• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Rabu, 25 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Syi'ar Islam 4 Beginner

Nama Anak Ikut Nama Ayah?

Oleh Yudi
4 tahun lalu
in Islam 4 Beginner
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Foto: Pixabay

Foto: Pixabay

0
BAGIKAN

MENASABKAN anak kepada ayahnya adalah kewajiban yang dilakukan orang tua kepada anaknya. Sesuai firman-Nya: “Panggillah mereka (anak-anak angkatmu) dengan memakai nama bapak-bapak mereka, hal itu lebih adil di sisi Allah.” (QS. Al Ahzab: 5)

Menasabkan Anak pada Masa Rasulullah

Dahulu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam memiliki budak bernama Zaid bin Haritsah radhiyallahu anhu, lalu dimerdekakan, dan diangkat menjadi anak (yaitu anak angkat), dan manusia memanggilnya dengan Zaid bin Muhammad lalu turunlah ayat di atas.

Imam al Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Umar radhiyallahu anhuma, dia berkata:

“Dahulu kami tidak memanggil Zaid bin Haritsah melainkan dengan Zaid bin Muhammad, sampai Allah azza wa jalla turunkan ayat: Panggillah mereka (anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka; itulah yang adil di sisi Allah.”

ArtikelTerkait

Orang yang Mudah Didatangi Rezeki

Apa Hukum Shalat tapi Tidak Paham Arti Bacaannya?

Allah Melihat Akhir Hidup Seseorang

Al-Kabair (Dosa Besar): Meninggalkan Shalat, Dihukumi Kafir dan Merupakan Pintu Kekufuran

Ayat ini berbicara tentang anak angkat di mana kita wajib memanggil dan menasabkan mereka dengan ayah kandungnya sendiri.

BACA JUGA: Telusuri Nasab lewat Tes DNA, Bagaimana Menurut Pandangan Islam?

Maka, apalagi dengan anak kandung sendiri tentu lebih wajib menasabkan kepada ayahnya sendiri. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bahkan mencela orang yang mengingkari atau tidak mengakui nasab anaknya sendiri.

Atau sebaliknya mengklaim anak orang lain sebagai anak kandungnya.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Kufur hukumnya orang yang mengklaim nasab yang tidak diketahuinya, atau mengingkari nasab walau masih samar.

Menurut Imam al Munawi Rahimahullah (w.1031 H), kufur di sini bukanlah kekafiran yang membuatnya kekal di neraka, tapi ini bermakna dusta atas nama Allah azza wa jalla, dia mengaku-ngaku Allah azza wa jalla telah menciptakan dirinya dari air maninya si fulan padahal kenyataannya tidak demikian.

Kecaman ini hanya berlaku bagi yang benar-benar bermaksud mengubah nasab baik mengklaim sebuah nasab yang bukan nasabnya atau mengingkari nasab yang sebenarnya nasabnya sendiri.

Ada pun jika penyandaran ‘bin’ kepada bukan ayahnya hanya sebagai ta’rif (pengenalan identitas), itu tidak apa-apa dan bukan masalah. Ada sahabat nabi bernama Al Miqdad bin Al Aswad radhiyallahu anhu, padahal ayahnya bukan Al Aswad.

Namun, dengan nama itulah dia dikenal dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pun tidak mengingkari nama tersebut.

Panggilan untuk Perempuan yang Sudah Menikah

Imam Ibnu Baththal Rahimahullah (w.449 H) mengatakan sebagaimana dikutip Imam Ibnu Hajar Rahimahullah (w.852 H):

Maksud hadits ini hanyalah tentang orang yang mengubah nasab dirinya pada ayahnya kepada selain ayahnya, dan dia tahu, sengaja, dan atas pilihannya sendiri.

Pada zaman jahiliyah, mereka tidak mengingkari seseorang yang mem-bin-kan anak orang lain.

Beliau melanjutkan: “Maka, sebutan nama seperti itu dengan maksud identitas bukan maksud nasab yang hakiki, seperti Al Miqdad bin Al Aswad, padahal ayahnya bukan Al Aswad, nama ayahnya adalah Umar bin Tsa’labah.”

Ada kebiasaan di sebagian masyarakat kita, menyandarkan nama belakang istri dengan nama suaminya, tentu, hal itu terlarang dimaksudkan mengubah nasab.

Misal, seorang wanita bernama Fatimah, menikah dengan Ali, maka di masyarakat ia akan dipanggil Fatimah Ali.

Jika panggilan itu bermaksud identitas saja, bukan perubahan nasab maka itu tidak apa-apa, sebagaimana yang dikatakan Imam Ibnu Baththal.

Tapi jika dimaksudkan adalah perubahan nasab, maka itu keliru, tidak dibenarkan. Atau jika maksudnya adalah sekadar identitas al ‘ilaqah az zaujiyah (relasi pernikahan) semata-mata di antara keduanya maka tidak apa-apa.

BACA JUGA: Istri Memakai Nama Suami, Bagaimana Hukumnya?

Dalam Al-Qur’an, istrinya Imran disebut dengan Imra’atu Imran (istrinya Imran), juga Imra’atu al Aziz (istrinya Aziz).

Artinya, nama suami digandengkan setelah nama istri, sebagai hubungan pernikahan mereka. Kalau di Indonesia, biasanya disebut dengan Bu Imran atau Bu Aziz. Ini tidak masalah, ini bukan kaitan nasab.

Hanya saja, identitas seperti ini tidaklah kuat, yang lebih kuat adalah disandarkan kepada ayah si istri. Sebab, ayahnya tidak pernah berubah, tidak ada mantan ayah, selamanya ia disandarkan ke ayahnya.

Beda dengan suami, jika suaminya wafat, lalu istri nikah lagi dengan suami baru, ini akan jadi masalah.

Maka lebih utama, dan tepat jika tetap disandarkan dengan nama ayahnya walau sandaran nama suami tidak bermaksud nasab. Tentunya, hal yang lebih utama yang kita pilih.

Wallahua’lam. []

Sumber: Fiqih Praktis Pendidikan Anak. Ustaz Farid Nu’man Hasan. Penerbit: Inspirasi Cendikia: 2021 | ChanelMuslim

ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Jumlah Rakaat Shalat Tarawih, Berapa Sebenarnya?

Next Post

Disebutkan dalam Alquran, Ini 3 Wanita yang Prilakunya Tak Boleh Ditiru

Yudi

Yudi

Terkait Posts

Penyebab Datangnya Rezeki, Hukum Arisan, Nafkah yang Haram

Orang yang Mudah Didatangi Rezeki

24 Juni 2025
Waktu Shalat, Manfaat Shalawat bagi Hati,, Jumlah Rakaat Shalat Witir, Hukum Pura-pura Menangis dalam Shalat, Sholat, Keutamaan Shalat Qobliyah Shubuh, Cara Ruqyah Diri Sendiri, Shalat Dhuha, Hal yang Dilarang ketika Shalat, Shalat Witir, Pura-pura Menangis ketika Shalat, Shalat Dhuha

Apa Hukum Shalat tapi Tidak Paham Arti Bacaannya?

24 Juni 2025
Rukhshoh, Istiqomah, Mudik, Akhir Hidup

Allah Melihat Akhir Hidup Seseorang

22 Juni 2025
Maksiat, Kesulitan, Kebiasaan Buruk di Bulan Ramadhan, Bahaya Kurang Tidur, Hukuman Allah

Al-Kabair (Dosa Besar): Meninggalkan Shalat, Dihukumi Kafir dan Merupakan Pintu Kekufuran

22 Juni 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Penyebab Datangnya Rezeki, Hukum Arisan, Nafkah yang Haram

Orang yang Mudah Didatangi Rezeki

Oleh Haura Nurbani
24 Juni 2025
0

Keutamaan Berbakti kepada Orangtua, Anak

Berapa Usia Anak dari Bapak Ini?

Oleh Haura Nurbani
24 Juni 2025
0

Syirik, Bahaya Vape untuk Kesehatan, Rokok, Kentut

Suami Suka Kentut Depan Istri, Istri Ga Suka, Bagaimana Hukumnya?

Oleh Saad Saefullah
24 Juni 2025
0

JISc

Banyak Diterima di UI, JISc Ungguli SMA Negeri Meski Terapkan 3 Kurikulum

Oleh Saad Saefullah
24 Juni 2025
0

fakta menarik tentang indonesia, fakta kopi indonesia, kopi

Inilah Negara yang Pertama Kali Temukan Kopi Sebelum Menyebar ke Seluruh Dunia

Oleh Yudi
24 Juni 2025
0

Terpopuler

5 Negara Paling Aman, Jika Terjadi Perang Dunia, Ternyata Ada Indonesia!

Oleh Haura Nurbani
23 Juni 2025
0
Alasan kenapa Hidup di Indonesia Itu Enak Banget

Berikut ini lima  negara yang dianggap paling aman jika terjadi perang dunia — dan ya, Indonesia termasuk di dalamnya!

Lihat LebihDetails

11 Adab Jima yang Harus Diketahui Pasangan Suami Istri

Oleh Saad Saefullah
18 Juni 2023
0
Adab Jima

ISLAM telah mengajarkan kita segala sesuatu, bagaimana kita makan, memakai pakaian. Apakah disana ada sunah yang menjelaskan bagi orang Islam...

Lihat LebihDetails

Jangan Dianggap Sepele, Ini 10 Dampak Perang Dunia Ketiga Jika Pecah

Oleh Yudi
23 Juni 2025
0
perang dunia, perang, kiamat

Seperti yang terjadi setelah Perang Dunia I dengan flu Spanyol, perang besar sering diikuti oleh pandemi mematikan.

Lihat LebihDetails

8 Ciri Orang Suka Berbohong dari Fisiknya

Oleh Yudi
20 Juni 2025
0
berbohong

Orang yang berbohong sering butuh waktu lebih lama untuk merespons, karena mereka “menyusun” cerita.

Lihat LebihDetails

Apa Ciri-Ciri Ginjal yang “Kotor” atau Tidak Sehat?

Oleh Saad Saefullah
23 Juni 2025
0
Bahaya Jantung ketika Sudah Kotor Lebaran, Ginjal, ginjal

Dalam istilah medis, ini bisa merujuk pada gangguan fungsi ginjal atau penyakit ginjal kronis.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.