WAHAI para suami yang gagah berani, yang katanya mau poligami!
Yang tiba-tiba ingin tambah istri,
Katanya mau jalani sunnah nabi,
Tapi jangan-jangan karena si mbak yang senyum manis tiap kali.
Coba duduk dulu, pegang dada yang berdebar,
Itu cinta tulus, atau cuma hasrat yang sebentar?
Jangan sampai niatmu yang katanya suci,
Ternyata jebakan nafsu yang melipir lagi.
Lihatlah istrimu yang kini di sisi,
Dia yang sabar saat kamu kek sok sibuk tiap pagi,
Dia yang tahu kamu kalau ngorok kerasnya kayak genset,
Tapi tetap peluk kamu meski kupingnya kaget!
Dia tahu kamu suka kopi tanpa gula,
Dan tahu kamu sering lupa bawa dompet ke tempat kerja pula,
Kalau kamu sakit, dia yang panik luar biasa,
Sementara kamu? Baru diminta nyuci piring, langsung drama luar biasa.
Poligami itu bukan lomba atau gaya-gayaan,
Itu tanggung jawab, bukan mainan.
Sebab kata Imam Syafi’i rahimahullah yang bijaksana,
“Satu istri saja, itu sudah cukup mulia dan menjaga agama.”
Kata beliau:
“Siapa yang mampu bersabar dengan satu,
Itulah yang hatinya penuh ridha dan syukur yang utuh.”
Kalau kamu ngaku mau ikuti salaf,
Ya jangan lompat sunnah, padahal yang wajib aja masih setengah!
Mau adil katanya, tapi pulsa istri aja sering lupa isi,
Bilang cinta, tapi ulang tahun istri? Nggak penting sih, tapi suka lupa lagi.
Kalau satu aja masih sering bikin doi nangis diam-diam,
Lalu mau nambah? Yakin bisa buat semuanya tentram?
BACA JUGA: Manusia dan Ujian
Jadi wahai suami, sebelum tambah ranjang dan baju,
Timbang dulu niatmu, jangan sampai jadi bumerang yang tajam tertuju.
Kalau memang karena syariat dan bisa berlaku adil dengan pasti,
Silakan, tapi kalau karena bosan… ya mending peluk istrimu lebih lagi.
Karena istri yang setia itu bukan cuma hadiah dunia,
Tapi jalan ke surga yang bisa kamu jaga… dengan cinta. 💕 []











