• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Senin, 2 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Tahukah Anda

5 Ulama Pejuang Kemerdekaan RI

Oleh Yudi
4 tahun lalu
in Tahukah Anda
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
ulama pejuang kemerdekaan

Kiai Syam'un. Foto: detik

1
BAGIKAN

KEMERDEKAAN Republik Indonesia tidak bisa lepas dari peran para ulama Tanah Air yang ikut berjuang membebaskan negeri. Jasa mereka dalam meraih kemerdekaan sangatlah besar. Namun sayang, generasi saat ini seakan tidak tahu siapa saja sosok ulama pejuang kemerdekaan RI.

Padahal, para ulama pejuang kemerdekaan rela mengorbankan nyawa dan harta demi tegaknya Republik Indonesia tercinta. Dan bangsa yang besar seharusnya pantang melupakan sejarah.

Lalu siapa saja ulama ulama pejuang kemerdekaan Republik Indonesia? Berikut ulasannya:

Kiai Iskandar Sulaiman

ulama pejuang kemerdekaan
Foto: muslimoderat

Ulama pejuang kemerdekaan pertama yang akan kita bahas adalah Kiai Iskandar Sulaiman. Terlahir dari keturunan bangsawan yang kaya raya, Kiai Iskandar Sulaiman juga dikenal sebagai seorang yang sangat dermawan, dan tidak sombong.

ArtikelTerkait

Ciri-ciri Orang Bermental Miskin

Orang Munafik di Akhir Zaman, Siapa Saja?

92 Prediksi Akhir Zaman yang Menjadi Kenyataan: Bukti Kenabian Muhammad ﷺ

Apakah Mesin Waktu Benar-benar Ada? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Selepas menuntut ilmu di Pesantren Tebuireng, Kiai Iskandar Sulaiman menggunakan hartanya untuk memakmurkan masyarakat sekitar.

Beliau juga memperkenalkan NU kepada masyarakat. Dan turut mendirikan beberapa unit pendidikan seperti madrasah dan kegiatan penunjang lainnya.

BACA JUGA: Ikhtilaf Ulama Tentang Wajibnya Wudhu Setiap Kali Shalat

Karir Kiai Iskandar Sulaiman tidak hanya berhenti sebagai seorang pengajar saja, di masa menjelang dan setelah masa kemerdekaan ia aktif di dunia kemiliteran. Semangat nasionalisme selalu terpancar dari sosoknya. Perjuangan itu terus ia lakukan hingga pangkat terakhir yang pernah ia raih sebagai seorang kolonel.

Kiai Masjkur

ulama pejuang kemerdekaan
Foto: muslimoderat

Ulama pejuang kemerdekaan kedua yaitu K.H. Masjkur yang lahir di Malang, Jawa Timur, pada 30 Desember 1904. Beliau pernah menjabat sebagai Menteri Agama pada tahun 1947-1949 dan 1953-1955.

Masa muda Kiai Masjkur banyak dihabiskan untuk menuntut ilmu dari satu pesantren ke pesantren lainnya. Kiai Masjkur pernah mengenyam pendidikan agama di Pesantren Bungkuk di Singosari, berlanjut ke Pondok Sono, Siwalanpanji, Tebuireng hingga berguru kepada Syaikhona Cholil Bangkalan.

Di masa-masa perjuangan revolusi pembebasan atas penjajahan, Kiai Masjkur aktif turut berjuang sebagai seorang pejuang dan ia juga tercatat selaku pendiri Pembela Tanah Air (PETA).

Ketika pertempuran 10 November 1945, namanya muncul sebagai Ketua Markas Tertinggi Sabilillah (1945-1947) diamanahkan kepada dirinya. Di masa Mr Amir Syarifuddin ia ditunjuk secara resmi untuk menjadi anggota Badan Pembela Pertahanan Negara.

Advertisements

Kiai Syam’un

ulama pejuang kemerdekaan
Foto: Wikipedia

Ulama pejuang kemerdekaan berikutnya adalah Brigadir Jenderal TNI (Anumerta) K.H. Syam’un. Ulama pejuang kemerdekaan asal Banten ini adalah salah satu tokoh yang menentang pemerintahan Hindia Belanda di Banten.

Beliau juga merupakan pendiri Perguruan Islam Al-Khairiyah Citangkil, Kota Cilegon. Ia lahir di Beji, Bojonegara, Serang, Banten pada tanggal 5 April 1894. Pada umur 11 Tahun, KH. Syam’un berguru di Masjid Al-Haram tempat ahli-ahli keislaman terbaik di dunia berkumpul untuk membagi ilmu.

KH. Syam’un pernah bergabung dengan Pembela Tanah Air (PETA), sebuah gerakan pemuda bentukan Jepang. Dalam PETA, jabatannya sebagai Dai Dan Tyo yang membawahi seluruh Dai Dan I PETA wilayah Serang. Ia juga sering mengajak anak buahnya untuk memberontak dan mengambil alih kekuasaan Jepang.

Karier KH. Syam’un diketentaraan terbilang gemilang hingga diangkat menjadi Bupati Serang periode 1945-1949. Pada awal Kemerdekaan, KH.Syam’un berhasil meredam gejolak sosial di Banten, peristiwa itu terkenal dengan peristiwa Dewan Rakyat pimpinan ce Mamat.

Kiai Tubagus Ahmad Chatib al-Bantani

ulama pejuang kemerdekaan
Foto: Dinas Sosial Kota Serang

Ulama pejuang kemerdekaan keempat masih berasal dari Banten. Beliau adalah KH. Tubagus Ahmad Chatib, kelahiran Pandeglang, Banten, pada tahun 1855.

Pada tanggal 19 September 1945 Soekarno, selaku Presiden Republik Indonesia mengangkat Ahmad Chatib menjadi Residen Banten yang menangani administrasi dan pemerintahan sipil, serta menangani segala unsur militer.

Pada masanya ini, Ia juga pernah menduduki jabatan penting di pemerintahan Indonesia seperti Dewan Pertimbangan Agung, Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPRGR), bahkan pernah menduduki kursi MPRS dan BPPK.

Selain aktif dalam menggerakan roda pemerintahan, dalam usahanya ia juga memajukan agama dan umat. Ia merupakan pencetus berdirinya Majelis Ulama, Perusahaan Alim Ulama (PAU), serta mendirikan perguruan tinggi seperti Universitas Islam Maulana Yusuf yang di kemudian hari berganti nama menjadi IAIN Sunan Gunung Jati, Banten.

BACA JUGA: Setiap Ulama Memiliki Ketergelinciran Pendapat

Kiai Hasnawi Karim

Ulama pejuang kemerdekaan kelima atau yang terakhir adalah Kiai H. Hasnawi Karim, B.A.. Selain ulama, beliau juga merupakan seorang akademisi.

Kiai Hasnawi lahir di Batipuh Baruah, Tanah Datar, Sumatra Barat pada 24 Desember 1924 dari pasangan keluarga Abdul Karim Datuk Rangkayo Marajo dengan Hajjah Nurqamar Amin. Berbagai profesi dan pekerjaan pernah digeluti olehnya.

Dimulai dari guru, pejuang, perwira hingga pemimpin dan menjadi seorang ulama. Bahkan juga menjadi pemain dalam kancah politik. Hasnawi menjadi Imam Tentara Dinas Agama Tentara Staf A Territorium Sumatera tengah, daerah Tanah Datar untuk membina ketaatan beragama, menanamkan iman dan ketakwaan serta budi pekerti luhur para prajurit.

Hasnawi pernah menjadi kepala pendidikan dan latihan Pemuda Republik Indonesia (PRI) Batipuh X Koto Padang Panjang. Ia ikut berjuang dalam memperoleh kemerdekaan dan ia mengumpulkan bahan makanan dalam pembentukan BKR, TKR Batalyon Merapi yang dirampas dari gudang perbekalan Jepang di Batipuh.

Pada Agresi Belanda II, Hasnawi pergi ke Tarutung untuk mencari persenjataan. Belum sampai ke tempat tujuan, Hasnawi diminta untuk menyerahkan mobilnya kepada petugas di sana, karena untuk menyusun perjuangan yang sangat disegerakan.

Akhirnya Hasnawi harus berjalan kaki untuk kembali ke Padang Panjang dengan menempuh perjalanan 18 hari siang malam. “Telapak sepatu ABRI yang saya pakai dalam perjalanan 18 hari itu habis,” kata Hasnawi mengisahkan penderitaannya dalam perjuangan. []

SUMBER: OKEZONE

Tags: Merdekapejuang kemerdekaanUlamaUlama pejuang kemerdekaan
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Tahu Lapis Lembang, Oleh-oleh yang Kini Banyak Digemari

Next Post

Ini Amalan Lelaki yang 3 Kali Disebut Rasulullah ﷺ sebagai Ahli Surga

Yudi

Yudi

Terkait Posts

Ciri Orang Bermental Miskin

Ciri-ciri Orang Bermental Miskin

1 Juni 2025
munafik, Ketertipuan, Ciri Munafik

Orang Munafik di Akhir Zaman, Siapa Saja?

1 Juni 2025
Ciri Kiamat Besar, Hari Kiamat, Akhir Zaman

92 Prediksi Akhir Zaman yang Menjadi Kenyataan: Bukti Kenabian Muhammad ﷺ

1 Juni 2025
waktu, disiplin, mesin waktu

Apakah Mesin Waktu Benar-benar Ada? Ini Penjelasan Ilmiahnya

31 Mei 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Ganti Oli, Cara Ganti Oli Motor

Cara Ganti Oli Motor Sendiri, Gimana Sih?

Oleh Haura Nurbani
2 Juni 2025
0

Rezeki

20 Perbedaan Gaji dan Rezeki

Oleh Dini Koswarini
2 Juni 2025
0

Poligami

Ga Semuanya, tapi Kenapa Lelaki yang Poligami Cenderung Bohong pada Istri Pertamanya?

Oleh Dini Koswarini
2 Juni 2025
0

pengentalan darah, pembuluh darah, muntah darah, darah, haid

7 Penyebab Perempuan Haid Bisa Sampai 1 Bulan

Oleh Yudi
2 Juni 2025
0

impotensi, usia 40 tahun, 40 tahun, shalat

Belum Bisa Shalat di Usia 25 Tahun, Bagaimana?

Oleh Yudi
2 Juni 2025
0

Terpopuler

92 Prediksi Akhir Zaman yang Menjadi Kenyataan: Bukti Kenabian Muhammad ﷺ

Oleh Saad Saefullah
1 Juni 2025
0
Ciri Kiamat Besar, Hari Kiamat, Akhir Zaman

BUKTI kenabian Rasulullah Muhammad ﷺ semakin banyak terbukti di akhir zaman ini.

Lihat LebihDetails

10 Ucapan yang Tidak Boleh Dikatakan Suami kepada Istri tentang Keuangan Keluarga

Oleh Dini Koswarini
2 Juni 2025
0
Cara Mengendalikan Sifat Boros, Renungan tentang Rezeki, Keuangan Keluarga

Salah satu area yang sering kali menimbulkan gesekan adalah persoalan keuangan keluarga.

Lihat LebihDetails

Bahaya Air Seni atau Urin Berwarna Kuning Pekat

Oleh Yudi
1 Juni 2025
0
air, masturbasi, was-was, banjir,wudhu, kencing batu, urin

Vitamin B kompleks, terutama vitamin B2 (riboflavin), dan beberapa obat-obatan bisa membuat urin berwarna kuning terang hingga kuning neon.

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Bahkan Gunung dan Hewan pun Selalu Bertasbih Kepada Allah

Oleh Saad Saefullah
15 Februari 2019
0
Foto: Aldi/Islampos

Kita mungkin tergelitik mendengar hal itu, namun begitulah yang tertulis dalam Al-Quran. Kita tentu sebagai seorang muslin harus meyakininya.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.