• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Minggu, 21 Desember 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Syi'ar Sirah

Aku Menangis karena Perjalanan Masih Jauh, Sedang Perbekalanku Sedikit

Oleh Saad Saefullah
8 tahun lalu
in Sirah
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
ulama

Foto: Pixabay

4.9k
BAGIKAN

PEMUDA itu langsung terpesona ketika ia menjadi utusan suku Daus, awal tahun ketujuh Hijriyah. Hanya beberapa saat setelah pertemuan itu, ia memutuskan untuk menjadi pelayan—berkhidmat—kepada Rasulullah SAW.

Ia tidak kembali ke kampung halamannya, melainkan memilih tinggal di masjid, tempat Rasulullah SAW memimpin shalat dan mengajarkan Islam, Madinah Al-Munawwarah.

Hari demi hari ia lalui dengan seksama menyimak setiap perkataan, gerak, dan langkah-langkah Rasulullah. Hampir tak secuil pun materi yang disampaikan oleh Rasulullah SAW terlewatkan. Daya ingatnya sangat tajam. Meski demikian, ia selalu mencatatkan apa saja yang disabdakan oleh Rasulullah SAW.

Beberapa waktu lamanya pemuda tersebut hidup di tengah komunitas orang beriman. Betapa bahagia jiwanya mendapatkan kehidupan yang penuh tauhid dan nilai-nilai kemanusiaan.

ArtikelTerkait

7 Fakta Sosok Nabi Musa AS: Nabi Penyelamat Bani Israil

Bagaimana Cara Kerja Pembayaran QRIS dan Bagaimana Sejarahnya?

Abu Bakar: Cinta Sejati pada Rasulullah ﷺ yang Mengalahkan Segalanya

Fatimah Tidak Izinkan Abu Bakar Masuk ke Dalam Rumah, tanpa Izin Suami

Kebahagiaan itu terasa hampa tatkala ia menjenguk ibunya yang sudah sepuh tapi masih berkubang dengan kemusyrikan. Karena sayang dan demi baktinya, ia mengajak dengan argumen yang terang agar ibunya memilih Islam.

Bukan hanya sekali dua kali. Beberapa kali ia tetap mengajak ibunya bersyahadah, bahwa tiada ilah selain Allah SWT dan Muhammad adalah Rasulullah. Sayang, bujukannya tak mempan. Ibunya menolak, bahkan menghindar darinya. Celakanya lagi, ibunya mencela Rasulullah SAW dengan kata-kata yang menyakitkan hatinya.

Dengan perasaan kacau dan langkah gontai lelaki itu kembali ke Madinah. Ditemuinya Rasulullah SAW dengan bercucuran air mata. “Kenapa kamu menangis, wahai Abu Hurairah?” tanya Rasulullah pada laki-laki yang pada masa jahilnya disebut Abdu Syams ini.

“Aku tidak bosan-bosannya mengajak ibuku masuk Islam. Tetapi, ibu masih menolak. Hari ini kuajak lagi masuk Islam, tetapi beliau mengucapkan kata-kata yang tidak pantas mengenai Rasulullah, yang saya tidak sudi mengengarkannya. Tolonglah doakan, ya Rasulullah, semoga ibuku tergugah masuk Islam,” Abu Hurairah mengadu.

Rasulullah pun menengadahkan tangannya ke langit, sembari melafazkan doa untuk kebaikan ibu Abu Hurairah. Semburat hidayah dari langit menembus hati ibunya. Berkat kesabaran dan kerja keras Abu Hurairah, ibundanya memilih jalan Islam ketika beberapa waktu ia mengadukan masalahnya pada Rasulullah SAW tersebut. Jiwanya damai dan bahagia menyaksikan ibunya mengucapkan kalimat syahadah di depannya.

Kejadian itu melengkapi sudah kebahagiaan hidupnya. Ia tak henti-hentinya mengucapkan tahmid, tahlil, dan tasbih. “Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki Abu Hurairah masuk Islam. Segala puji bagi Allah yang telah mengajari Abu Hurairah Al-Quran. Segala puji bagi Allah yang telah memberikan karunia kepada Abu Hurairah menjadi sahabat Rasul-Nya, Muhammad SAW,” begitu ia kerap lantunkan.

Demikianlah. Tak sehari pun berlalu tanpa menimba dan mempraktikkan ilmu dari Rasulullah SAW. Abu Hurairah kian mencintai ilmu dan juga mengajarkan kepada orang lain, baik keluarga dekat maupun orang tak dikenalnya.

Suatu hari Abu Hurairah berjalan melewati sebuah pasar. Di sana ia terpana melihat begitu banyak orang “bersemangat” dalam mengais harta dunia. Sampai-sampai mereka tak menghiraukan seruan menimba ilmu kepada Rasulullah serta menunaikan shalat lima waktu. Mereka seolah tenggelam oleh lautan keuntungan dunia.

“Alangkah sibuknya kalian, hai penduduk Madinah!” teriak Abu Hurairah pada sekerumunan orang. Bagaimana pendapat Anda tentang kesibukan kami, wahai Abu Hurairah?,” sela seorang yang berpengaruh di antara mereka.

“Harta yang diwariskan Rasulullah SAW sedang dibagi-bagi orang. Sayang sekali kalian berada di sini. Mengapa kalian tidak pergi ke sana mengambil bagian?” papar Abu Hurairah. “Di mana?” tanya mereka hampir bersamaan. “Di masjid,” jawabnya.

Mereka merasa dikecewakan Abu Hurairah lantaran mereka tak mendapatkan harta sebagaimana dibayangkan. “Apa kalian tidak melihat banyak orang di masjid itu?” Abu Hurairah balik tanya. “Ada, tetapi mereka ada yang sedang shalat, ada yang membaca Al-Quran, dan ada juga yang sedang belajar tentang halal dan haram,” jawab mereka. “Bodoh kalian! Mereka itu sedang membagi-bagi harta yang diwariskan Rasulullah!” jawab Abu Hurairah cerdas.

Ilmu yang diperoleh langsung dari Rasulullah SAW, memang, telah mengantarkan pribadi Abu Hurairah kaya pengetahuan dan ahli ibadah. Waktu demi waktu ia habiskan untuk menimba ilmu disepanjang hari, serta beribadah pada sepertiga malam bersama isteri dan anaknya.

Abu Hurairah pernah menjadi Wali Kota Madinah. Namun, selama menjabat ia sangat berhati-hati terhadap harta. Sampai-sampai anak perempuannya ia larang mengenakan perhiasan. “Hai anakku, katakan kepada mereka, ayahmu takut kalau saya dibakar api neraka kelak,” terang ayahnya saat anak perempuannya mengadukan ejekan teman-temannya soal ia tak diberi perhiasan.

Hingga akhir hayatnya sifat-sifat yang meneladani Rasulullah SAW itu tetap terpatri dalam diri Abu Hurairah. Kerendahan hatinya tampak sekali ketika jiwanya di ujung kematian. Ia menangis yang membuat orang-orang di sekelilingnya keheranan.

“Mengapa Anda menangis, hai Abu Hurairah?” tanya salah seorang sahabat. “Saya menangis bukanlah karena akan berpisah dengan dunia ini. Saya menangis karena perjalanan saya masih jauh, sedangkan perbekalan saya hanya sedikit. Saya telah berada di ujung jalan yang akan membawa saya ke surga atau neraka,” ucapnya.

Hafal Al-Quran dan sekira 1609 hadits ia riwayatkan. Bekal inilah yang mengantarkan jiwanya tenang saat disambut malaikat sakaratul maut. Untuk bertemu dengan Rabbnya…. []

Tags: abu hurairah
Share4920SendShareTweetShareScan
ADVERTISEMENT
Previous Post

Aksi Demonstrasi ‘Stop Cow Terorism’ Digelar di 10 Kota India

Next Post

PP Muhammadiyah Minta Pemerintah Cabut Izin Starbucks di Indonesia

Saad Saefullah

Saad Saefullah

Lelaki. Tidak terkenal. Menyukai kisah-kisah Nabi dan Para Sahabat.

Terkait Posts

pasukan nabi isa, pemuda, nabi ibrahim, nabi musa

7 Fakta Sosok Nabi Musa AS: Nabi Penyelamat Bani Israil

7 Juli 2025
QRIS

Bagaimana Cara Kerja Pembayaran QRIS dan Bagaimana Sejarahnya?

30 Juni 2025
Ibnu Abbas, Bani Israil, Abu Bakar

Abu Bakar: Cinta Sejati pada Rasulullah ﷺ yang Mengalahkan Segalanya

27 Juni 2025
Penjagaan Allah terhadap Nabi, Abu Bakar

Fatimah Tidak Izinkan Abu Bakar Masuk ke Dalam Rumah, tanpa Izin Suami

12 Juni 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Melakukan Perubahan, sifat jujur, orang yang meninggalkan shalat, istidraj, FITNAH, SYAHWAT, maksiat, bunuh diri, dosa, maksiat, taubat

5 Alasan Jangan Mengungkit Dosa Masa Lalu Seseorang yang Sudah Bertaubat

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

agar tidak mengulangi dosa, mengganti shalat wajib, dosa jariyah, mandi, dosa, shalat

Jangan Tinggalkan Shalat Meski Badan Kotor saat Kerja, Tidak Semua Kotor Itu Najis

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

Senin

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

Oleh Dini Koswarini
14 Juli 2025
0

Cerai, Sebab Zina Dilarang dalam Islam, zina, Penyebab Lelaki Selingkuh, Talak

Talak: Halal yang Dibenci, Senjata Iblis untuk Memecah Belah

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999! 1

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999!

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Terpopuler

Jawab 20 Pertanyaan tentang Islam Ini, dari yang Paling Mudah sampai yang Agak Sulit

Oleh Dini Koswarini
2 Mei 2025
0
Teka Teki Fiqih, Pertanyaan, Pertanyaan tentang Islam

Berikut 20 soal pilihan ganda bertema Islami, disusun dari tingkat mudah hingga sulit, lengkap dengan jawabannya,

Lihat LebihDetails

Al-Mahdi, Sang Pemimpin yang Dinanti di Akhir Zaman (2-Habis)

Oleh Saad Saefullah
15 Mei 2024
0
Al-Mahdi, Kabah, Sosok Pertanda Datangnya Kiamat

Sekaligus ini menunjukkan kebagusan pemimpin ini, Al-Mahdi, dimana dia menghadiri salat berjama’ah bersama kaum muslimin.

Lihat LebihDetails

Tempat-Tempat Terlarang untuk Shalat, di Mana Saja?

Oleh Haura Nurbani
3 Juli 2025
0
Pembatal Shalat

Tempat yang digunakan untuk shalat harus bersih, suci, dan sesuai dengan adab syariat.

Lihat LebihDetails

MasyaAllah, Inilah 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan beserta Artinya

Oleh Haura Nurbani
24 Agustus 2023
0
Hukum Mengubur Ari-ari Bayi, Fakta Bayi Baru Lahir, ASI, ciri bayi cerdas, nama, Nama Anak Perempuan, Hukum Bayi Tabung dalam Islam, Doa ketika Melahirkan

Nama Sahabiyat adalah nama wanita-wanita agung yang dikaitkan dengan Nabi Muhammad dalam menyebarkan Islam bersamanya.

Lihat LebihDetails

Apa Itu Buhul-buhul?

Oleh Sodikin
15 Juli 2017
0
Foto: Gumtree

Biasanya kabel sihir ini dibawa oleh pasukan jin lalu pasukan jin itu masuk kedalam tubuh manusia dan mengikatkan kabel sihir...

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.