• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Selasa, 23 September 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Wacana

Teguh di Mazhab

Oleh Adam
8 tahun lalu
in Wacana
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Foto: Pinterest

Foto: Pinterest

1
BAGIKAN

Teguh di Mazhab 1Yusuf Maulana

DALAM perjalanannya, madrasah Nizamiyah pernah mensyaratkan profesor hukum (mudarris), penasihat (wa’izh), dan pustakawan (mutawalli al-kutub) dalam fikih dan ushul fikih harus berasal dari mazhab Syafi’i. Ini sudah dimaktubkan dalam akta wakaf Nizamiyah, demikian dikutip dari buku George Abraham Makdisi (2000), Cita Humanisme Islam.

Dalam buku berjudul asli The Rise of Humanism in Classical Islam and The Christian West itu, al-‘Ukhbari disebut penulis sebagai sosok yang memilih bergeming, tetap dalam pendirian mazhab yang dianut, ketimbang melepaskannya untuk menjadi pengajar di Nizamiyah. Al-Ukhbari pada masa itu dikenal sebagai ahli bahasa terhebat yang juga menguasai kajian Quran, fikih, nahwu, hukum waris, dan musik. Ia adalah pemuka Hanbali yang mengawali kariernya sebagai asisten pengajar (mu’id) ulama besar mazhabnya, Ibn al-Jauzi.

“Pindahlah ke mazhab kami, dan engkau akan mengajar nahwu dan leksikografi,” ujar seorang utusan dari mazhab Syafi’i pada al-‘Ukhbari.

ArtikelTerkait

O Ternyata Ini 3 Arti Istilah “Nggak Ada Obat”!

Damaskus Jatuh, Basyar Al-Assad Dilaporkan Kabur; Akhir 50 Tahun Kekuasaan Keluarga Assad?

Ga Bisa Baca Hadist

Gendong Ala Drakor

Al-‘Ukhbari enggan mengikuti ajakan tersebut. “Seandainya Anda bersikukuh menawarkan kemewahan kepada saya agar saya berpindah mazhab, saya sungguh tidak akan berubah putusan.”

Apa salahnya berbeda mazhab yang masih sama-sama Ahlus-Sunnah? Toh bila urusan penghidupan jadi motivasi, belum tentu masuk dalam larangan agama, apatah lagi al-‘Ukhbari seorang yang tunanetra. Demikianlah pelajaran ketegaran dan ketegasan untuk tak mudah berpaling hanya karena sinaran kemungkinan perubahan yang lebih baik di tempat lain.

Putusan al-‘Ukhbari dalam hal bersetia di mazhab Hanbali ini, tak berbeda dengan keteguhan sang guru, al-Jauzi. Kala itu, berpindah mazhab sebagaimana mazhab anutan penguasa merupakan fenomena biasa di kalangan ulama. Sayangnya, setia di mazhab yang dianut pun mengalami ujian berikutnya. Al-Jauzi, sebagaimana disebutkan Majid Irsan Kaylani dalam Kebangkitan Generasi Shalahuddin, malah menjadi sasaran kedengkian kolega semazhabnya. Ini dikarenakan talenta dan kapasitas al-Jauzi sungguh mengagumkan hingga sang Khalifah pun menaruh hormat sedemikian rupa. Rupanya di mazhabnya ada sebagian ulama yang iri hati atas keistimewaan al-Jauzi. Di sisi lain, para pemuka mazhab di luar Hanbali pun berupaya menariknya.

Dalam posisi di tengah mazhabnya ada umbar dengki, sementara di luar sana ada tawarkan menggiurkan untuk jadi pemuka yang terpandang tanpa ada gejolak serupa, penulis Shaid al-Khathir itu berkata, “Demi Allah, seandainya bukan karena Ahmad (Ibn Hanbal) dan Wazir Ibn Hubairah, niscaya aku telah pindah dari mazhab ini. Seandainya aku ini seorang Hanafi atau Syafi’i, niscaya para pengikut mazhab itu akan mengangkatku sebagai pemimpin mereka.”

Berpindah mazhab karena hasil sebuah penelusuran mendalam, amatlah lumrah dan biasa saja dalam khazanah sejarah Islam. Tapi dalam masa tertentu, perpindahan mazhab menjadi hal jamak ketika godaan pemegang kekuasaan menarik hati sedemikian rupa. Bukan soal ekonomi belaka, melainkan juga keleluasaan dan keluasan akses dan percepatan karier keilmuan bersama mazhab barunya. Ketika perpindahan itu semata karena urusan penghidupan, seorang alim akan serta-merta mendapat kritik tajam dari kolega hingga murid-muridnya. Semisal yang diterima Wajih al-Din al-Wasithi.

Al-Wasithi merupakan teman semasa dan semazhab dengan al-‘Ukhbari. Ia juga dikaruniai potensi luar biasa dengan kondisi tunanetra pula. Ketika ia berpindah-pindah mazhab, seorang anak didiknya menyindir dalam sebuah bait, sebagaimana dikutip dari karya Makdisi yang sama:

Siapa yang mau menyampaikan pesan ini kepada Wajih,
Meski pesan ini tidak enak didengar?
Dulu engkau Hanbali, kini beralih menjadi Hanafi,
Apakah engkau melakukannya karena kelaparan?
Lalu engkau menjadi Syafi’i, pun bukan karena ketulusan,
Tapi karena engkau menghendaki pekerjaan.
Ingatlah kata-kataku! Pasti engkau akan menjadi Maliki!

Kita tak perlu mencibir putusan al-Wasithi, kondisi fisiknya harus ditimbang seiring kegigihan menyebarluaskan ilmu. Biarlah Allah yang menjadi penilai amal bajiknya dan jerih payahnya yang telah melahirkan banyak kader alim. Toh tuduhan sang murid dalam bait tersebut bisa saja sekadar gundah, rasa kehilangan, selain tentunya peringatan dan saran bagi alim yang lain.

Lalu bagaimana hari ini di tengah kita, khususnya? Apakah berpindah mazhab itu karena akses yang lebih baik dipergunakan bagi kemaslahatan dan kemajuan agama ini? Atau semata-mata demi perbaikan ekonomi pribadi dan keluarganya belaka? Atau berpindah karena alasan musim politik belaka, yang ketika musim itu berubah maka berubah pula pemihakan seorang alim? []

Tags: al-‘Ukhbari.kurasimazhab
ShareSendShareTweetShareScan
ADVERTISEMENT
Previous Post

Dr Inong: LGBT yang Dibenci Perilakunya, Bukan Orangnya

Next Post

Zainut Tauhid: Pemerintah Tak Berdaya Lawan Mafia Pangan

Adam

Adam

Dengan Ilmu, engkau berani bertindak dan dapat menahan diri untuk diam

Terkait Posts

Nggak Ada Obat, Potongan Rambut Laki-laki yang Tidak Diperbolehkan dalam Islam

O Ternyata Ini 3 Arti Istilah “Nggak Ada Obat”!

13 Desember 2024
Damaskus

Damaskus Jatuh, Basyar Al-Assad Dilaporkan Kabur; Akhir 50 Tahun Kekuasaan Keluarga Assad?

8 Desember 2024
Kitab Taurat, Hadist, Bani Israil, Zabur

Ga Bisa Baca Hadist

10 Agustus 2024
Sikap Suami yang Harus Disyukuri Istri, , Nikah, Tips yang Harus Dikuasai Istri Agar Suami Betah di Rumah, Sifat Istri yang Mendatangkan Rezeki bagi Suami, Drakor, Istri

Gendong Ala Drakor

10 Agustus 2024
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Melakukan Perubahan, sifat jujur, orang yang meninggalkan shalat, istidraj, FITNAH, SYAHWAT, maksiat, bunuh diri, dosa, maksiat, taubat

5 Alasan Jangan Mengungkit Dosa Masa Lalu Seseorang yang Sudah Bertaubat

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

agar tidak mengulangi dosa, mengganti shalat wajib, dosa jariyah, mandi, dosa, shalat

Jangan Tinggalkan Shalat Meski Badan Kotor saat Kerja, Tidak Semua Kotor Itu Najis

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

Senin

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

Oleh Dini Koswarini
14 Juli 2025
0

Cerai, Sebab Zina Dilarang dalam Islam, zina, Penyebab Lelaki Selingkuh, Talak

Talak: Halal yang Dibenci, Senjata Iblis untuk Memecah Belah

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999! 2

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999!

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Terpopuler

6 Hadist Nabi tentang Akhlak Mulia

Oleh Dini Koswarini
10 Agustus 2021
0
Keturunan Syarif dan Syarifah Akhlak Mulia Menasihati Diri Sendiri, Meraih Kasih Ilahi dengan Saling Mengasihi, Cara Dakwah Mujadalah Billati Hiya Ahsan, Perlakuan Istimewa Malaikat pada Orang Beriman, Keimanan, Hak dan Kewajiban Seorang Muslim, Tawadhu, Waktu Mengucapkan Subhanallah, Apa Kabar?, Arti Ana Uhibuka Fillah, adab penting dalam Islam, Cara Obati Hati yang Sakit, Ikhlas, Adab Berbicara dalam Islam, Perkara yang Disukai dan Dibenci Allah, Rezeki yang Sering Dilupakan Manusia, Kecerdasan Orang Bertakwa, Amalan Ringan Berpahala Besar, Amalan Ringan Berpahala Besar, Muslim Terbaik, Orang yang Dicintai oleh Allah, Syafaat Nabi, Majelis Ilmu, Perkara Iman, Jenis Orang Muslim di Bulan Ramadhan, Nikmat, Akibat Berbuat Benar, Ibadah

Akhlak mulia yang melekat pada seseorang menjadikan ia menjalankan segala kegiatan dengan sempurna. Pada akhirnya, ia akan meraih kehidupan yang...

Lihat LebihDetails

Ini 9 Perintah Berdakwah dalam Al-Quran

Oleh Sufyan Jawas
6 November 2021
0
Perintah Berdakwah dalam Al-Quran

Tidak heran ada banyak perintah dalam Al-Quran yang begitu jelas. 

Lihat LebihDetails

Ini 8 Ayat Al-Quran tentang Perintah Bekerja Keras

Oleh Sufyan Jawas
26 Oktober 2021
0
hadist-hadist tentang kesombongan

Banyak sekali kita jumpai ayat Al-Quran tentang perintah bekerja keras. Bekerja keras merupakan sebuah keharusan yang dimiliki oleh setiap orang

Lihat LebihDetails

Mengenang Kembali Perang Uhud

Oleh Sodikin
16 Oktober 2019
0
Ilustrasi. Foto: Muslimobsession

Hamzah bin Abdul Muthalib adalah seorang yang menghabiskan waktu dan tenaganya untuk membela Islam.

Lihat LebihDetails

Berikut 7 Hadist tentang Muamalah

Oleh Sufyan Jawas
25 Oktober 2021
0
Hadist tentang muamalah

Dikutip dari halaman Swm, berikut hadist-hadist tentang muamalah.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.