• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Senin, 15 Desember 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Syi'ar Inspirasi

Kisah Kiai Subhan; Berkali-kali Diundang Tanpa Diberi ‘Amplop’

Oleh Sodikin
8 tahun lalu
in Inspirasi
Waktu Baca: 2 menit baca
A A
0
KH Subhan Makmun (tengah) bersama Habib Luthfi (kanan). Foto: nu.or.id

KH Subhan Makmun (tengah) bersama Habib Luthfi (kanan). Foto: nu.or.id

1
BAGIKAN

KIAI Subhan Makmun, pengasuh Pondok Pesantren Assalafiyah Luwungragi Brebes yang juga salah satu Rais Syuriyah PBNU mengisahkan pengalaman menariknya saat berdakwah.

Pada 1994 Kiai Subhan pernah diundang untuk mengisi sebuah acara khataman kitab Ihya ‘Ulumidin di sebuah pesantren di Kabupaten Tegal. Saat itu beliau masih harus diantar jemput oleh panitia.

Hari yang ditetapkan pun tiba. Panitia telah datang dan menunggu sang kiai untuk bersama menuju ke pesantren tempat acara diselenggarakan. Apa yang semestinya dilakukan oleh seorang pembicara dalam sebuah acara pengajian pun dilakukan oleh Kiai Subhan. Beliau sampaikan mau’idhah kepada para hadirin. Dan usai acara panitia kembali mengantar beliau pulang ke rumah.

Namun Kiai Subhan meminta untuk diantar ke rumah mertua yang letaknya tak jauh dari tempat pengajian. Maka panitia penuhi permintaan itu. Tiba di rumah mertua kiai, panitia langsung undur diri dengan satu catatan; tanpa memberi ‘amplop’ sebagaimana layaknya mubaligh diberi bisyarah. Kiai Subhan hanya diam.

ArtikelTerkait

10 Tips Naik Gunung Tanpa Meninggalkan Shalat 5 Waktu

Apa Saja Keuntungan Menikah di KUA?

10 Tips Aman Mendaki Gunung untuk Pemula dan Pendaki Berpengalaman

7 Faktor yang Membuat Anak Membenci Ayahnya

Ketika hendak pulang ke pesantrennya sendiri di Brebes kepada sang mertua beliau meminta sedikit uang untuk ongkos pulang. Mendengar permintaannya ini sang mertua tertawa kecil seraya berkata, “Lha apa tadi tidak dikasih amplop? Kok mau pulang saja minta sama mertua.”

Kiai Subhan menjawab singkat, “Tidak.”

Pada kesempatan yang lain pada tahun 1995 pesantren yang sama kembali mengundang beliau untuk mengisi satu acara peringatan haul pendiri pesantren. Kali ini sang kiai tak lagi diantar jemput panitia karena telah memiliki mobil sendiri. Maka pada hari yang telah dijadwalkan beliau berangkat sendiri ke tempat acara dengan membawa uang saku secukupnya.

Apa yang terjadi pada tahun lalu kembali terulang. Ketika Kiai Subhan pamit pulang, lagi-lagi tuan rumah tak memberi ‘amplop’ atau apa pun kepadanya. Entah mengapa.

Untuk yang ketiga kalinya Kiai Subhan kembali diundang dalam acara khataman kitab Fathul Mu’in. Pun saat selesai acara beliau kembali tak diberi amplop oleh tuan rumah.

Namun beberapa kali berikutnya sang pengasuh pesantren yang mengundangnya hadir ke rumah Kiai Subhan. Kepada Kiai Subhan sang tamu mengatakan “Mohon maaf kiai, tiga kali saya mengundang Pak Kiai untuk mengisi acara di pesantren saya namun tidak pernah saya beri amplop. Itu bukan karena saya lupa. Itu memang saya sengaja untuk menguji apakah Pak Kiai benar-benar ikhlas atau tidak.”

Sampai di sini Kiai Subhan sempat terkejut seraya tersenyum kecil. Dan belum juga beliau berkomentar sang tamu kembali meneruskan bicaranya.

“Sekarang, setelah saya tahu betul keikhlasan Pak Kiai mulai saat ini anak-anak saya akan saya pondokkan di pesantren asuhan Pak Kiai ini,” ungkap sang tamu.

Maka mulai saat itu beberapa anak kiai pesantren itu dipondokkan di pesantren asuhan Kiai Subhan Makmun.

Kisah ini diceritakan KH Subhan Makmun pada kajian kitab Tafsir Al-Munir di Islamic Center Brebes. Dalam kajian rutin yang sebagian besar jamaahnya para kiai dan ustadz itu Kiai Subhan mengajarkan, “Kalau ingin ilmu yang diajarkan benar-benar meresap ke hati para santri, maka ustadz harus benar-benar ikhlas mengajar ngaji. Jangan pernah berharap balasan. Berpeganglah pada satu ayat in ajriya illâ ‘alallâh. Upah dakwahku aku serahkan kepada Allah. Allah pasti memberi jalan yang lain untuk kehidupan kita.” []

SUMBER: http://www.nu.or.id/post/read/87726/ketika-sang-kiai-diundang-berkali-kali-dan-tak-diberi-amplop

Tags: AmplopKiai
ShareSendShareTweetShareScan
ADVERTISEMENT
Previous Post

Ini 3 Masjid di Inggris yang Dulunya adalah Gereja

Next Post

Apa Nama Permainan Ini Di Daerahm?

Sodikin

Sodikin

Terkait Posts

gunung, naik gunung, shalat

10 Tips Naik Gunung Tanpa Meninggalkan Shalat 5 Waktu

8 Juli 2025
menikah, KUA

Apa Saja Keuntungan Menikah di KUA?

6 Juli 2025
gunung, mendaki gunung

10 Tips Aman Mendaki Gunung untuk Pemula dan Pendaki Berpengalaman

2 Juli 2025
rasa benci, anak, ayah

7 Faktor yang Membuat Anak Membenci Ayahnya

30 Juni 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Melakukan Perubahan, sifat jujur, orang yang meninggalkan shalat, istidraj, FITNAH, SYAHWAT, maksiat, bunuh diri, dosa, maksiat, taubat

5 Alasan Jangan Mengungkit Dosa Masa Lalu Seseorang yang Sudah Bertaubat

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

agar tidak mengulangi dosa, mengganti shalat wajib, dosa jariyah, mandi, dosa, shalat

Jangan Tinggalkan Shalat Meski Badan Kotor saat Kerja, Tidak Semua Kotor Itu Najis

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

Senin

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

Oleh Dini Koswarini
14 Juli 2025
0

Cerai, Sebab Zina Dilarang dalam Islam, zina, Penyebab Lelaki Selingkuh, Talak

Talak: Halal yang Dibenci, Senjata Iblis untuk Memecah Belah

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999! 1 amplop

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999!

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Terpopuler

12 Ayat Al-Quran tentang Istiqamah, Dapat Memotivasi Kita

Oleh Sufyan Jawas
31 Oktober 2021
0
Hadist Nabi Tentang Ikhlas

ayat Al-Quran Tentang Istiqamah

Lihat LebihDetails

Berikut 7 Hadist tentang Muamalah

Oleh Sufyan Jawas
25 Oktober 2021
0
Hadist tentang muamalah

Dikutip dari halaman Swm, berikut hadist-hadist tentang muamalah.

Lihat LebihDetails

85 Motto Hidup dari Kutipan Ayat Alquran

Oleh Eneng Susanti
17 Januari 2023
0
motto hidup ayat Alquran, cara menjadikan Al-Qur'an sebagai penyembuh

SAHABAT mulia Islampos, ada banyak pelajaran dan hikmah yang bisa dipetik dari Alquran. Banyak pula kutipan ayat Alquran yang bisa...

Lihat LebihDetails

Bait-bait syair Imam Syafi’i yang Menyentuh dan Menggetarkan Jiwa

Oleh Dini Koswarini
26 Oktober 2022
0
Penilaian Manusia, Muhasabah, Imam Syafi'i, ujian, akad

Inilah Bait-bait syair Imam Syafi’i rahimahullah yang bisa kita jadikan sebagai keteladanan di saat kondisi seperti sekarang ini.

Lihat LebihDetails

Kemunafikan Zaman Sekarang Lebih Buruk Ketimbang Zaman Nabi, Apa Maksudnya?

Oleh Sodikin
18 Maret 2021
0
Ilustrasi. Foto: WWF

Di zaman Nabi, kaum munafik lebih banyak menyembunyikan kekufuran/kebencian kepada islam, supaya di kira mereka bagian dari kaum muslimin.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.