluar mani, maka puasanya tidak batal.

Keterangan An-Nawawi – madzhab Syafii –:

Dalam karya fikihnya, yang berjudul Al-Majmu’ Syarh Muhadzab, An-Nawawi menyebutkan beberapa hukum tentang gejolak syahwat ketika puasa,

أجمعت الأمة على تحريم الجماع في القبل والدبر على الصائم وعلى أن الجماع يبطل صومه ; للآيات الكريمة التي ذكرها المصنف والأحاديث الصحيحة ، ولأنه مناف للصوم فأبطله كالأكل ، وسواء أنزل أم لا ، فيبطل صومه في الحالين بالإجماع

Kaum muslimin sepakat haramnya jimak, baik melalui jalan depan maupun belakang bagi orang yang sedang puasa. Mereka juga sepakat bahwa orang yang melakukan jima, puasanya batal. Berdasarkan ayat-ayat yang disebutkan penulis Al-Muhadzab dan hadis-hadis yang shahih. Karena perbuatan semacam ini bertentangan dengan puasa itu sendiri, sehingga membatalkannya, sebagaimana makan. Baik ketika hubungan itu keluar mani atau tidak, puasanya batal dengan sepakat ulama.

Kemudian An-Nawawi melanjutkan tentang kasus orang yang bercumbu,

إذا قبل أو باشر فيما دون الفرج بذكره أو لمس بشرة امرأة بيده أو غيرها ، فإن أنزل المني بطل صومه وإلا فلا ، لما ذكره المصنف ، ونقل صاحب الحاوي وغيره الإجماع على بطلان صوم من قبل أو باشر دون الفرج فأنزل

Apabila ada seorang suami mencium atau mencumbu selain hubungan badan, atau suami menyentuh kulit istrinya dengan tangannya atau lainnya, jika sampai keluar mani maka puasanya batal, dan jika tidak maka tidak batal, sebagaimana yang disebutkan penulis Muhaddzab. Sementara itu, penulis kitab Al-Hawi dan yang lainnya, menukil adanya kesepakatan ulama bahwa orang yang mencumbu istrinya tanpa melakukan hubungan badan, puasanya bisa menjadi batal jika keluar mani.

An-Nawawi juga menegaskan bahwa jika tidak sampai keluar mani, puasa tidak batal,

ويستدل أيضا لعدم الفطر إذا لم ينزل بالأحاديث الصحيحة المشهورة { أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان يقبل وهو صائم {

Yang menjadi dalil, jika bercumbu tidak membatalkan puasa jika tidak keluar mani adalah hadis-hadis shahih yang masyhur, diantaranya bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mencium istrinya ketika beliau sedang puasa.

[Al-Majmu’ Syarh Muhadzab, 6/321 – 322].

Keterangan Ibnu Qudamah – madzhab hambali –

Keterangan yang sama juga disampaikan Ibnu Qudamah. Beliau memberikan rincian bahwa keadaan orang yang mencium istrinya tidak lepas dari 3 hal,

أحدها ، أن لا ينزل ، فلا يفسد صومه بذلك ، لا نعلم فيه خلافا ; لما روت عائشة ، أن النبي صلى الله عليه وسلم { كان يقبل وهو صائم ، وكان أملككم لإربه } ، رواه البخاري ، ومسلم

Pertama, tidak keluar mani. Puasanya tidak batal, dan kami tidak mengetahui adanya perselisihan ulama dalam masalah ini. Dalilnya berdasarkan hadis A’isyah radhiyallahu ‘anha, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mencium istrinya ketika beliau sedang puasa. Dan beliau adalah orang yang paling bisa menahan gejolak syahwat. Riwayat Bukhari dan Muslim.

الحال الثاني ، أن يمني فيفطر بغير خلاف نعلمه ; لما ذكرناه من إيماء الخبرين ، ولأنه إنزال بمباشرة ، فأشبه الإنزال بالجماع دون الفرج

Kedua, bercumbu hingga keluar mani, puasanya batal, tanpa ada perselisihan ulama sejauh pengetahuan kami. Berdasarkan hadis dari A’isyah dan dari Umar. Disamping itu, perbuatan ini adalah mengeluarkan mani dengan bercumbu, statusnya sama dengan mengeluarkan mani karena jima di selain kemaluan.

الحال الثالث، أن يمذي فيفطر عند إمامنا ومالك. وقال أبو حنيفة، والشافعي: لا يفطر. وروي ذلك عن الحسن، والشعبي، والأوزاعي، لأنه خارج لا يوجب الغسل

Ketiga, bercumbu dan keluar madzi. Menurut imam kami (Imam Ahmad) dan Imam Malik, keadaan ini membatalkan puasa. Sementara Imam Abu Hanifah dan Imam As-Syafii berpendapat, puasa tidak batal. Pendapat kedua ini diriwayatkan dari Hasan Al-bashri, As-Sya’bi, dan Al-Auza’i. Karena madzi ketika keluar, tidak menyebabkan wajibnya mandi.

[Al-Mughni, 3/127].

Peringatan Untuk Tidak Memunculkan Gejolak Syahwat Ketika Puasa

Setelah memberikan rincian di atas, Ibnu Qudamah selanjutnya memberikan nasehat,

إذا ثبت هذا، فإن المقبل إذا كان ذا شهوة مفرطة، بحيث يغلب على ظنه أنه إذا قبل أنزل، لم تحل له القبلة؛ لأنها مفسدة لصومه، فحرمت، كالأكل. وإن كان ذا شهوة، لكنه لا يغلب على ظنه ذلك، كره له التقبيل؛ لأنه يعرض صومه للفطر، ولا يأمن عليه الفساد

Setelah kita memahami hal ini, maka orang yang mencium istrinya, jika dia tipe orang yang syahwatnya besar, di mana dia sangat menyadari ketika bercumbu akan keluar mani, maka tidak halal baginya untuk mencium istri. Karena perbuatan semacam ini bisa membatalkan puasanya, sehingga diharamkan, sebagaimana makan. Dan jika dia memiliki syahwat, namun dia tidak memiliki dugaan akan keluar mani, makruh baginya untuk mencium. Karena tindakannya bisa merusak puasanya, sementara dia tidak bisa menjamin puasanya akan aman. (Al-Mughni, 3/127).

Puasa Batal dan Tetap Wajib Menghindari Makan Minum Sampai Maghrib

Dari keterangan di atas, kita mendapat kesimpulan bahwa orang yang mencumbu istrinya hingga keluar mani, puasanya batal. Nah, jika dia melakukannya di pagi hari, apakah dia tetap melanjukan puasanya – tidak makan, minum ataukah dia boleh sarapan, karena puasanya batal?

Dalam kitab Al-Fiqh ‘ala Al-Madzahib Al-Arba’ah (Fikih empat Madzhab) dinyatakan,

من فسد صومه في أداء رمضان وجب عليه الإمساك بقية اليوم تعظيما لحرمة الشهر فإذا داعب شخص زوجه أو عانقها أو قبلها أو نحو ذلك فأمنى فسد صومه وفي هذه الحالة يجب عليه الإمساك بقية اليوم ولا يجوز له الفطر

Orang yang membatalkan puasa ketika menjalankan puasa wajib ramadhan, dia wajib menahan diri dari makan dan minum di sisa harinya (sampai maghrib), sebagai bentuk pengagungan terhadap kemuliaan bulan ramadhan. Karena itu, ketika ada orang yang bercumbu dengan istrinya atau memeluknya atau menciumnya atau semacamnya, hingga keluar mani maka puasanya batal dan dalam keadaan ini, dia wajib tidak makan, tidak minum di sisa harinya, dan tidak boleh berbuka (hingga maghrib). (Al-Fiqh ‘ala Al-Madzahib Al-Arba’ah, 1/909).

Cukup Qadha, tidak Kaffarah

Pendapat yang kuat, hukuman kaffarah bagi orang yang membatalkan puasa, hanya berlaku untuk orang yang melakukan hubungan badan di siang hari ramadhan. Orang yang keluar mani selain karena hubungan badan, puasanya batal namun dia tidak wajib bayar kaffarah.

Ibnu Qudamah mengatakan,

ومن أكل أو شرب ، … ، أو قبل فأمنى ، أو أمذى ، أو كرر النظر فأنزل ، أي ذلك فعل عامدا ، وهو ذاكر لصومه ، فعليه القضاء بلا كفارة ، إذا كان صوما واجبا

Orang yang makan, atau minum,… atau mencium hingga keluar mani atau madzi, atau melihat aurat berulang-ulang hingga keluar mani, dan semua itu dilakukan secara sengaja, dan tidak lupa sedang puasa, maka dia wajib qadha, namun tidak perlu bayar kaffarah. Jika puasanya, puasa wajib. (Al-Mughni, 3/119).

Demikian, semoga bermanfaat. Wallahu a’lam. []

Sumber: Konsultasi Syariah

Tags: BermesraanIstrimaniPuasasuamiTak sengaja
ShareSendShareTweetShareScan
ADVERTISEMENT
Previous Post

MUI Berharap Posisi Indonesia di DK PBB Perjuangkan NKRI dan Timur Tengah

Next Post

Wah, Es Campur Medan Super Enak untuk Buka Puasa!

Sodikin

Sodikin

Terkait Posts

Tips untuk Persiapan Ramadhan, qadha, ilustrasi piring puasa ramadhan

Bolehkah Qadha Puasa Ramadhan Dilakukan pada Akhir Sya’ban?

5 Maret 2022
puasa sya'ban

Puasa Ramadhan, Hindari 5 Hal Ini

5 Mei 2021
puasa rajab

Inilah Hal-Hal yang Makruh dalam Berpuasa

25 April 2021
rahasia shalat, mengulang shalat, menggunakan pakaian terbaik ketika shalat, ilustrasi shalat zhuhur

Adakah Zikir Khusus Usai Melaksanakan 2 Rakaat Shalat Tarawih

23 April 2021
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Melakukan Perubahan, sifat jujur, orang yang meninggalkan shalat, istidraj, FITNAH, SYAHWAT, maksiat, bunuh diri, dosa, maksiat, taubat

5 Alasan Jangan Mengungkit Dosa Masa Lalu Seseorang yang Sudah Bertaubat

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

agar tidak mengulangi dosa, mengganti shalat wajib, dosa jariyah, mandi, dosa, shalat

Jangan Tinggalkan Shalat Meski Badan Kotor saat Kerja, Tidak Semua Kotor Itu Najis

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

Senin

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

Oleh Dini Koswarini
14 Juli 2025
0

Cerai, Sebab Zina Dilarang dalam Islam, zina, Penyebab Lelaki Selingkuh, Talak

Talak: Halal yang Dibenci, Senjata Iblis untuk Memecah Belah

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999! 1

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999!

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Terpopuler

85 Motto Hidup dari Kutipan Ayat Alquran

Oleh Eneng Susanti
17 Januari 2023
0
motto hidup ayat Alquran, cara menjadikan Al-Qur'an sebagai penyembuh

SAHABAT mulia Islampos, ada banyak pelajaran dan hikmah yang bisa dipetik dari Alquran. Banyak pula kutipan ayat Alquran yang bisa...

Lihat LebihDetails

Jawab 20 Pertanyaan tentang Islam Ini, dari yang Paling Mudah sampai yang Agak Sulit

Oleh Dini Koswarini
2 Mei 2025
0
Teka Teki Fiqih, Pertanyaan, Pertanyaan tentang Islam

Berikut 20 soal pilihan ganda bertema Islami, disusun dari tingkat mudah hingga sulit, lengkap dengan jawabannya,

Lihat LebihDetails

12 Ayat Al-Quran tentang Istiqamah, Dapat Memotivasi Kita

Oleh Sufyan Jawas
31 Oktober 2021
0
Hadist Nabi Tentang Ikhlas

ayat Al-Quran Tentang Istiqamah

Lihat LebihDetails

Berikut Ayat-ayat Al-Quran tentang Bekerja, Semoga dapat Memotivasi Kita

Oleh Sufyan Jawas
25 September 2021
0
peran guru kerja keras Kunci Kesuksesan, Ayat-ayat Al-Quran tentang Bekerja, Etika Bekerja, Rekan Kerja Sombong dan Pendengki, Hadis Nabi tentang Keharusan Bekerja Keras

Tidak heran makanya jika ada ayat-ayat Al-Quran tentang bekerja, saking pentingnya bekerja ini untuk seorang lelaki Muslim dewasa.

Lihat LebihDetails

30 Kata Mutiara untuk Perempuan Islami

Oleh Yudi
20 Mei 2021
0
Kata mutiara untuk perempuan. Foto: Instagram/ell.novieta

Oleh karena itu, Islampos merangkum 30 kata mutiara untuk perempuan islami yang sangat penting sebagai bekal dalam mengarungi hidup.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.