• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Kamis, 29 Mei 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Fiksi

Sayang Ayah, Masa sih?

Oleh Mila
7 tahun lalu
in Fiksi
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Bahaya Riya

Foto: cklum - DeviantArt

1
BAGIKAN

Oleh : Newisha Alifa

“AYAH … banyak yang nge-like foto Laila nih,” ujar seorang gadis berusia di ujung belasan tahun itu. Wajahnya nampak begitu sumringah mendapati fotonya diberi puluhan jempol usai di-upload ke facebook setengah jam yang lalu.

Seorang lelaki paruh baya yang dipanggil ‘Ayah’ tadi pun menoleh, “Apa, Nak?”

Laila memamerkan smartphone-nya lalu berujar, “Ini, Yah … banyak yang suka sama foto Laila. Beberapa termasuk Edo juga bilang rambut Laila bagus banget, hitam lurus.”

ArtikelTerkait

Tapi Ini Tanah Kami, Meski Duka dan Mati Tertanam di Sini

Hidup Itu Seperti UAP… Puisi Terakhir WS Rendra

Suamiku Mantan Majikanku

Gadis Cantik Sebagai Anugerah Tuhan

Tetiba raut wajah pria itu berubah sedih, bahkan nampak nelangsa. Kemudian menutup sebuah buku tentang Islam, yang sejak tadi dibacanya. Menyadari air muka sang ayah yang tiba-tiba berubah, Laila pun mendekat, kemudian duduk persis di sebelah lelaki yang paling dicintainya itu.

“Ayah kenapa?” tanya Laila bingung.

“Nak, kamu sayang sama Ayah gak?” Sang ayah bukannya menjawab, justru balik bertanya.

“Eh, kok Ayah tiba-tiba nanya-nya gitu? Ya pastilah, Laila sayang banget sama Ayah,” jawab Laila mantap, seraya memijat-mijat punggung telapak tangan ayahnya itu.

“Kamu yakin?” Lelaki itu memandang putri bungsunya lekat-lekat.

Laila mengangguk dengan cepat.

“Tapi … kok Ayah ragu yaa?” ujar laki-laki itu sambil memalingkan wajahnya ke arah jendela.

Laila terhenyak, “Loh, ragu kenapa, Yah?”

Advertisements

“Sudah sejak kamu SMA, Ayah memintamu untuk berjilbab. Kamu bilang nanti nanti melulu. Sekarang kamu sudah lulus SMA, sudah kuliah semester tiga. Tapi … belum ada tanda-tanda kamu mau memenuhi permintaan Ayah yang satu itu, Nak.”

Kini gantian, raut wajah Laila yang seketika berubah. Dari sumringah, menjadi kelihatan penuh rasa bersalah. Mulut gadis yang memiliki rambut hitam panjang berkilau seperti model-model sampo itu terkunci rapat.

“Ayah bingung, Nak. Gimana yaa nanti pertanggung jawaban Ayah sama Allah? Kenapa anak perempuan Ayah kok gak nutup aurat? Ayah takut diseret ke neraka, Nak,” lanjut pria berkacamata itu dengan wajah suram.

Kata-kata Ayah laksana petir di siang bolong bagi Laila. Mengejutkan dan menakutkan. Tak hanya itu, tapi gadis itu merasa sesuatu telah berhasil menghujam sanubarinya. Menyisakan nyeri yang sulit diterjemahkan.

“Ta-tapi, Yah. Entah kenapa Laila belum siap untuk berjilbab,” sahut Laila akhirnya.

“Apa yang membuatmu belum siap, Nak? Apa kamu kuatir orang-orang gak bisa melihat rambutmu yang indah itu?”

“Ayah kok ngomongnya gitu?” ujar Laila tak terima.

Sang ayah kembali mengukir senyum di wajahnya yang tak lagi muda.

“Lalu apa? Ketahuilah anakku, kecantikanmu apalagi rambutmu itu hanya boleh dilihat oleh suamimu kelak.”

“Tapi Ayah, Laila kan belum akan menikah.” Laila kembali berkilah.

“Ya sudah terserah kamu saja. Sungguh Ayah ingin kamu melaksanakan perintah Allah itu atas kesadaranmu sendiri. Karena Allah.

Bukan karena paksaan dari Ayah,” kata Ayah menutup percakapan. Lalu mencium kening sang putri sebelum beranjak dari ruang keluarga. Meninggalkan Laila yang terpaku sendirian di atas sofa.

Tiba-tiba smartphone-nya berbunyi suara siulan burung. Sebuah nada notifikasi tanda pesan masuk.

Dari : Vanie
Pukul : 13.15
Assalammu’alaykum Wr.Wb

Innalillahi wa innanilaihi rodji’uun.

Telah berpulang Papa kami di usianya yang ke 45 tahun karena kecelakaan mobil tadi malam. Kami dari pihak keluarga memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu, jika selama hidup, Papa pernah melakukan kesalahan baik yang disengaja maupun tidak.
Wassalammu’alaykum Wr.Wb.

Tangan Laila gemetar membaca bunyi pesan dari teman akrabnya itu. Om Darma, Papa Vanie meninggal dunia? Ya Allah. Baru kemarin persis, ia bertemu dengan beliau ketika mengantarkan Vanie pulang dari kampus. Beliau nampak sehat dan bugar. Namun, kenyataan berkata lain hari ini.

Sontak ingatan Laila segera tertuju pada sosok ayah yang baru saja selesai meminta sesuatu padanya. Berjilbab. Bukankah itu sebuah permintaan yang amat sederhana dari seseorang yang begitu berharga dalam hidupnya? Sebuah bukti tanda bakti serta cinta dari seorang putri untuk rajanya?

Ayah. Pria lemah lembut namun tegas itu, selama ini tak pernah menuntut atau memaksa Laila untuk begini begitu. Beliau selalu mendukung kegiatan Laila selama itu positif. Misalnya, meski beliau ingin sekali anaknya menjadi dokter, namun ketika Laila justru memilih kuliah di jurusan komunikasi, lelaki itu tak pernah protes.

Bahkan hingga tiba di level menjalankan kewajiban berhijab pun, Ayah hanya mengingatkan, tak pernah memaksa. Laila sadar, ia tulus mencintai sang ayah dan menginginkan segala yang terbaik untuk lelaki nomor satunya itu.

Ah! Bagaimana mungkin selama ini dia mengaku cinta dan sayang pada sang ayah. Sementara untuk menyelamatkan ayahnya dari tarikan api neraka dengan berjilbab saja, ia berat sekali.

Laila mengusap airmatanya. Ini sudah waktunya untuk membahagiakan ayah dengan cara yang pastinya diridhoi Allah. Ya. Laila mantap untuk segera berjilbab.

#

Ia mengetuk pintu kamar kedua orangtuanya. Saat ini di rumah hanya tinggal ia dan sang ayah. Bunda sejak dua jam yang lalu, berangkat pengajian ibu-ibu komplek.

“Ayah! Laila punya kabar bagus nih!” seru Laila dengan ceria.

Tak ada jawaban.

Akhirnya ia memutuskan untuk masuk ke dalam kamar. Didapatinya sang ayah tengah tertidur pulas. Ba’da zuhur begini, Ayah memang suka tidur siang.

“Yah!” serunya lagi.

Sang ayah tetap bergeming. Badannya dimiringkan ke kanan.

Laila segera berlari menghampiri. Berlutut di sebelah tempat tidur sang ayah.

“Ayah. Maaf. Bangun dulu dong,” ujar Laila sambil mengguncang-guncangkan tubuh ayahnya.

Tetap tak ada respon. Tiba-tiba Laila panik bukan main. Kenapa ayahnya tak juga bergerak?

“Ayaaaaaahhhh! Banguuunnnn Yahhh! Jangan tinggalin Laila. Laila mau pake jilbab besok, Yah! Ayah bangunnnnnn!” jerit gadis itu ketakutan sambil terus mengguncangkan badan lelaki yang sedang berbaring itu. []

Tags: anak perempuanayahcerita pendek
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Petugas Gabungan Dishub Cimahi Kembali Temukan Dua Kendaran tidak Layak Jalan

Next Post

Tetangga kok Usil

Mila

Mila

Terkait Posts

Palestina, Semangka, tanah, Pelajaran dari Gaza, Palestina, Palestina

Tapi Ini Tanah Kami, Meski Duka dan Mati Tertanam di Sini

6 November 2023
Hadits tentang Sabar, Konsultasi Kesehatan, Puisi Terakhir WS Rendra

Hidup Itu Seperti UAP… Puisi Terakhir WS Rendra

10 Oktober 2023
KDRT, Balasan bagi Orang yang Suka Memaki dan Menyakiti Orang Lain, Suamiku

Suamiku Mantan Majikanku

17 Agustus 2023
cantik, Rukun Islam, Amal Penghapus Dosa

Gadis Cantik Sebagai Anugerah Tuhan

9 Maret 2023
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

kurban

Akibat Orang Kaya Tapi Tidak Mau Berkurban: Tinjauan Hukum dan Etika Islam

Oleh Yudi
29 Mei 2025
0

suami istri bosan berhubungan intim, jima'

7 Dampak Medis dan Psikologis Jika Suami Istri Lama Tidak Berjima’

Oleh Yudi
29 Mei 2025
0

Perilaku Aneh, Overthinking

KUIS: Apakah Saya Orang Overthinking?

Oleh Dini Koswarini
29 Mei 2025
0

suami

Wahai Para Suami, Ingatlah Ini … Jika Engkau Perlakukan Istrimu dengan Kasih Sayang

Oleh Dini Koswarini
29 Mei 2025
0

Adab Melepas Pakaian, Anjing

Apa Hukum Pakaian yang Terkena Air Liur Anjing, dan Bagaimana Cara Membersihkannya?

Oleh Saad Saefullah
29 Mei 2025
0

Terpopuler

Apakah Sering Minum Kopi Bisa Merusak Ginjal?

Oleh Saad Saefullah
28 Mei 2025
0
Akibat Menahan Buang Air Kecil, Tempat Kerja, Kopi

Jawabannya tidak sesederhana ya atau tidak, karena tergantung pada jumlah konsumsi,kopi kondisi kesehatan individu, dan gaya hidup secara keseluruhan.

Lihat LebihDetails

Keutamaan Siang Hari pada 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah bagi Umat Islam

Oleh Yudi
28 Mei 2025
0
10 Hari Awal Bulan Dzulhijjah, haji, haji mabrur, Dzulhijjah

Tanggal 9 Dzulhijjah dikenal sebagai Hari Arafah, hari yang sangat mulia di mana doa-doa dikabulkan dan dosa-dosa diampuni.

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

7 Alasan Mengapa 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah Sangat Spesial

Oleh Haura Nurbani
21 Juni 2023
0
10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah

Mengapa 10 hari pertama bulan Dzulhijjah sangat spesial? Para ulama mengarahkan kita untuk meningkatkan amal ibadah kita di hari-hari ini.

Lihat LebihDetails

Penyebab Perempuan Terkena Kista di Usia 40 Tahun

Oleh Yudi
27 Mei 2025
0
kista

Namun, pada usia mendekati menopause, risiko kista berubah menjadi jenis yang lebih kompleks dan berpotensi ganas juga meningkat.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.