AMERIKA SERIKAT–Aksi penembakan massal yang menewaskan warga tak bersalah kembali terjadi di Amerika Serikat (AS). Kali ini sebanyak 11 orang dan pelaku dilaporkan tewas dalam penembakan massal yang dilakukan seseorang di Pantai Virginia, Amerika Serikat, Sabtu (1/6/2019) dini hari.
Polisi Virginia telah mengidentifikasi pria bersenjata yang menewaskan 12 orang di Pantai Virginia, Amerika Serikat, yaitu pegawai pemerintahan yang merasa tidak puas pada rekan kerjanya. Semua kecuali satu dari korban penembakan massal Jumat (31/5/2019) di resor pantai, dipekerjakan pemerintah kota dan lainnya adalah kontraktor.
BACA JUGA: Kenapa Kasus Penembakan Massal di Las Vegas Tidak Disebut Terorisme?
Kepala Kepolisian Pantai Virginia James Cervera mengungkapkan pria bersenjata itu merupakan DeWayne Craddock yang telah bekerja untuk departemen utilitas publik kota selama sekitar 15 tahun. Namun dia menolak mengomentari kemungkinan motif pelaku dalam penembakan tersebut.
“Mereka adalah 12 orang yang datang untuk bekerja … mereka akan pulang pada malam hari, tapi mereka tidak kembali dan itu membuat kehilangan yang luar biasa pada keluarga mereka serta komunitas kami,” ujar Ralph Northam, Gubernur Virginia, dalam jumpa pers.
Menurut Reuters, kejadian itu merupakan penembakan massal terburuk di Amerika Serikat sejak November 2018, ketika belasan orang dibunuh di area ‘bar and grill’ Los Angeles oleh pria bersenjata yang kemudian bunuh diri.
Berdasarkan keterangan aparat, mayat korban penembakan kali ini ditemukan di ketiga lantai gedung di Pantai Virginia dan di sebuah mobil yang di parkir di luar.
BACA JUGA: Israel Tuduh Islam Berada di Balik Penembakan Las Vegas
Cervera menggambarkan tempat kejadian sebagai lokasi mengerikan dan mengatakan bahwa investigator yang menghabiskan malam di dalam gedung mengalami trauma secara emosional dan psikologis.
Polisi mengatakan pria bersenjata itu dipersenjatai dua pistol kaliber 45 dan menggunakan kartu karyawan untuk memasuki daerah-daerah aman sebelum menembakkan ‘seketika dan tanpa pandang bulu’ pada para korban sembari memuat ulang beberapa amunisi. []
SUMBER: CNN | REUTERS