• Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
Kamis, 21 Januari 2021
No Result
View All Result
NEWSLETTER
Islampos
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Muslimtrip
  • Muslimbiz
  • Beginner
  • Syiar
  • Keluarga
  • Dari Anda
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Muslimtrip
  • Muslimbiz
  • Beginner
  • Syiar
  • Keluarga
  • Dari Anda
No Result
View All Result
Islampos
No Result
View All Result

Bangun Jejaring Intelektual Muda Penjaga Kebinekaan, Maarif Institute Buka Sekolah Kebudayaan dan Kemanusiaan

Redaktur Mila
2 tahun ago
in Info Umat
Reading Time: 2min read
0
Sekolah Pemikiran Maarif Diluncurkan, Ini Ide Besar yang Digagasnya

Sekolah Pemikiran Maarif. Foto: Tommy/Islampos.

BOGOR—Buya Ahmad Syafii Maarif, mantan Ketua PP Muhammadiyah (1998-2005) termasuk sedikit di antara tokoh nasional di negeri ini, yang layak disebut sebagai tokoh Islam dan guru bangsa. Bukan sekadar man of ideas, tapi juga man of action. Buya laksana pelita di tengah gulita bangsa yang sarat dengan pelbagai persoalan keagamaan, kebangsaan dan kemanusiaan. Melalui karya-karyanya dan tulisan-tulisannya di sejumlah media, Buya tak pernah lelah mengumandangkan moralitas dan keadaban publik. Krisis dan keterpurukan yang dialami bangsa ini, menurutnya, sesungguhnya akibat diabaikannya moralitas dan keadaban publik.

Untuk tujuan itu, Buya ingin agar Islam yang dikembangkan di Indonesia harus terbuka, inklusif, dan memberi solusi terhadap masalah-masalah besar bangsa dan Negara. Agar bisa mengembangkan Islam seperti itu, lanjut Buya, umat Islam harus bermental terbuka, semangat untuk maju, optimis dan tidak putus asa, serta tidak bermental minoritas. Buya juga sosok yang tegas dalam bersikap di saat sebagian besar tokoh Islam gagap dalam menyikapi isu korupsi dan radikalisme.

Sebagai “muazin bangsa” Buya tak pernah putus asa memerangi ketidakadilan, korupsi, dan mafia yang merongrong kewibawaan bangsa. Gagasan dan refleksi pemikirannya lahir dari keprihatinan akan kondisi umat Islam yang merupakan penduduk mayoritas di bumi nusantara ini. Buya juga sering mengingatkan agar umat Islam tidak lagi mempersoalkan hubungan Islam, keindonesiaan, dan kemanusiaan. Ketiga konsepsi tersebut haruslah senafas agar Islam yang berkembang di Indonesia adalah sebuah Islam yang ramah dan terbuka.

MAARIF Institute, sebagai lembaga yang didirikan untuk menerjemahkan berbagai ide-ide besar Buya, merasa memiliki tanggungjawab besar itu. Untuk merawat ide-ide Buya yang bernas dan mencerahkan, maka pada 22 Juli–1 Agustus 2018 MAARIF Institute, menyelenggarakan Sekolah Pemikiran Kebudayaan dan Kemanusiaan Ahmad Syafii Maarif. Acara yang berlokasi di Grand Mulya Bogor Hotel, ini diikuti oleh 15 orang peserta terpilih dari seluruh Indonesia, setelah sebelumnya telah lolos tahapan seleksi. Peserta terpilih ini akan dikarantina selama sepuluh hari short-course.

Program yang digelar sampai penghujung bulan Juli 2018 ini ditujukan bagi para mahasiswa S2 akhir, dan yang sedang menempuh program doktoral. Untuk mengikutinya, para peserta diwajibkan membuat esai mengenai tema-tema yang telah ditentukan dengan mencantumkan sejumlah sumber bacaan minimal lima buku karya Buya Syafii Maarif.

Adapun tujuan diadakannya Sekolah Kebudayaan dan Kemanusiaan ini, menurut Muhammad Abdullah Daraz—Direktur Eksekutif MAARIF Institute—adalah untuk mensosialisasikan gagasan-gagasan Buya yang mengusung nilai-nilai keterbukaan, kesetaraan dan kebhinekaan, kepada anak-anakmuda yang punya latarbelakang etnis, suku, budaya, dan agama yang berbeda. Juga, memformulasikan peta intelektualisme dan aktivisme Buya Syafii dalam konteks perkembangan pemikiran Islam Indonesia kontemporer. Melalui kegiatan ini diharapkan generasi muda Indonesia memiliki perspektif, sikap dan pendirian yang relatif sama dalam memotret dinamika, perubahan dan perkembangan kehidupan keberagaman di Indonesia.

Kegiatan ini juga diharapkan mampu menjadi wadah bagi terbentuknya jejaring intelektual muda dari berbagai daerah dan pelosok di Indonesia, sebagai jangkar bagi penyemaian berbagai ide dan gagasan besar Buya Ahmad Syafii Maarif di masyarakat lebih luas.

Acara ini selain dibuka oleh Buya Ahmad Syafii Maarif, juga menghadirkan beberapa narasumber kredibel sesuai dengan keahliannya, diantaranya Prof. Dr. M. Amin Abdullah (Guru Besar UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta dan Dewan Pembina Maarif Institute) sebagai pemberi Pidato Kunci. Sejumlah narasumber juga akan hadir dalam acara ini, misalnya Prof. Dr. Mahfud MD, Sudhamek AWS, Prof. Dr. Siti Musdah Mulia, Dr. Haedar Nashir, Prof. Dr. Komarudin Hidayat, Dr. Ruhaini Dzuhayatin, Ahmad Najib Burhani, Ph.D., Dr. YudiLatif, Dr. Haryo Aswicahyono, Dr. Yusuf Rahman, Luthfi Assyaukanie, Ph.D.Dinna Wisnu, Ph.D, KH. Husain Muhammad, Dr. Abdul Gaffar Karim, Dr. Zainal Arifin Mochtar, Dr. Budhy Munawar Rachman dan lain-lain. []

Tags: Maarif InstitueSekolah Kebudayaan dan Kemanusiaan
Mila

Mila

Related Posts

Aku Menangis untuk Adikku Sebanyak Enam Kali

Lagi, Literat Qalbu Gelar Acara Parenting Bertajuk Manajemen Pola Asuh Orang Tua terhadap ABK

16 Januari 2021
UI Turut Bangun dan Sebarkan Energi Berkompetisi pada Siswa di Depok Melalui Pembinaan KSN Intensif

UI Turut Bangun dan Sebarkan Energi Berkompetisi pada Siswa di Depok Melalui Pembinaan KSN Intensif

29 Desember 2020
Penerimaan Santri Baru Kuttab Al-Fatih Purwakarta Tahun Ajaran 2021-2022

Penerimaan Santri Baru Kuttab Al-Fatih Purwakarta Tahun Ajaran 2021-2022

23 Desember 2020
Al-Muhajirin Purwakarta Sosialisasikan Metode Mudah Faham (Mufham)

Al-Muhajirin Purwakarta Sosialisasikan Metode Mudah Faham (Mufham)

1 Desember 2020
Buka Lagi
Selanjutnya
13 Mahasiswa Asal Jawa Barat Diwisuda di Universitas Al Ahgaff Yaman, 1 Raih Peringkat Cumlaude

13 Mahasiswa Asal Jawa Barat Diwisuda di Universitas Al Ahgaff Yaman, 1 Raih Peringkat Cumlaude

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisements

Terbaru

Hindari Korsleting Listrik, Ini Caranya
Muslimtech

Hindari Korsleting Listrik, Ini Caranya

Redaktur Ari Cahya Pujianto
5 jam ago
Larangan Jilbab telah Dicabut, Mahasiswi di Belgia Bisa Bebas Berhijab
Dunia

Larangan Jilbab telah Dicabut, Mahasiswi di Belgia Bisa Bebas Berhijab

Redaktur Eneng Susanti
6 jam ago
Mie Instan, Ini Sejarah Terciptanya
Tahukah Anda

Mie Instan, Ini Sejarah Terciptanya

Redaktur Saad Saefullah
7 jam ago
Kenapa Harus Duduk Iftirosy ketika Shalat 2 Rakaat?
Tahukah Anda

Agar Duduk Diganjar Pahala Shalat

Redaktur Sodikin
8 jam ago

On Facebook

Navigasi

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

About Us

Membuka, menginspirasi, free to share

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

© 2019 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Ramadan
    • Tanya Jawab Ramadhan
    • Tsaqofah Ramadhan
    • Video Ramadhan
    • Fiqh Ramadan
    • Kesehatan Ramadhan
    • Kultum Ramadhan
  • Muslimbiz
  • Muslimtrip
  • Beginner
  • Keluarga
  • Sirah
  • Syiar
  • Muslimah
  • Dari Anda
  • Donasi

© 2019 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Add Islampos to your Homescreen!

Add