• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Jumat, 26 Desember 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Kolom

Adek Dulu Kalau Ditinggal Kerja Bubu, kan Nangis, tapi Bubu Tetap Berangkat

Oleh Saad Saefullah
9 tahun lalu
in Kolom
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Ciri Kanker Payudara,, Sifat Buruk yang Harus Dijauhi oleh Seorang Istri

Foto: Fanpop

1.2k
BAGIKAN

Oleh: Ernydar Irfan

TADI pagi badmood melanda. Feeling guilty tingkat dewa. Selama berangkat pengajian sampai separuh perjalanan pulang aku gak banyak bicara. Mungkin teman-temanku di mobil merasakan auranya hingga mereka pun gak banyak bercakap-cakap.

Akhirnya akupun bercerita kalau perasaanku lagi gak nyaman. Awalnya Altaf miss-komunikasi dengan ayahnya. Dia minta diantar ke sekolah, ditanggapi canda ayahnya. Dipikirnya ayahnya mau mengantarnya ke sekolah, sedang ayahnya menganggap dia tidak janji mengantar.

Jadi ketika ayahnya berangkat, ada anak berpipi tembem melakukan aksi bimoli (bibir monyong lima mili) sampai berujung butir kristal yang meleleh melintasi pipinya. Dia begitu bersikeras diantar ayahnya sekolah, hingga aku membujuknya berulang-ulang. Akhirnya kalimat lirihnya meluncur, “Adek kangen sama ayah.”

ArtikelTerkait

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

Tentara yang Diperas oleh Negaranya Sendiri

Firaun Tak Kalahkan Musa, Netanyahu Takkan Kalahkan Gaza

Dari Era Pra Hijrah ke Gaza: Warisan Generasi Progresif dalam Menolak Ketidakadilan

Ya, belakangan interaksi anak-anak sama ayahnya minim sekali. Kalau dihitung effektif tanpa terganggu TV, gadget, paling hanya 1 jam. Kadang, ayahnya pulang dia sudah tidur. Sedang shubuh, Altaf berlatih renang, lalu berangkat sekolah.

Di week end, ayahnya juga ngantor, kadang seharian juga. Kalaupun berkumpul itu pun masih terganggu telepon buat koordinasi kerjaan kantor atau berinteraksi dengan temannya di group medsos.

Tapi apapun kondisinya itu adalah hal yang harus disyukuri. Karena ayahnya pun telah berusaha keras melakukan quality time buat anak-anak. Tapi dengan kondisi yang seperti itu, aku pun memahami perasaan anak-anak dan sebisa mungkin memberikan pengertian normatif.

Akhirnya aku berhasil bujuk Altaf untuk kuantar ke sekolah, kami berbincang di jalan.

“Adek kangen ayah, ya?” tanyaku.

“Iya…” jawabnya singkat.

“Adek suka kangen Bubu juga enggak?”

“Iya…” jawabnya lagi.

“Tapi sekarang kan Bubu di rumah terus yaa… jadi adek kan gak perlu kangen lagi ya, dek,” kataku berusaha melucu.

“Adek suka kangen Bubu juga kalau inget Bubu di sekolah…” jawabnya polos.

Aku terdiam sesaat. So sweet.

“Terus dulu waktu Bubu kerja gimana dong?” tanyaku lagi.

“Dulu kangen terus, suka sedih kalau Bubu bilang mau pulang malam, atau Sabtu masuk. Sebenernya adek suka sedih kalau Bubu berangkat kerja …” jawabnya.

“Kok adek gak pernah ngomong?” tanyaku.

“Adek kan dulu kalau ditinggal Bubu kerja nangis… tapi kan Bubu tetap berangkat. Lama-lama juga adek bosen nangis. Adek juga berapa kali ditanya senengan Bubu kerja apa di rumah, adek jawab di rumah terus, tapi Bubu nya gak berhenti-berhenti kerja waktu itu.”

Ahh… tiba-tiba aja tercekat. Ternyata hatinya pernah terluka, dan itu berlangsung bertahun-tahun. Berarti selama itu anakku bukan memahami dan memaklumi ibunya pergi meninggalkannya, ternyata itu titik kejenuhan memohon ibunya buat tidak pergi. Itu adalah bentuk kompromi dia terhadap aku bekerja.

Dan aku sendiri tidak pernah merasa bersalah dan menganggap itu semua hal yang lumrah. Lalu aku bangga dengan segala pencapaianku, merasa kehidupanku lebih berharga atas pencapaian-pencapaian aktualisasi diriku atas ilmu dan kemampuan yang kupunya sementara hati anakku ternyata terluka.

Ketika Altaf berpamitan akan turun dari mobil, kami berpelukan erat seolah enggan melepasnya.
Air mataku jatuh waktu bercerita sambil berkendara.

Sampai seorang temanku berkomentar…. “Er… aku selalu mendampingi anakku 24 jam sejak mereka lahir. Tapi itu bukan jaminan aku adalah ibu yang baik buat anak-anak, ibu yang gak pernah nyakitin dan ngecewain anak-anak. Bukan …” ujarnya. “Bukan jaminan kita 24 jam sama anak bahwa kita ibu yang terhebat. Buktinya banyak juga ibu yang kerja sukses didik anak-anaknya, walau ada juga yang failed. Banyak juga ibu yang 24 jam dengan anak tapi anak-anak mereka jadi sampah masyarakat walau sangat banyak juga yang sukses. Perjalanan kita sebagai orang tua masih panjang…”

Kami terdiam lama tenggelam dalam pikiran masing-masing. Akhirnya aku berpikir bahwa kita gak pernah mengubah masa lalu. Tapi Allah kasih kesempatan hari ini dan InsyaAllah masa ke depan, gak akan ada gunanya menyesali yang sudah lewat. Mending sekarang mikir, gimana caranya kita jadiin anak kita anak-anak yang hebat. Gak usah pusingin berapa banyak waktu yang ada buat mereka, tapi berapa banyak yang bisa kita perbuat buat mereka di setiap waktu yang ada. []

DISCLAIMER: Tulisan ini secara ekslusif diberikan hak terbit kepada www.islampos.com. Semua jenis kopi tanpa izin akan diproses melalui hukum yang berlaku di Indonesia. Kami mencantumkan pengumuman ini di rubrik Kolom Ernydar Irfan dikarenakan sudah banyak kejadian plagiarisme kolom ini di berbagai media sosial.

Tags: AnakBekerjaernydar irfanibuKolom Ernydar Irfan
Share1249SendShareTweetShareScan
ADVERTISEMENT
Previous Post

Ini Jadwal Lengkap Safari Dakwah Zakir Naik di Indonesia

Next Post

Erdogan Olok-olok Belanda dengan Menyebut Negeri Itu ‘Banana Republic’

Saad Saefullah

Saad Saefullah

Lelaki. Tidak terkenal. Menyukai kisah-kisah Nabi dan Para Sahabat.

Terkait Posts

Senin

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

14 Juli 2025
Israel, Yahudi, Gaza, Tentara

Tentara yang Diperas oleh Negaranya Sendiri

10 Juli 2025
Firaun, Benjamin Netanyahu

Firaun Tak Kalahkan Musa, Netanyahu Takkan Kalahkan Gaza

9 Juli 2025
Gaza

Dari Era Pra Hijrah ke Gaza: Warisan Generasi Progresif dalam Menolak Ketidakadilan

8 Juli 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Melakukan Perubahan, sifat jujur, orang yang meninggalkan shalat, istidraj, FITNAH, SYAHWAT, maksiat, bunuh diri, dosa, maksiat, taubat

5 Alasan Jangan Mengungkit Dosa Masa Lalu Seseorang yang Sudah Bertaubat

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

agar tidak mengulangi dosa, mengganti shalat wajib, dosa jariyah, mandi, dosa, shalat

Jangan Tinggalkan Shalat Meski Badan Kotor saat Kerja, Tidak Semua Kotor Itu Najis

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

Senin

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

Oleh Dini Koswarini
14 Juli 2025
0

Cerai, Sebab Zina Dilarang dalam Islam, zina, Penyebab Lelaki Selingkuh, Talak

Talak: Halal yang Dibenci, Senjata Iblis untuk Memecah Belah

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999! 1

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999!

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Terpopuler

Diberi Ucapan Selamat oleh NonMuslim, Bagaimana Membalasnya?

Oleh Eneng Susanti
17 Juni 2020
0
hukum mengucapkan selamat natal, taqabbalallahu minna wa minkum, keutamaan silaturahmi, ucapan selamat hari raya idul fitri

Bagaimana cara membalas orang-orang nasrani atau non muslim secara umum jika mereka memberikan ucapan selamat pada hari raya kita atau...

Lihat LebihDetails

Jawab 20 Pertanyaan tentang Islam Ini, dari yang Paling Mudah sampai yang Agak Sulit

Oleh Dini Koswarini
2 Mei 2025
0
Teka Teki Fiqih, Pertanyaan, Pertanyaan tentang Islam

Berikut 20 soal pilihan ganda bertema Islami, disusun dari tingkat mudah hingga sulit, lengkap dengan jawabannya,

Lihat LebihDetails

MasyaAllah, Inilah 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan beserta Artinya

Oleh Haura Nurbani
24 Agustus 2023
0
Hukum Mengubur Ari-ari Bayi, Fakta Bayi Baru Lahir, ASI, ciri bayi cerdas, nama, Nama Anak Perempuan, Hukum Bayi Tabung dalam Islam, Doa ketika Melahirkan

Nama Sahabiyat adalah nama wanita-wanita agung yang dikaitkan dengan Nabi Muhammad dalam menyebarkan Islam bersamanya.

Lihat LebihDetails

85 Motto Hidup dari Kutipan Ayat Alquran

Oleh Eneng Susanti
17 Januari 2023
0
motto hidup ayat Alquran, cara menjadikan Al-Qur'an sebagai penyembuh

SAHABAT mulia Islampos, ada banyak pelajaran dan hikmah yang bisa dipetik dari Alquran. Banyak pula kutipan ayat Alquran yang bisa...

Lihat LebihDetails

Khutbah Jumat – Angan-angan Orang yang sudah atau akan Meninggal Dunia

Oleh Sodikin
14 Juni 2019
0
akhir hidup uqbah bin abu muith

Inilah sebagian dari angan-angan orang yang telah melihat kemuliaannya di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala meski ingin kembali ke dunia.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.