JAKARTA— Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman menjelaskan perihal arah koalisi partai politik (parpol) dalam menentukan untuk masuk dalam pemerintahan ataupun berada di luar pemerintahan.
Sohibul mengatakan bahwa adanya persepsi berada dalam pemerintahan bisa membuat keuntungan bagi parpol tersebut.
“Pertama, ada persepsi bahwa di luar berarti puasa, sementara di dalam bisa pesta,” kata Sohibul, pada Jumat (26/7/2019) kemarin.
Sohibul mengatakan, ada persepsi hukum menjadi alat kekuasaan. Sehingga, berada di luar pemerintahan berarti mudah berurusan dengan hukum dah bahkan dikriminalisasi.
Kemudian, ada anggapan bahwa berada di dalam pemerintahan mendukung rekonsiliasi. Sedangkan, di luar pemerintahan dianggap sebagai antirekonsiliasi.
Sohibul mengatakan bahwa mulai menipisnya kesadaran etik (fatsun politik) tentang pentingnya komitmen terhadap koalisi yang telah dibangun. Hal itu, membuat parpol yang awalnya berkoalisi berpindah ke kubu lainnya.
“Dan lucunya sikap itu dianggap negarawan,” ujarnya.
Sohibul melanjutkan, bahwa di manakah letak makna politik sebagai ajang aktualisasi dan pengabdian bagi masyarakat. Dia juga mempertanyakan cara menegakkan hukum di negara hukum ini.
“Di mana letak checks and balances dalam demokrasi kita? Mau di kemanakan etika dan moral bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara kita?,” tandasnya. []
SUMBER: REPUBLIKA