• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Selasa, 24 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Dari Anda Opini

Menyelamatkan Keluarga Saat di Ujung Prahara

Oleh Rifki M Firdaus
7 tahun lalu
in Opini
Waktu Baca: 5 menit baca
A A
0
Foto hanya ilustrasi. Sumber: The Fishbowl Network

Foto hanya ilustrasi. Sumber: The Fishbowl Network

0
BAGIKAN

Oleh: Zahida Ummu Sausan
Pemerhati Anak dan Keluarga

KRISIS keluarga sakinah melanda kehidupan kaum muslimin. Dahulu keluarga adalah tempat terindah dan ternyaman untuk melepas semua hiruk-pikuk kehidupan. Kini keluarga dianggap belenggu dan beban yang menghalangi kebebasan, hingga lebih nyaman di luaran daripada di rumah.

Fenomena ini sungguh membuat miris. Perceraian yang dulu masih tabu untuk diketahui, sekarang begitu menyeruak. Pengaruh kehidupan sekuler, hedonisme dan liberalis telah menggerus nilai-nilai Islam dari kehidupan. Termasuk dalam urusan rumah tangga, akhir-akhir ini banyak kita jumpai masalah disorganisasi keluarga, di antaranya adalah perceraian.

Kasus perceraian sudah sangat mengkhawatirkan. Dirjen Bimas Islam Kemenag, Prof Muhammadiyah Amin mengatakan bahwa pada 2017 lalu angka perceraian juga masih terhitung tinggi, “walaupun datanya belum ada,tapi kalau data tahun 2016 sebesar 350 ribuan”, ujar Muhammadiyah. Berdasarkan data dari Dirjen Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung pada periode 2014-2016 perceraian di Indonesia trennya memang meningkat. Dari 344.237 perceraian pada 2014 naik menjadi 365.633 perceraian di tahun 2016. Rata-rata angka perceraian naik 3% per tahunnya.

ArtikelTerkait

Apa yang Terjadi Jika Makan Telur Tiap Hari?

The End of Medsos

Apa Itu Nimbus, Varian Baru Covid 19 yang Lagi Merebak?

Shalat Tahajud dan Derajat yang Mulia : Tadabur surat Al-Isra Ayat 79

Jika dicermati akan didapati beberapa sebab pemicu perceraian diantaranya:

1) Tujuan mendasar membentuk keluarga belum difahami.

Sebagian pasangan hanya menikah dengan bermodal cinta, tidak disertai dengan bekal ilmu yang cukup untuk menjalani kehidupan pernikahan. Akibatnya ketika dilanda sedikit goncangan yang terpikir adalah mengambil jalan pintas; cerai.

Padahal sebagai sebuah ibadah pernikahan memiliki tujuan mulia. Memahami tujuan itu sangatlah penting guna menghindarkan pernikahan berlayar tak tentu arah yang akan membuatnya sia-sia tak bermakna. Tujuan itu adalah mewujudkan mawaddah dan rahmah,yakni terjadinya cinta kasih dan tergapainya ketentraman hati/sakinah (QS ar-Rum;21), melanjutkan keturunan dan menghindarkan dosa, mempererat silaturahmi, sebagai sarana da’wah dan menggapai mardhotillah.

Jika tujuan pernikahan yang sebenarnya difahami dengan, InsyaaAllah akan lebih mudah meraih keluarga sakinah. Konflik-konflik yang berkepanjangan akan terhindari. Ketika pasangan suami-istri satu pemahaman dalam memandang tujuan pernikahan sesungguhnya hal ini akan menjadi perekat kokoh sebuah pernikahan.

2) Ketimpangan dalam persoalan hak dan kewajiban

Islam memandang pernikahan sebagai perjanjian yang berat (mitsaqan ghalidza, QS an-Nisa;21) yang menuntut setiap orang yang terikat di dalamnya untuk memenuhi hak dan kewajibannya.

Islam mengatur dengan sangat jelas hak dan kewajiban suami-istri, orangtua dan anak-anak serta hubungan dengan keluarga yang lain. Islam memandang setiap anggota keluarga sebagai pemimpin dalam kedudukannya masing-masing.

Rasullah bersabda: ”Setiap kamu adalah pemimpin yang akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang telah dipercayakan kepadanya…Seorang ayah bertanggung jawab atas kehidupan keluarganya. Seorang ibu bertanggungjawab atas rumah dan anak suaminya serta akan dimintai pertanggungjawaban atasnya.” (HR al –Bukhori dan Muslim).

Pernikahan dalam Islam bukan hanya berdimensi duniawi, tetapi juga ukhrawi. Dengan kata lain pernikahan haruslah dipandang sebagai bagian dari amal salih untuk menciptakan pahala sebanyak-banyaknya, dalam kedudukan masing-masing melalui pelaksanaan hak dan kewajiban dengan sebaik-baiknya.

3) Fungsi keluarga terabaikan

Islam mengajarkan prinsif keadilan dalam membina keluarga. Dalam hal ini, adil berati meletakan fungsi-fungsi keluarga secara memadai. Islam meletakan fungsi keagamaan(ibadah dan amal sholih) sebagai fungsi paling penting dalam keluarga.

Bersumber dari fungsi keagamaan inilah keluarga menghidupkan fungsi reproduksi, edukasi, perlindungan dan kasih sayang. Fungsi ekonomi, sosial rekreatif akan tumbuh sendiri jika fungsi-fungsi yang disebut sebelumnya dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

BERSAMBUNG ke halaman selanjutnya…

4) Kebahagiaan yang tidak dirasakan

Keluarga sakinah adalah keluarga dengan enam kebahagiaan yang lahir dari usaha keras pasanagan suami istri dalam memenuhi semua hak dan kewajiban, baik kewajiban perorangan maupun kewajiban bersama. Amat jelas bagaimana Allah dan Rasul-Nya menuntun kita mencapai setiap kebahagian itu.

Enam kebahagian yang dimaksud adalah kebahagiaan finansial, seksual, intelektual, moral, spiritual dan ideologis. Mana dari enam kebahagiaan itu yang utama? semuanya tergantung persepsi atau kerangka pandang dan pemahaman pasangan suami-istri.

Keluarga Rasulullah dibangun dalam kerangka perjuangan. Inilah keluarga teladan dengan kebahagiaan ideologis. Namun berdasarkan riwayat -riwayat yang sangat jelas Rasulullah mampu menciptakan bagi keluargannya kebahagiaan intelektual,moral, spiritual,bahkan pula seksual.

Sangatlah penting bagi para pasangan untuk menyiapkan pernikahannya dengan baik sehingga dapat mengantisipasi badai yang akan menerpa dan pada saat hal tersebut terjadi dapat diatasi dengan baik.

Kesabaran merupakan langkah utama ketika mulai muncul perselisihkan dalam keluarga. Islam memerintahkan kepada suami-istri agar bergaul dengan cara yang baik serta mendorong mereka untuk bersabar dengan keadaan masing-masing pasangan. Sebab boleh jadi di dalamnya terdapat kebaikan-kebaikan.

Dalam Al Qur’an Allah berfirman yang artinya: “Bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian jika kalian tidak menyukai mereka (maka bersabarlah), karena mungkin kalian tidak menyukai sesuatu,padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS an-Nisa: 19).

Selanjutnya sangat penting menjaga pintu dialog. Dialog dimaksudkan untuk menghilangkan hambatan psikis. Kadang masalah muncul bukan karena tidak ada kecocokan pada kedua belah pihak, melainkan karena sangat kurangnya kesempatan bagi keduanya untuk berbincang-bincang. Boleh jadi hanya dengan dialog persoalan yang kelihatannya sulit akan mampu terpecahkan. Disinilah dibutuhkan komunikasi yang baik antar suami-istri.

Untuk membangun komunikasi yang baik, pasangan harus menyadari bahwa mereka merupakan dua pribadi yang unik dan berbeda. Pasangan tidak akan pernah bisa membangun sebuah kesamaan tanpa menyadari atau mengenali perbedaan yang ada. Mereka mungkin menyadari bahwa mereka berbeda,namun tidak tahu bagaimana cara menjembatani perbedaan yang ada dengan bijaksana sehingga konflik pun tak bisa dihindarkan lagi.

Jika konflik suami-istri memang sudah tidak mampu diatasi berdua, sementara keadaan semakin runcing maka kehadiran pihak ketiga sebagai penengah sangat diperlukan.

“Jika kalian khawatir ada persengketaan diantara keduanya,maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi Taufik kepada suami-istri itu. Sesungguhnya Allah Mahatahu lagi Maha Mengenal (QS an-Nisa: 35).

Jika memang perceraian merupakan pilihan satu-satunya maka ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan. Diantaranya kehormatan masing-masing tetap harus terjaga. Hak-hak anak setelah orangtua berpisah tetap harus terpenuhi. Yang sering membawa kerusakan hubungan silaturahmi antara keluarga mantan suami atau istri bukanlah perceraian itu, tetapi sikap saling menyalahkan. Bahkan kadang keluar perkataan yang merusak kehormatan mantan suami atau istri.

Sesungguhnya setelah perceraian terjadi, masing-masing sudah tidak ada ikatan apa-apa lagi. Jadi mengapa juga mesti mengurusi orang yang sudah bukan suami atau istrinya lagi?

Perceraian sering berakhir menyakitkan bagi pihak-pihak yang terlibat, termasuk didalamnya anak-anak. Hak anak dalam persoalan nafkah dan kasih sayang tetap harus terpenuhi walau kedua orangtuanya telah bercerai. Pada umumnya orangtua yang bercerai akan lebih siap menghadapi perceraian daripada anak-anak mereka. Hal ini terjadi karena biasanya perceraian sudah didahului dengan proses berfikir dan pertimbangan yang panjang sehingga ada persiapan mental dan fisik. Tidak demikian dengan anak-anak. Mereka tiba-tiba harus menerima keputusan tanpa sebelumnya memiliki ide dan bayangan bahwa hidup mereka akan berubah.

Begitu perceraian terjadi segeralah anak diberitahu bahwa akan terjadi perubahan dalam hidupnya. Misal tentang tidak akan tinggal lagi bersama tetapi hanya dengan salah satu orangtua. Usahakan tetap menjadi tempat anak untuk mendapatkan kasih sayang. Yakinkan anak bahwa sekalipun orangtuanya berpisah mereka akan tetap mencintai anak. Jalin hubungan dengan anak melalui telepon atau saling berkunjung,karena sesungguhnya tidak yang namanya bekas anak atau bekas orangtua.

Sesungguhnya pernikahan diselenggarakan dalam rangka membentuk keluarga sakinah yang akan memberikan ketenangan pada semua anggotanya. Jika dalam kehidupan pernikahan muncul persoalan yang dapat mengganggu keluarga hingga batas yang tidak mungkin dipertahankan keutuhannya maka harus ada jalan keluar bagi kedua belah pihak untuk berpisah.

Namun patut direnungkan bahwa perceraian, meskipun halal (dengan sebab tertentu), merupakan hal yang sangat dibenci Allah. Perceraian adalah salah satu misi terbesar iblis. Dalam hadits shahih yang diriwayatkan Imam Muslim, dikisahkan bahwa berbagai macam upaya pasukannya menggoda manusia ditanggapi dingin oleh Iblis. Namun, ketika ada pasukannya yang melaporkan bahwa ia telah berhasil membuat suami istri bercerai, Iblis pun mendekati pasukannya itu dan memujinya.

إِنَّ إِبْلِيسَ يَضَعُ عَرْشَهُ عَلَى الْمَاءِ ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَايَاهُ فَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَنْزِلَةً أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً يَجِىءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُولُ فَعَلْتُ كَذَا وَكَذَا فَيَقُولُ مَا صَنَعْتَ شَيْئًا قَالَ ثُمَّ يَجِىءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُولُ مَا تَرَكْتُهُ حَتَّى فَرَّقْتُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ امْرَأَتِهِ – قَالَ – فَيُدْنِيهِ مِنْهُ وَيَقُولُ نِعْمَ أَنْتَ

Sesungguhnya iblis meletakkan singgasananya di atas air kemudian dia mengirimkan pasukannya. Maka yang paling dekat kepadanya ialah yang paling besar fitnahnya. Lalu datanglah salah seorang pasukannya melapor, “aku telah melakukan ini dan itu.” Iblis menjawab, “kamu belum berbuat apa-apa.” Lalu datanglah pasukan lain melapor, “aku tidak membiarkannya hingga aku menceraikan dia dan istrinya”. Iblis pun mendekat kepada pasukan itu dan memujinya, “bagus”. (HR. Muslim)

Hendaklah hadits ini menjadi bahan renungan kita semua untuk menguatkan keluarga kita. Bahwa Iblis dan pasukannya memang tidak tinggal diam saat keluarga kita harmonis, saat keluarga kita bahagia, saat keluarga kita menggapai sakinah, mawaddah wa rahmah. Dengan segala cara, Iblis dan pasukannya berupaya agar keluarga kita yang harmonis menjadi kacau.

Dengan berbagai metode, Iblis dan pasukannya berupaya agar keluarga kita yang tentram dan bahagia menjadi berselisih dan saling menderita. Dengan beragam tipudaya, Iblis dan pasukannya berupaya agar keluarga kita pecah dan porak poranda.

Jika prahara-prahara begitu keras menghantam bahtera rumah tangga,pasangan telah berupaya memperbaiki namun tak kunjung ada secercah harapan. Maka dalam kondisi seperti ini, masing-masing pihak tidak harus memaksakan diri untuk mempertahankan ikatan pernikahan yang sudah diliputi dengan perselisihkan terus menerus atau bahkan mungkin juga kebencian. Sebagaimana Allah telah mensyaratkan pernikahan, Allah juga mensyariatkan adanya perceraian (talak). Perceraian sebagai solusi boleh dilakukan tetapi dengan cara yang ma’ruf dan benar agar tidak memunculkan masalah baru. Wallahu’alam. []

OPINI ini adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke: redaksi@islampos.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.

Tags: Prahararumah tangga
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Kartun Nussa Bikin Kontes Video Kreatif, Minat?

Next Post

Ini Beberapa Fakta terkait Penemuan 11 Mayat di Selat Malaka

Rifki M Firdaus

Rifki M Firdaus

Terkait Posts

telur

Apa yang Terjadi Jika Makan Telur Tiap Hari?

16 Juni 2025
Threads

The End of Medsos

14 Juni 2025
Syarat Taubat Diterima, Waktu Mustajab untuk Berdoa, Hukum Menggunakan Masker ketika Shalat, Waktu Berdoa yang Mustajab, Hadits tentang sabar, Sedekah Shubuh, ibadah, keutamaan berdoa, Syarat Taubat, Waktu Mustajab untuk Berdoa di Hari Jumat, Hukum Menghadiahkan Al-Fatihah untuk Diri Sendiri, Doa Memohon Ampunan pada Allah SWT, Perkara Iman, Istighfar,Hukum Meminta Doa dari Orang Lain, Nimbus

Apa Itu Nimbus, Varian Baru Covid 19 yang Lagi Merebak?

13 Juni 2025
Batas Shalat 5 Waktu, Shalat Sunnah, Sunnah dalam Shalat, Shalat Tahajud

Shalat Tahajud dan Derajat yang Mulia : Tadabur surat Al-Isra Ayat 79

31 Mei 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Penyebab Istri Durhaka, Wangi Parfum Favorit Rasulullah,, Hukum Memakai Wewangian pada Bulan Ramadhan, Jilbab Punuk Unta

Apa Itu Jilbab Punuk Unta dan Kenapa Dilarang oleh Rasulullah ﷺ?

Oleh Dini Koswarini
24 Juni 2025
0

Israel, Hamas

Amerika dan Penjajah Israel: Kemesraannya Seperti Abu Lahab dan Istrinya

Oleh Saad Saefullah
24 Juni 2025
0

Bahaya Jantung ketika Sudah Kotor Lebaran, Ginjal, ginjal

Apa Ciri-Ciri Ginjal yang “Kotor” atau Tidak Sehat?

Oleh Saad Saefullah
23 Juni 2025
0

Alasan kenapa Hidup di Indonesia Itu Enak Banget

5 Negara Paling Aman, Jika Terjadi Perang Dunia, Ternyata Ada Indonesia!

Oleh Haura Nurbani
23 Juni 2025
0

Donasi

Laporan Donasi Islampos: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp4.475.004!

Oleh Saad Saefullah
23 Juni 2025
0

Terpopuler

8 Ciri Orang Suka Berbohong dari Fisiknya

Oleh Yudi
20 Juni 2025
0
berbohong

Orang yang berbohong sering butuh waktu lebih lama untuk merespons, karena mereka “menyusun” cerita.

Lihat LebihDetails

5 Negara Paling Aman, Jika Terjadi Perang Dunia, Ternyata Ada Indonesia!

Oleh Haura Nurbani
23 Juni 2025
0
Alasan kenapa Hidup di Indonesia Itu Enak Banget

Berikut ini lima  negara yang dianggap paling aman jika terjadi perang dunia — dan ya, Indonesia termasuk di dalamnya!

Lihat LebihDetails

Kisah 7 Negara Kaya Raya yang Kini Jadi Miskin

Oleh Yudi
21 Juni 2025
0
kekayaan, terkaya, berpikir positif, negara

Venezuela pernah menjadi salah satu negara terkaya di Amerika Selatan, terutama karena cadangan minyak bumi yang sangat besar.

Lihat LebihDetails

Apa Ciri-Ciri Ginjal yang “Kotor” atau Tidak Sehat?

Oleh Saad Saefullah
23 Juni 2025
0
Bahaya Jantung ketika Sudah Kotor Lebaran, Ginjal, ginjal

Dalam istilah medis, ini bisa merujuk pada gangguan fungsi ginjal atau penyakit ginjal kronis.

Lihat LebihDetails

Jangan Dianggap Sepele, Ini 10 Dampak Perang Dunia Ketiga Jika Pecah

Oleh Yudi
23 Juni 2025
0
perang dunia, perang, kiamat

Seperti yang terjadi setelah Perang Dunia I dengan flu Spanyol, perang besar sering diikuti oleh pandemi mematikan.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.