• Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
Minggu, 18 April 2021
No Result
View All Result
NEWSLETTER
Islampos
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Muslimtrip
  • Muslimbiz
  • Beginner
  • Syiar
  • Keluarga
  • Dari Anda
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Muslimtrip
  • Muslimbiz
  • Beginner
  • Syiar
  • Keluarga
  • Dari Anda
No Result
View All Result
Islampos
No Result
View All Result

Home Dari Anda Renungan

Belajar dari Kakek Pemungut Sampah

Redaktur Sodikin
4 tahun ago
in Renungan
Reading Time: 2 mins read
0
Foto: Flickr

Foto: Flickr

  • Bagikan Yuk :

Oleh: dr Fanni Fathihah

“NAMA saya Teguh Sanjaya, tapi orang-orang memanggil saya Ujang,” jawabnya di suatu pagi ketika saya menanyakan namanya.

Kutaksir usianya sekitar 60 tahun. Rambut putih, gigi mayoritas hilang dan pipi yang kemput. Namun masih menyisakan guratan seorang pekerja keras, sesuai dengan namanya ; Teguh. Tubuhnya masih meninggalkan otot-otot yang kekar meski keriput dengan urat-urat nadi menonjol di tangan.  Jangan tanya tapak tangannya, pastilah tak sehalus Robert Tantular sang pembobol Bank Century.  Dengan baju lusuh dan celana selutut yang juga lusuh, setiap pagi berkeliling RT kami mendorong gerobak besar berisi sampah.

“Rajin!” itulah komentarku kepada istri melihat kinerja Pak Tua ini dibandingkan beberapa pendahulunya. Selama empat tahun tinggal di perumahan ini, tukang sampah sering berganti-ganti. Mungkin ada sistem rotasi di 12 RT yang ada di perumahan. Entahlah.Yang jelas usia mereka terpaut jauh dari Pak Tua. Namun tak seorang pun yang memuaskan saya. Kebanyakan mereka hanya membawa sampah yang sudah dibungkus plastik. Celakanya, para pemulung sering mengobrak-abrik plastik tersebut sehingga sampah berceceran. Jadilah sampah kami tak dibawa, dibiarkan menumpuk. Beda dengan Pak Tua yang mengorek habis sampah kami. Berbekal “alat khusus”, dia membawa sampah meski tidak dibungkus plastik.

Dari “absensi” pun begitu. Pendahulunya saya perhatikan sering absen, beda dengan Pak Tua yang sampai saat ini absensinya masih bagus, mengalahkan absensi para wakil rakyat di Senayan.

Pernah suatu hari saya meminta bantuannya. Yaitu mengangkut sampah bekas kebun samping rumah. Sampahnya cukup banyak sehingga saya biarkan menumpuk di halaman. Setelah selesai memasukkan semua sampah ke dalam gerobak sengaja saya tak langsung memberi uang tips. Saya ingin lihat responnya. Pak Tua dengan senyum khas berlalu setelah saya mengucapkan terima kasih. Dia tidak meminta uang! Berbeda dengan beberapa orang yang saya minta bantuannya, selalu berharap imbalan jasa. “Pak,ini uangnya, terima kasih ya?” kata saya setelah ia keluar pagar.

“Sama-sama,” ucapnya senang dan berlalu.

Pak Tua pengangkut sampah, salutku padamu. Meski sudah tua, kau tak mau berpangku tangan, seperti kebanyakan orang-orang yang beredar di persimpangan, menengadahkan tangan padahal memiliki fisik yang bugar. Kau tetap menjemput rezeki Allah. Pekerjaanmu memang bergelimang kotoran, tetapi kuyakin hasilnya bersih. Berbeda dengan mereka-mereka yang bekerja di tempat bersih dan wangi tapi menghasilkan sesuatu yang kotor.

Pak Tua pengangkut sampah, salutku padamu. Semestinya kau bisa menjadi cermin generasi muda dalam kekuatan, keteguhan dan keberanian mengarungi hidup. Karena banyak di antara kami yang lemah dan mudah putus asa, kemudian melampiaskannya ke narkoba atau menenggak racun serangga.

Pak Tua pengangkut sampah, salutku padamu.Sungguh aku tak tahu hubunganmu dengan Allah. Tapi kuyakin engkau,walau tak pernah ku dengar menyebut namaNya,telah melaksanakan sebagian perintahNya.Berbeda dengan mereka-mereka yang begitu fasih menyebut-nyebut nama Allah, hanya ketika mendapat masalah. []

  • Bagikan Yuk :
Tags: kakek-kakekpemungut sampahsampah
Sodikin

Sodikin

Related Posts

Foto: Al-Aan

‘Al Jamaah,’ Siapa Mereka?

17 April 2021
Ilustrasi. Foto: Unsplash

Celaka para Penghamba Dunia

16 April 2021
Ilustrasi. Foto: Pexels

Puasa tapi Kok Terima Suap?

13 April 2021
Ilustrasi. Foto: Inspirasi kecil

Sungguh Menyedihkan Orang Kaya Namun Pelit Terhadap Diri Sendiri

13 April 2021
Buka Lagi
Selanjutnya
Foto: Media Harapan

Peserta Safari Dakwah Zakir Naik di Makassar Diverifikasi, Harus di Atas 23 Tahun

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisements

Terbaru

Foto: Freepik
Ramadhan

Dijabahnya Doa orang yang Berpuasa

Redaktur Ari Cahya Pujianto
5 jam ago
ilustrasi.foto: harian nasional
Dunia Wanita

Masakan yang Dihidangkan Seorang Istri

Redaktur Laras Setiani
6 jam ago
Ilustrasi. Foto:  
Arab American News
Dunia

Seorang Muslim Terpilih Jadi Komandan Kapal Angkatan Laut AS

Redaktur Eneng Susanti
6 jam ago
Foto: Freepic
Ramadhan

SPBU = Suasana Puasa Bulan Utama

Redaktur Yudi
7 jam ago
ADVERTISEMENT

On Facebook

Navigasi

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

About Us

Membuka, menginspirasi, free to share

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

© 2019 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Ramadan
    • Tanya Jawab Ramadhan
    • Tsaqofah Ramadhan
    • Video Ramadhan
    • Fiqh Ramadan
    • Kesehatan Ramadhan
    • Kultum Ramadhan
  • Muslimbiz
  • Muslimtrip
  • Beginner
  • Keluarga
  • Sirah
  • Syiar
  • Muslimah
  • Dari Anda
  • Donasi

© 2019 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Share via
  • Bagikan Yuk :
  • Twitter
  • Pinterest
  • LinkedIn
  • Digg
  • Email
  • Buffer
  • Pocket
  • Gmail
  • Comments
  • Subscribe
  • Facebook Messenger
  • LiveJournal
  • Bagikan Yuk :
We would like to show you notifications for the latest news and updates.
Dismiss
Allow Notifications
Send this to a friend