• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Minggu, 24 September 2023
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Dari Anda Renungan

Menunda Kebaikan Merugikan Waktumu

Oleh Ari Cahya Pujianto
2 tahun lalu
in Renungan
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Dunia tanpa Islam Karakter Muslim Tangguh, Waktu Terlarang Shalat Dhuha, 1 menit

Foto: Freepik

0
BAGIKAN

 

Menunda Kebaikan Merugikan Waktumu 1Oleh: Novita Ekawati
[email protected]

DARI waktu ke waktu usia manusia terus bertambah, tak berkurang selain sisa hidup yang dimilikinya. Sedangkan manusia sendiri tak pernah tau berapa lama lagi waktunya untuk bertemu dengan Allah akan datang menjemput.

Dan dirinya masih belum memiliki apa-apa untuk bekal dibawa pulang. Bekal yang kelak akan dipersaksikan di hadapannya dan seluruh mahluk-mahluk Allah lainnya untuk dimintai pertanggung jawabannya.

ArtikelTerkait

Handphone, Handphone dan Handphone…

3 Musibah Seorang Manusia

“DemiMu, ya Allah!”, Sekelumit Catatan Perjalanan Seorang Sufi Pemula

Prinsip Tawakal

Bekal yang kita bawa seringkali kurang, namun di dunia kita selalu merasa cukup bahkan merasa tak perlu untuk menambah amal baik bahkan ketika kita menyadari bahwa hiduplah tak abadi.

BACA JUGA: Jika Terlambat dalam Ibadah, Dikhawatirkan Lambat Pula dalam Kebaikan

Kita cenderung menghabiskan waktu untuk bersenang-senang dan kufur terhadap nikmat-nikmatNya tanpa bersyukur dengan taat padaNya di setiap amal yang dikerjakan. Kita selalu menganggap hari esok masih ada, sedangkan esok masihlah ghaib yang tak pernah kita tahu masih bernyawa ataukah tidak diri ini esok hari.

Bisa saja esok kita sudah terbaring mati berkubur di liang lahat bersama tanah dan tumpukan bebatuan yang akan menindih badan di peristirahatan terakhir atau masih bebas berlari dan tertawa lepas dan bebas tanpa tau detak aliran darah yang ntah berhenti kapan.

Semua bisa terjadi tanpa kita tau, sedangkan waktu masih akan terus berjalan, sebagaimana firman Allah ta’ala,

وَالْعَصْرِ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al-‘Ashr. :1-3)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengabarkan kepada kita bahwa waktu merupakan salah satu di antara dua kenikmatan yang telah diberikan Allah ta’ala kepada manusia. Sangat disayangkan, banyak di antara manusia yang melupakan hal ini dan terlena dengannya. “Ada dua kenikmatan yang banyak dilupakan oleh manusia, yaitu nikmat sehat dan waktu luang.” (Muttafaqun ‘alaih)

Hendaknya kita sadar bahwa waktu merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi seorang hamba. Sungguh disayangkan jika waktu berlalu begitu saja tanpa digunakan untuk melakukan ketaatan dan beribadah kepada Allah Ta’ala yang telah banyak memberikan nikmat kepada kita.

BACA JUGA: Lelahmu akan Hilang, Kebaikanmu akan Kekal

Cara kita menjalani waktu si setiap prosesnya, sebagai berikut:

1) Gunakanlah skala prioritas, dimana utamakanlah untuk mengerjakan hal-hal yang wajib kemudian hal-hal yang disunnahkan. Seperti saat kamu ingin bersedekah, maka utamakanlah terlebih dahulu bersedekah kepada orang-orang terdekatmu yang lebih membutuhkan. Seperti keluargamu atau tetanggamu.

2) Berupaya sebisa mungkin untuk meninggalkan kemubahan yang tidak memberikan manfaat pada akhiratmu.

Contoh, menonton tivi adalah hal yang mubah (boleh), tapi jika hanya akan melenakanmu dari melaksanakan kewajiban atau hal-hal yang disunnahkan, maka tinggalkanlah hal tersebut.

Tapi jika menonton televisi tersebut dapat membuatmu mengetahui banyak informasi yang kemudian menjadi jalanmu untuk mendapat ilmu dan memahami syari’atNya, maka hal yang mubah tadi bisa menjadi ibadah.

3) Bersungguh-sungguhlah dalam memanfaatkan waktu yang telah Allah berikan keistimewaan. Seperti semakin perbanyak ibadah dan kebaikan saat di bulan Ramadhan, atau perbanyaklah sholawat kepada Rasulullah Saw dan beramal sholeh di hari Jumat, dan seterusnya

4) Hindari panjang angan-angan di dunia dan tertipu dengan amalan-amalan yang sudah dilakukan. Merasa amal kebaikan yang dilakukan sudah cukup dilakukan di dunia, membuatmu semakin malas untuk beramal sholeh, sedangkan engkau tak pernah tau amal yang mana yang kelak akan diterima Allah sebagai penyelamatmu di akhirat.

5) Hindari menunda amal kebaikan, karena Allah tidak memberimu waktu untuk bertaubat jika engkau sudah masuk ke liang lahat.

BACA JUGA: Jangan Pernah Remehkan Sekecil Apapun Kebaikan

Dalam kitab Al Jawaabul Kaafi karya Ibnul Qayyim disebutkan bahwa Imam Syafi’i pernah mendapatkan pelajaran dari orang sufi, dikatakan: “Waktu laksana pedang. Jika engkau tidak menggunakannya, maka ia yang malah akan menebasmu. Dan dirimu jika tidak tersibukkan dalam kebaikan, pasti akan tersibukkan dalam hal yang sia-sia.

Ibnu Qayyim rahimahullah berkata: ”Keuntungan terbesar di dunia adalah engkau menyibukkan dirimu setiap saat dengan sesuatu yang paling utama dan bermanfaat untuk kehidupan akhirat. Bagaimana mungkin dikatakan berakal seseorang yang menjual surga dan kenikmatan di dalamnya dengan syahwat (kesenangan dunia) yang hanyalah sesaat.”

Orang gagal adalah orang yang tidak bisa memanfaatkan waktu dengan baik. Orang besar dan sukses adalah mereka yang memanfaatkan waktunya dengan baik untuk dunia dan akhiratnya, dan dia tidak mau ada waktu—semenit saja—yang terbuang tanpa kebaikan dan kemanfaatan.

Wallahu a’lam bisshawab. []

Tags: jangan menunda kebaikankebaikanmenyegerakan kebaikan
ShareSendShareTweetShare
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

2 Hal yang Termasuk dalam Dosa Jariyah

Next Post

Menceritakan Maksiat

Ari Cahya Pujianto

Ari Cahya Pujianto

Hanya Pemuda Akhir Zaman yang Berharap Ridha dan Ampunan Allah Swt

Terkait Posts

Hukum Nonton Film Porno, Pornografi, handphone

Handphone, Handphone dan Handphone…

21 September 2023
Adab Bertakziah, Bahaya Hidup Sengsara, Ciri Orang Munafik, Musibah

3 Musibah Seorang Manusia

15 September 2023
Keutamaan Dzikir Al-Matsurat, Doa, Syarat Terkabulnya Doa, Amalan yang Pahalanya Besar, Cara Hidup Berkah, Kekuatan untuk Selesaikan Masalah, Sabar, prinsip tawakal, Kebahagiaan, Tanda Orang Bertaqwa

“DemiMu, ya Allah!”, Sekelumit Catatan Perjalanan Seorang Sufi Pemula

13 September 2023
Manfaat Bersyukur, Tawakal, Syarat Diterimanya Amal, Hari Kiamat, Perkara Iman, Cara Menenangkan Hati, Golongan Manusia yang Haram Disentuh Api Neraka, prinsip tawakal

Prinsip Tawakal

30 Agustus 2023
Please login to join discussion

Terbaru

AI

AI dalam Timbangan Agama dan Budaya Indonesia

Oleh Saad Saefullah
24 September 2023
0

Esensi AI menjelma alat penggunaan tidak menjadikannya penggerus kebudayaan.

anies, pilpres

Anies Baswedan Tanggapi soal Kemungkinan Pilpres Dua Poros

Oleh Yudi
24 September 2023
0

"Kayak dulu saja ketika di Jakarta, nomornya nomor 3, enak nomor 3 tapi random ya, lotere. Tapi nanti kita lihat...

kaesang

Begini Kata Pakar soal Kaesang Gabung PSI Jelang Pemilu 2024

Oleh Yudi
24 September 2023
0

Sementara itu, Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS, Arya Fernandes, menyebut Kaesang menyadari bahwa PSI membutuhkan vote getter.

gibran

Politkus NasDem Sebut Gibran Berpotensi Merapat ke Ganjar Jika…

Oleh Yudi
24 September 2023
0

Bestari mengatakan jika Gibran menjadi cawapres Ganjar, maka Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan membawa PAN dan Golkar kembali.

Terpopuler

Tidak ada konter tersedia
Facebook Twitter Youtube Pinterest

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.