• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Jumat, 13 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Ibrah

Hubungan Keimanan dengan Istighfar

Oleh Dini Koswarini
1 tahun lalu
in Ibrah
Waktu Baca: 4 menit baca
A A
0
Cara Sukses Dunia dan Akhirat, Rekening Ghaib Sepanjang Masa, Kesulitan-kesulitan saat Menghafal Al-Quran, Luqman Al-Hakim, Cara Menghafal Quran, Pahala Mendengarkan Al-Quran, ihsan, Muhammadiyah, Mukjizat Surah Al-Fatihah

Foto: Unsplash

0
BAGIKAN

ANTARA keimanan dengan istighfar, Allah berfirman dalam Surah Al-Kahfi (18) ayat 55:

وَمَا مَنَعَ النَّاسَ اَنْ يُّؤْمِنُوْٓا اِذْ جَاۤءَهُمُ الْهُدٰى وَيَسْتَغْفِرُوْا رَبَّهُمْ اِلَّآ اَنْ تَأْتِيَهُمْ سُنَّةُ الْاَوَّلِيْنَ اَوْ يَأْتِيَهُمُ الْعَذَابُ قُبُلًا

Dan tidak ada sesuatu pun yang menghalangi manusia dari beriman ketika petunjuk telah datang kepada mereka, dan dari memohon ampun kepada Tuhannya, kecuali (akibatnya nanti) datangnya apa yang berlaku terhadap umat-umat yang dahulu atau datangnya azab atas mereka dengan nyata.

Dalam ayat tersebut, Allah menyebutkan bahwa ada sesuatu yang menghalangi mereka dari beriman dan beristighfar. Namun, penghalang tersebut tidak disebutkan. Hal ini menyebabkan perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang sesuatu yang menghalangi mereka dari beriman dan beristighfar.

ArtikelTerkait

3 Sungai Sebagai Pembersih Dosa di Dunia

Sungai di Zaman Nabi Daud

Wahai Jiwa, Mengapa Engkau Enggan Sedekah?

Ciri Orang yang Tidak Pernah Mau Bersedekah, Hah Ternyata …

Pendapat pertama: menyatakan bahwa penghalang tersebut adalah takdir Allah sehingga artinya “dan tidak ada yang menghalangi manusia dari beriman dan dari memohon ampun kecuali takdir Allah”. Jadi, seberapa pun datang penjelasan yang sangat jelas kepada mereka, tetapi ketika mereka telah ditakdirkan untuk kafir, maka mereka tidak akan beriman. Hal ini sebagaimana perkataan Nabi Nuh yang tercantum dalam Surah Hud (11) ayat 34:

وَلَا يَنْفَعُكُمْ نُصْحِيْٓ اِنْ اَرَدْتُّ اَنْ اَنْصَحَ لَكُمْ اِنْ كَانَ اللّٰهُ يُرِيْدُ اَنْ يُّغْوِيَكُمْ ۗهُوَ رَبُّكُمْ ۗوَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَۗ

Dan tidaklah bermanfaat kepada kalian nasihatku jika aku hendak memberi nasihat kepada kalian, sekiranya Allah hendak menyesatkan kalian, Dia adalah Tuhanmu dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.

BACA JUGA: Taubat dan Istighfar

Begitu juga firman Allah dalam Surah Al-Baqarah (2) ayat 6:

اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا سَوَاۤءٌ عَلَيْهِمْ ءَاَنْذَرْتَهُمْ اَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ

Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman.

Artinya, mereka ditakdirkan untuk tidak beriman sehingga sebesar apa pun petunjuk yang datang kepada mereka maka mereka tetap tidak akan beriman kepada Allah. Pendapat pertama ini mengingatkan kita kepada takdir bahwasanya kita harus beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk. Allah menakdirkan adanya iblis dan juga menakdirkannya untuk masuk neraka Jahanam dan itu semua urusan Allah dan ini rahasia Allah.

Advertisements
Zuhud menurut Imam Al-Ghazali, Golongan yang Akan Dinaungi Allah di Hari Kiamat,, Cara Meraih Ketenangan, Keimanan dengan Istighfar
Foto: Freepik

Pendapat kedua: menyatakan bahwa penghalang tersebut adalah perbuatan mereka yang suka istihza atau mengejek para nabi dengan mengatakan nabi adalah orang gila, sinting, dan yang lainnya. Dengan demikian, artinya “dan tidak ada yang menghalangi manusia dari beriman dan dari memohon ampun kecuali perbuatan mereka yang suka mengejek”.

Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Surah Adz-Dzariyat (51) ayat 52-53:

كَذٰلِكَ مَآ اَتَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ مِّنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا قَالُوْا سَاحِرٌ اَوْ مَجْنُوْنٌ (52) اَتَوَاصَوْا بِهٖۚ بَلْ هُمْ قَوْمٌ طَاغُوْنَۚ (53)

Demikianlah tidak seorang rasul pun yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka, melainkan mereka mengatakan, “Dia adalah seorang tukang sihir atau seorang gila”. Apakah mereka saling berpesan tentang apa yang dikatakan itu? Sebenarnya mereka adalah kaum yang melampaui batas.”

Inilah kebiasaan mereka yang suka mengejek para nabi dan para rasul, mulai dari Nabi Nuh hingga Nabi Muhammad ﷺ semuanya dikatakan tukang sihir atau orang gila. Sampai-sampai Allah mengatakan “Apakah mereka saling berwasiat” dari zaman nenek moyang mereka, yaitu dari zaman Nabi Nuh hingga zaman Nabi Muhammad, sehingga kok bisa sama bahan cercaannya yaitu menuduh gila para nabi. Inilah yang membuat mereka tertimpa azab.

Pendapat ketiga: menyatakan bahwa penghalang tersebut adalah perbuatan mereka yang sering menantang. Dengan demikian artinya “dan tidak ada yang menghalangi manusia dari beriman dan dari memohon ampun kecuali perbuatan mereka yang sering menantang”. Mereka sering menantang para nabi agar didatangkan azab kepada mereka sehingga akhirnya Allah benar-benar menurunkan azab kepada mereka. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Surah Al-Anfal (8) ayat 32:

وَاِذْ قَالُوا اللّٰهُمَّ اِنْ كَانَ هٰذَا هُوَ الْحَقَّ مِنْ عِنْدِكَ فَاَمْطِرْ عَلَيْنَا حِجَارَةً مِّنَ السَّمَاۤءِ اَوِ ائْتِنَا بِعَذَابٍ اَلِيْمٍ

Dan (ingatlah) ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata, “Ya Allah, jika betul (Al-Quran) ini dialah yang benar dari sisi engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih.

BACA JUGA:  Qarun dalam Al-Quran

Begitu juga firman Allah tentang umat terdahulu kepada para Rasul mereka, sebagaimana tercantum dalam Surah Al-Ahqaf (34) ayat 22, Surah Al-A’raf (6) ayat 70, Surah Al-A’raf (6) ayat 77, dan Surah Hud (11) ayat 32:

فَأْتِنَا بِمَا تَعِدُنَآ اِنْ كُنْتَ مِنَ الصّٰدِقِيْنَ

… Maka datangkanlah azab yang kamu ancamkan kepada kami Jika kamu termasuk orang-orang yang benar.

Umat-umat terdahulu sering menantang nabi-nabi mereka agar diturunkan azab, yang akhirnya Allah menurunkan azab kepada mereka.

Inilah tiga pendapat yang menyebutkan sebab penghalang mereka dari beriman dan beristighfar, padahal sudah jelas datang kebenaran.

Kemudian firman-Nya:

وَمَا مَنَعَ النَّاسَ اَنْ يُّؤْمِنُوْٓا اِذْ جَاۤءَهُمُ الْهُدٰى وَيَسْتَغْفِرُوْا رَبَّهُمْ

Dan tidak ada sesuatu pun yang menghalangi manusia dari beriman ketika petunjuk telah datang kepada mereka, dan dari memohon ampun kepada Tuhannya…

Dalam ayat ini, Allah menggandengkan iman dan istighfar. Maka, seseorang yang ingin imannya sempurna hendaknya ia menggabungkan antara keimanan dan istighfar. Seseorang yang merasa tidak bersalah maka hakikatnya dia tidak jeli dalam melihat kesalahannya. Seseorang tidak boleh merasa dirinya sempurna karena dia pasti memiliki dosa.

Terlebih di zaman sekarang ini (yang merupakan zaman penuh fitnah) maka sesaleh apa pun seseorang, atau seberapa besar usahanya dalam meninggalkan banyak macam kemaksiatan, hendaknya ia tetap menggabungkan antara iman dan istighfar. Karena, seseorang pasti berdosa dan tidak mungkin dia tidak berdosa, terlebih di zaman sekarang.

Kemudian firman-Nya:

اِلَّآ اَنْ تَأْتِيَهُمْ سُنَّةُ الْاَوَّلِيْنَ

Kecuali (akibatnya nanti) datangnya apa yang berlaku terhadap umat-umat yang dahulu.

سُنَّةُ adalah sesuatu yang telah berjalan dan سُنَّةُ الْاَوَّلِيْنَ adalah sesuatu yang telah menimpa umat-umat terdahulu. Yaitu berupa sesuatu yang telah menimpa kaum Nabi Nuh, menimpa kaum Nabi Hud, menimpa kaum Nabi Shaleh, dan menimpa kaum Nabi Musa maka itulah سُنَّةُ الْاَوَّلِيْنَ, yaitu sunnah Allah yang berlaku pada orang-orang terdahulu jika mereka menentang para rasul.

Tawakal, Pengemban Dakwah, Cara Membersihkan Jiwa, Amalan Ikhtiar Penghapus Dosa, Hak dan Kewajiban Seorang Muslim, Keimanan dengan Istighfar
Foto: Pexels

Begitu juga, wahai orang-orang musyrikin Quraisy, kalian akan ditimpa dengan سُنَّةُ الْاَوَّلِيْنَ. Akhirnya, mereka kaum musyrikin kalah dalam Perang Badar. Kalaupun mereka selamat di dunia maka mereka tetap akan tertimpa azab di akhirat, sebagaimana yang berlaku kepada umat-umat sebelumnya, kecuali jika mereka bertobat dan sadar sebelum datang kematian.

Kemudian firman-Nya:

اَوْ يَأْتِيَهُمُ الْعَذَابُ قُبُلًا

Atau datangnya azab atas mereka dengan nyata.

BACA JUGA: Mengapa Tidak Ada yang Bisa Mengubah Isi Al-Quran?

Terdapat dua qiraah atau bacaan untuk kata قُبُلًا:

Pertama, ada qiraah qubula dan kedua ada qiraah qibala. Kata qubula jamak dari qabiila yaitu akan datang kepada mereka azab dengan berbagai macam model. Terlebih lagi nanti di neraka Jahanam akan datang siksaan yang bukan hanya satu macam melainkan berbagai macam model siksaan.

Adapun qibala artinya siksaan yang ada di hadapan mereka. Di hadapan mereka siksaan tersebut akan terlihat nyata dan mereka tidak akan menghindarinya.

Dua tafsiran ini adalah penafsiran yang benar karena pada Hari Kiamat kelak seorang yang musyrik akan disiksa dengan berbagai macam siksaan dan mereka akan melihat siksaan tersebut di hadapan mereka datang dan menyerang mereka.[]

SUMBER: TAFSIR AT TAYSIR SURAH Al-KAHFI | PUSAT STUDI QURAN 

Tags: IstighfarkeimananPusat Studi Quran
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Wakil Ketua TKN Sebut Slepet Ala Cak Imin Seperti Olok-olok

Next Post

Salah Satunya Tidak Berambisi Jadi Pemimpin, Inilah 6 Ciri Orang Ikhlas

Dini Koswarini

Dini Koswarini

Terkait Posts

Wudhu Dulu Sebelum Mandi Junub, nasihat ibnul qayyim, Macam Cemburu, Cara Membersihkan Najis, Dosa

3 Sungai Sebagai Pembersih Dosa di Dunia

10 Juni 2025
Nabi Musa, Nabi Daud

Sungai di Zaman Nabi Daud

27 Mei 2025
Hal yang Bisa Jadi Kita Sedekahkan, Keutamaan Sedekah

Wahai Jiwa, Mengapa Engkau Enggan Sedekah?

20 Mei 2025
Utang Piutang, Pekerjaan yang Dilaknat dalam Islam, Adab Utang Piutang dalam Islam, Keutamaan Memberi Utang, Kesalahan saat Bersedekah

Ciri Orang yang Tidak Pernah Mau Bersedekah, Hah Ternyata …

16 Mei 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Waktu Shalat, Manfaat Shalawat bagi Hati,, Jumlah Rakaat Shalat Witir, Hukum Pura-pura Menangis dalam Shalat, Sholat, Keutamaan Shalat Qobliyah Shubuh, Cara Ruqyah Diri Sendiri, Shalat Dhuha, Hal yang Dilarang ketika Shalat, Shalat Witir, Pura-pura Menangis ketika Shalat, Shalat Dhuha

Kenapa Tidak Boleh Lewat di Depan Orang yang Sedang Shalat?

Oleh Haura Nurbani
13 Juni 2025
0

maen HP

Kenapa Sih Maen HP Pas Shalat Jumat?

Oleh Haura Nurbani
13 Juni 2025
0

diabetes

7 Tanda Tubuh yang Rentan Terkena Diabetes

Oleh Yudi
13 Juni 2025
0

hati, jin, api, murtad, pekerjaan

5 Pekerjaan Haram yang Jarang Disadari

Oleh Yudi
13 Juni 2025
0

Beli Baju Lebaran, Tanda Kebahagiaan

7 Tanda Kebahagiaan Seorang Muslim, Apa Saja?

Oleh Dini Koswarini
13 Juni 2025
0

Terpopuler

7 Kalimat yang Jangan Diucapkan Sembarangan oleh Suami kepada Istri!

Oleh Yudi
12 Juni 2025
0
hak dan kewajiban suami istri, NAFKAH, talak, rumah tangga, suami, aurat

Mengurus anak, rumah, dan mendukung suami secara emosional adalah kontribusi besar yang tak bisa diukur dengan uang.

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Kenapa Shalat Shubuh Terasa Berat bagi Orang Munafik?

Oleh Yudi
12 Juni 2025
0
Itikaf, Ciri Malam Lailatul aQadar,, Munafik

Rasulullah ﷺ menyebut bahwa shalat Shubuh dan Isya adalah shalat yang paling berat bagi orang munafik.

Lihat LebihDetails

85 Motto Hidup dari Kutipan Ayat Alquran

Oleh Eneng Susanti
17 Januari 2023
0
motto hidup ayat Alquran, cara menjadikan Al-Qur'an sebagai penyembuh

SAHABAT mulia Islampos, ada banyak pelajaran dan hikmah yang bisa dipetik dari Alquran. Banyak pula kutipan ayat Alquran yang bisa...

Lihat LebihDetails

Penyebab Asam Urat, Apa Saja?

Oleh Dini Koswarini
12 Juni 2025
0
Gejala Diabetes, Durasi Tidur, Akibat Menahan BAB, Penyebab Asam Urat

Penyakit asam urat (gout) disebabkan oleh penumpukan kristal asam urat di dalam sendi, yang menimbulkan nyeri, bengkak, dan peradangan.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.