• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Selasa, 23 Desember 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Kolom

Rela Bersafar Ribuan Kilometer demi Mencari Sebuah Hadits

Oleh Saad Saefullah
2 tahun lalu
in Kolom
Waktu Baca: 4 menit baca
A A
0
Keutamaan Utsman bin Affan, unta Rasulullah, Quraisy, Hadits

Foto: Freepik

0
BAGIKAN

Penulis: Ustadz Abdul Qodir Abu Fa’izah, Lc. –hafizhahullah-

HADIST-hadits Rasul –alaihish sholatu was salam- ibarat oase dan telaga yang menampung air hujan yang didatangi manusia dan hewan-hewan.

Mereka berdatangan dari berbagai penjuru negeri ke telaga ilmu yang terdapat di penghujung negeri yang jauh.

Di antara mereka, ada yang menunggangi unta, ada juga yang menunggangi keledai, bahkan tidak jarang di antara para pencinta dan pencari ilmu itu, ada yang berjalan kaki menuju negeri-negeri demi mengambil ilmu dari masyayikh ‘guru-guru’ mereka.

ArtikelTerkait

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

Tentara yang Diperas oleh Negaranya Sendiri

Firaun Tak Kalahkan Musa, Netanyahu Takkan Kalahkan Gaza

Dari Era Pra Hijrah ke Gaza: Warisan Generasi Progresif dalam Menolak Ketidakadilan

Perjalanan mereka bukanlah perjalanan yang indah dan nyaman seperti safar yang kita lakukan pada hari ini dengan segala kemudahan dan kenyamanannya.

BACA JUGA:  Adakah Pahala dari Membaca Hadits Nabi?

Perjalanan mereka penuh risiko dan bahaya, serta penuh kesusahan saat melewati gurun pasir yang tandus, hutan belantara, dan samudra yang membentang, serta gunung-gunung bersalju. Gundah gulana yang menyelimuti mereka hilang ditelan oleh rasa cinta mereka kepada ilmu.

Al-Khothib Al-Baghdadiy –rahimahullah- berkata,

“ارْتَحَلَ كَتَبَةُ الْحَدِيثِ، وَتَكَلَّفُوا مَشَاقَّ الْأَسْفَارِ إِلَى مَا بَعُدَ مِنَ الْأَقْطَارِ لِلِقَاءِ الْعُلَمَاءِ وَالسَّمَاعِ مِنْهُمْ فِي سَائِرِ الْآفَاقِ، وَمِنْ قَبْلُ قَدْ سَلَكَ غَيْرُ وَاحِدٍ مِنَ الصَّحَابَةِ هَذِهِ الطَّرِيقَةَ فِي الرِّحْلَةِ لِلسَّمَاعِ.” اهـ من الكفاية في علم الرواية للخطيب البغدادي (ص: 402)

“Para pencatat hadits (yakni, penuntut ilmu di masa itu) melakukan rihlah ‘perjalanan panjang’ dan melawan berbagai kesulitan sampai ke negeri-negeri yang jauh untuk menemui para ulama, dan mendengar ilmu dari mereka di seluruh penjuru ufuk.

Menghukumi Hadits. Imam Bukhari adalah ahlinya. Imam Bukhari Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina, Hadist Bukhari Muslim, Imam Muslim, Fatwa Harian Modern, Kitab Hadis Shahih, Imam Ahmad, Keutamaan Menghafal Hadits Nabi, Mutlaq Muqayyad, Hadits
Foto: islam-today.ru

Sebelumnya, beberapa orang dari kalangan para sahabat telah menempuh jalan seperti ini dalam melakukan rihlah demi mendengarkan hadits (dari sahabat-sahabat yang lain).”

Setelah itu, Al-Khothib Al-Baghdadiy –rahimahullah- menukilkan beberapa kisah para ulama pendahulu umat ini dalam mencari ilmu dan meriwayatkan hadits-hadits manusia yang mereka cintai, yakni Nabi Muhammad –shallallahu alaihi wa sallam-.

Kita dengarkan kisah pengorbanan mereka dalam melakukan rihlah ‘perjalanan panjang’ dalam mencari ilmu sebagaimana yang dinukilkan oleh Al-Khothib Al-Baghdadiy –rahimahullah-.

Sahabat yang mulia, Abdullah bin Mas’ud –radhiyallahu anhu- berkata,

“لَوْ أَعْلَمُ أَحَدًا أَعْلَمَ بِكِتَابِ اللَّهِ تَعَالَى مِنِّي تَبْلُغُهُ الْإِبِلُ لَأَتَيْتُهُ.” اهـ من الكفاية في علم الرواية للخطيب البغدادي (ص: 402)

“Andai saja aku mengetahui ada orang yang lebih berilmu tentang Kitabullah –ta’ala- daripada diriku yang bisa dicapai oleh unta, maka benar-benar akan mendatanginya.”

Pernyataan beliau bukanlah sekadar isapan jempol alias omong kosong. Abdullah bin Mas’ud Al-Hudzaliy –radhiyallahu anhu- telah membuktikannya. Kala itu, beliau berada di negeri hijrah, yaitu Habasyah demi menghindari rongrongan dan penindasan kaum kusyrikin Quraiys.

Saat beliau dan para sahabat jauh nun di negeri Habasyah, tersebarlah berita semerbak laksana parfum kesturi tentang hijrahnya Nabi –shallallahu alaihi wa sallam- ke negeri Madinah.

Jarak yang memisahkan mereka teramat jauh sekitar 98 hari perjalanan jika ditempuh dengan berjalan kaki yang penuh rintangan dan mara bahaya.

Namun, kerinduan mereka kepada ilmu wahyu yang senantiasa mereka dengarkan dari lisan Nabi –shallallahu alaihi wa sallam- pada waktu dan petang, membuat mereka rela menempuh jarak safar yang melelahkan.

Sungguh luar biasa pengorbanan mereka dalam mendatangi tempat turunnya ilmu dan wahyu, yaitu negeri Madinah yang saat itu markas dan pusat penyebaran ilmu.

Kata Al-Khothib –rahimahullah-,

وَرَحَلَ أَبُو أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيُّ إِلَى مِصْرَ فِي سَبَبِ حَدِيثٍ وَاحِدٍ، وَذَلِكَ جَابِرُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ رَحَلَ إِلَى مِصْرَ أَيْضًا فِي حَدِيثٍ حَتَّى سَمِعَهُ مِنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أُنَيْسٍ.” اهـ اهـ من الكفاية في علم الرواية للخطيب البغدادي (ص: 402)

“Abu Ayyub Al-Anshoriy pernah melakukan rihlah ke negeri Mesir (yakni, dari kota Madinah) karena sebuah hadits. Di sana, juga ada Jabir bin Abdillah melakukan rihlah ke negeri Mesir karena sebuah hadits sampai beliau mendengarkan hadits tersebut dari Abdullah bin Unais.”

Anda bisa bayangkan berapa jauh jarak antara Madinah ke Mesir? Jaraknya sekitar 1.364 km yang ditempuh selama dua bulan berjalan kaki.

Tak terbayangkan begitu lelahnya mereka, begitu menderitanya mereka, dan begitu risaunya mereka. Sebab, tentunya rihlah ‘perjalanan panjang’ di masa itu tidak senyaman dan seaman dengan rihlah atau safar di masa sekarang!

Padang tandus menjadi sahabat perjalanan mereka, kesunyian menjadi teman mereka, haus dan lapar menjadi teman akrab mereka selama perjalanan, dan jangan lupa bahwa para perampok dan binatang buas kala itu berkeliaran siap menerkam setiap saat!

Namun, kerinduan dan kecintaan mereka kepada ilmu yang harus mereka timba dari sumbernya sebagai bentuk pemulian terhadap ilmu dan para pemiliknya, membuat semua tantangan dan ancaman tiada berarti bagi mereka, bahkan semua itu menjadi pembangkit semangat bagi mereka dalam safarnya. Mereka paham dengan baik bahwa tidak kemuliaan dan kebahagiaan, melainkan harus diraih melalui pengorbanan yang membutuhkan kesabaran. Mereka mereka mengerti bahwa tingkatan surga yang tertinggi tak akan dicapai, tanpa melalui tangga-tangga tantangan yang memerlukan, semangat, ketabahan dan keikhlasan.

Semangat inilah yang membara dalam sanubari para salaf ‘pendahulu’ dari umat ini, semisal Sa’id bin Al-Musayyib Al-Makhzumiy –rahimahullah-.

Kita dengarkan kisah pengorbanan dan kesabaran beliau dalam menimba ilmu dari sumbernya.

Kata Sa’id bin Al-Musayyib Al-Makhzumiy –rahimahullah-,

“إِنْ كُنْتُ لَأَسِيرُ فِي طَلَبِ الْحَدِيثِ الْوَاحِدِ مَسِيرَةَ اللَّيَالِي وَالْأَيَّامِ.”

“Sungguh dahulu aku melakukan perjalanan dalam mencari hadits dengan perjalanan berhari-hari dan bermalam-malam.”

Hasan Al-Bashriy –rahimahullah- dari kalangan tabi’in pernah melakukan rihlah dari Basrah menuju Kufah dengan jarak perjalanan 413 km yang ditempuh selama 6 hari jalan kaki.

Terakhir, penuturan Abul Aliyah Nufai’ bin Mihron –rahimahullah saat menceritakan lika-liku perjalanan beliau dari kota Basrah menuju kampung halaman Rasulullah –shallallahu alaihi wa sallam- yang kala itu menjadi pusat keilmuan yang didatangi para penimba ilmu.

Kata Abul Aliyah,

“كُنَّا نَسْمَعُ الرِّوَايَةَ عَنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ_، وَنَحْنُ بِالْبَصْرَةِ , فَمَا نَرْضَى حَتَّى نَرْكَبَ إِلَى الْمَدِينَةِ فَنَسْمَعُهَا مِنْ أَفْوَاهِهِمْ.” اهـ من الكفاية في علم الرواية للخطيب البغدادي (ص: 403)

“Dahulu kami mendengarkan riwayat hadits dari para sahabatnya Rasulullah –shallallahu alaihi wa sallam-, sedangkan kami ada di Basrah. Kami tidak ridho (puas) sampai kami berkendara menuju Madinah sehingga kami pun mendengar hadits-hadits itu dari mulut-mulut mereka (yakni, para sahabat).”

Sejarah Penulisan Hadis, Imam Ahmad, Fiqh, Keutamaan Menghafal Hadits Nabi, Pahala dari Membaca Hadits Nabi, Hadits
Foto: Unsplash

Demikian sekumpulan kisah pengorbanan yang luar biasa dari para pencinta ilmu dan pengejar keutamaan. Lapar, haus, lelah, dan risau yang mengiringi tidaklah membuat mereka surut dalam mencari dan menimba ilmu dari sumbernya di berbagai negeri yang berjauhan.

Faedah dan Hikmah dari Kisah Mereka

Dari kisah perjalanan dan rihlah para ulama di atas, terdapat banyak faedah, hikmah dan pelajaran.

Di antara hikmah, dan faedahnya:

1/ Ilmu wahyu adalah penyejuk hati bagi manusia.

2/ Kecintaan kepada akan membuat segala tantangan dan kesusahan menjadi ringan, bahkan hilang.

BACA JUGA: Keutamaan Menghafal Hadits Nabi dan Menyampaikannya

3/ Para ulama terdahulu adalah contoh terbaik dalam mencari ilmu.

4/ Kesempitan dan kekurangan dunia bukanlah alasan untuk meninggalkan usaha mencari ilmu.

5/ Ilmu adalah warisan terbaik dari para nabi yang lebih pantas kita perebutkan dan kita raih daripada segala kesenangan dunia.

6/ Kejujuran kita dalam mencintai ilmu terlihat dari pengorbanan dan kerinduan kita kepadanya, walaupun harus bertaruh nyawa.

7/ Ketinggian derajat dan kemuliaan di sisi Allah, tidak akan dapat diraih tanpa pengorbanan. []

Tulisan ini rampung, Selasa, 17 Dzulqo’dah 1444 H yang bertepatan dengan 6 Juni 2023 M.

SUMBER: ABU FAIZAH

Tags: hadistSafar
ShareSendShareTweetShareScan
ADVERTISEMENT
Previous Post

Kemuliaan dan Sifat Luhur Abu Bakar

Next Post

Survei Indikator Sebut 76,6% Responden Puas Kinerja Jokowi

Saad Saefullah

Saad Saefullah

Lelaki. Tidak terkenal. Menyukai kisah-kisah Nabi dan Para Sahabat.

Terkait Posts

Senin

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

14 Juli 2025
Israel, Yahudi, Gaza, Tentara

Tentara yang Diperas oleh Negaranya Sendiri

10 Juli 2025
Firaun, Benjamin Netanyahu

Firaun Tak Kalahkan Musa, Netanyahu Takkan Kalahkan Gaza

9 Juli 2025
Gaza

Dari Era Pra Hijrah ke Gaza: Warisan Generasi Progresif dalam Menolak Ketidakadilan

8 Juli 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Melakukan Perubahan, sifat jujur, orang yang meninggalkan shalat, istidraj, FITNAH, SYAHWAT, maksiat, bunuh diri, dosa, maksiat, taubat

5 Alasan Jangan Mengungkit Dosa Masa Lalu Seseorang yang Sudah Bertaubat

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

agar tidak mengulangi dosa, mengganti shalat wajib, dosa jariyah, mandi, dosa, shalat

Jangan Tinggalkan Shalat Meski Badan Kotor saat Kerja, Tidak Semua Kotor Itu Najis

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

Senin

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

Oleh Dini Koswarini
14 Juli 2025
0

Cerai, Sebab Zina Dilarang dalam Islam, zina, Penyebab Lelaki Selingkuh, Talak

Talak: Halal yang Dibenci, Senjata Iblis untuk Memecah Belah

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999! 1 Hadits

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999!

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Terpopuler

85 Motto Hidup dari Kutipan Ayat Alquran

Oleh Eneng Susanti
17 Januari 2023
0
motto hidup ayat Alquran, cara menjadikan Al-Qur'an sebagai penyembuh

SAHABAT mulia Islampos, ada banyak pelajaran dan hikmah yang bisa dipetik dari Alquran. Banyak pula kutipan ayat Alquran yang bisa...

Lihat LebihDetails

Jawab 20 Pertanyaan tentang Islam Ini, dari yang Paling Mudah sampai yang Agak Sulit

Oleh Dini Koswarini
2 Mei 2025
0
Teka Teki Fiqih, Pertanyaan, Pertanyaan tentang Islam

Berikut 20 soal pilihan ganda bertema Islami, disusun dari tingkat mudah hingga sulit, lengkap dengan jawabannya,

Lihat LebihDetails

Berikut Ayat-ayat Al-Quran tentang Bekerja, Semoga dapat Memotivasi Kita

Oleh Sufyan Jawas
25 September 2021
0
peran guru kerja keras Kunci Kesuksesan, Ayat-ayat Al-Quran tentang Bekerja, Etika Bekerja, Rekan Kerja Sombong dan Pendengki, Hadis Nabi tentang Keharusan Bekerja Keras

Tidak heran makanya jika ada ayat-ayat Al-Quran tentang bekerja, saking pentingnya bekerja ini untuk seorang lelaki Muslim dewasa.

Lihat LebihDetails

12 Ayat Al-Quran tentang Istiqamah, Dapat Memotivasi Kita

Oleh Sufyan Jawas
31 Oktober 2021
0
Hadist Nabi Tentang Ikhlas

ayat Al-Quran Tentang Istiqamah

Lihat LebihDetails

30 Kata Mutiara untuk Perempuan Islami

Oleh Yudi
20 Mei 2021
0
Kata mutiara untuk perempuan. Foto: Instagram/ell.novieta

Oleh karena itu, Islampos merangkum 30 kata mutiara untuk perempuan islami yang sangat penting sebagai bekal dalam mengarungi hidup.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.