PAHLAWAN merupakan orang yang berjasa. Demi mewujudkan kemerdekaan Indonesia mereka rela berjuang mengorbankan jiwa dan raga, tanpa pamrih dan tanpa balas jasa. Demikian juga seorang guru, sang pahlawan tanpa tanda jasa.
Namun, tahukan Anda bahwa diantara deretan nama pehlawan di negeri ini, ada juga yang ternyata pernah menjadi seorang guru?
Beberapa pejuang kemerdekaan yang menyadari pentingnya pendidikan di tengah kondisi penjajahan dan diskriminasi memutuskan untuk mengabdikan diri menjadi pengajar. Melalui pendidikan, para pejuang ingin membuka mata rakyat bahwa Indonesia harus bebas dari penjajah.
Inilah beberapa pejuang kemerdekaan yang pernah menjadi guru:
KH Hasyim Asy’ari. Ia merupakan pendiri Nahdlatul Ulama, organisasi massa Islam yang terbesar di Indonesia. Ia dijuluki Hadratusyeikh yang berarti mahaguru. Hal ini tidak lepas dari kemampuannya yang tidak hanya paham ilmu agama, tetapi juga hukum Belanda.
Tak hanya gigih memimpin perjuangan melawan Belanda, Kiai Hasyim juga mengajarkan ilmu agama dan menanamkan jiwa nasionalisme kepada murid-muridnya di pesantren.
Jenderal Sudirman. Ia adalah panglima yang andal di bidang strategi perang Gerilya. Sebelumnya ia juga pernah menjadi guru. Ia mengawali kariernya sebagai guru Sekolah Menengah Muhammadiyah di Cilacap.
Bung Karno. Ia adalah presiden RI pertama yang aktif memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Dalam riwat perjalanan hidupnya, Bung Karno pernah menjadi guru di sebuah sekolah Muhammadiyah di Bengkulu. Profesi itu dia lakukan saat hidup dalam pengasingan Belanda. Tak hanya itu, Bung Karno bahkan ditunjuk menjadi Ketua Dewan Pengajaran Muhammadiyah Bengkulu.
RA Kartini. Ia dikenal dengan gagasan tentang emansipasi. Gagasan Kartini diketahui luas setelah surat-suratnya kepada sahabatnya di Belanda, diterbitkan menjadi buku tahun 1911 oleh Abendanon, Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda. Ia memperjuangkan hak kaum wanita untuk memperoleh pendidikan pada masa itu. Ia mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang, atau di sebuah bangunan yang kini digunakan sebagai Gedung Pramuka.
Para pejuang kemerdekaan itu menyadari bahwa pendidikan bisa merubah keadaan suatu bangsa. Sehingga bangsa Indonesia yang dulu dibiarkan hidup dalam kebodohan oleh para penjajah, akhirnya bisa meraih kemerdekaannya melalui perjuangan para pahlawan. []