• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Kamis, 7 Juli 2022
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Dari Anda Renungan

Iri Membawa Lillah

Oleh Ari Cahya Pujianto
2 tahun lalu
in Renungan
Waktu Baca: 2 menit baca
A A
0
Foto: Pexels

Foto: Pexels

32
BAGIKAN

Oleh: Ratna Mustika Pertiwi, S.Pt
Pegiat Literasi Islam
[email protected]

IRI, sebuah kata yang tidak asing ditelinga kita, kata iri ditengah-tengah masyarakat memiliki makna denotasi yang buruk bisa berarti tidak suka/ benci/ tidak ingin orang lain memiliki pencapaian lebih baik daripada dirinya.

Mungkin ini benar secara harfiah atau makna katanya, namun IRI bisa berarti sesuatu yang positif pula apabila kita memiliki konteks yang lain.

Semisal kita mendefinisikan iri dalam konteks ketaatan kepada Allah, dalam fitrah kita sebagai manusia pastilah kita ingin berlomba-lomba menuju ketaatan kepada Allah. Apabila kita berkumpul dengan orang-orang sholih, pastilah timbul rasa iri kepada mereka, bukan karena duniawi yang mereka miliki melimpah, tetapi dalam kondisi apapun bahkan dalam kondisi kesempitan mereka tetap rela mengorbankan jiwa, raga dan hartanya untuk meraih keridhoan Allah.

ArtikelTerkait

Semangat 45 Masyayikh!

Share Gambar Penuh Dosa?

Bila ini Ramadhan Terakhir

Inilah 5 Pondasi untuk Menemukan Tujuan Hidup yang Sejati menurut Al Ghazali

Layaknya ketika kita mengingat cerita guru ngaji/ustadz/ustadzah yang sering menceritakan kisah kaum muhajirin. Bagaimana tak iri kepada ketaatan mereka kepada Allah dan Rasulullah, mereka rela meninggalkan harta benda, pekerjaan bahkan keluarganya untuk berhijrah ke Madinah.

Tak pernah terbesit sedikitpun didalam pikiran, bahwa mereka akan berbalik arah kembali ke Mekkah. Dimatanya hanya satu, yang terpenting mereka bisa melaksanakan syariat islam disana. Tak pernah pula terpikir akan membawa seluruh hartanya yang ada di Mekkah, yang dibawa hanya baju seadanya dan makanan secukupnya.

Demi lillah mereka melawan lelah, meskipun kakinya sudah terasa pilu dan terbakar pasir sahara serta keringat yang mengucur tak pernah membuat mereka berubah pikiran. Lalu apakah Rasulullah menjanjikan harta kepada mereka sesampainya di Madinah hingga mereka rela meninggalkan semuanya? Tidak sama sekali, Rasulullah tak pernah menjanjikan dinar atau dirham, mereka hanya mengerti bahwa apa yang diperjuangkan akan berbuah surga.

Sungguh ironis apabila kita hari ini hanya iri dengan sesuatu berbau duniawi, iri melihat tetangga lebih sukses, lebih kaya raya dan berprofit tinggi tetapi tidak iri melihat orang lain lebih tinggi militansinya kepada Allah S.W.T. Pilu tidak karuan rasanya bila mata ini memandang hanya iri pada sekedar harta benda atau penampakannya.

Bila begitu, nampaknya kacamata matrealisme sepertinya perlu dibuka, karena hidup ini bukan hanya sekedar mencari materi semata atau kedudukan yang hanya sementara. Hidup ini terlalu berharga bila hanya disibukkan untuk berlomba mengejar tingginya jabatan padahal jabatan tertinggi seorang mulim ketika ia bisa meraih surga.

Berkumpul dengan orang yang mencintai dunia akan membuat mata kita kabur terisi bulir-bulir debu manis semunya dunia, hingga buram terhadap tujuan sejati kehidupan yakni meraih keridhoan Allah. Sebaliknya bila kita berkumpul bersama orang-orang sholih mata kita akan terbuka, mengerti bahwa sejatinya hidup adalah jembatan menuju jannah, maka iri kita bukan untuk hal remeh temeh, tetapi iri bila orang lain dengan sekuat tenaganya berusaha untuk meraih lillah tetapi kita masih berjalan di tempat entah kemana.

“……. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Q.S Al- Baqarah : 148 )

Wallahualam bishawab. []

Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: [email protected], paling banyak dua (2) halaman MS Word

Tags: dengkiiri
Share32SendShareTweetShare
Advertisements



ADVERTISEMENT
Previous Post

Ini Dia Obat Covid-19 Pertama dari Rusia 

Next Post

Sisihkan Penghasilan dari YouTube, Yusuf Subhan Bangun Pondok Pesantren

Ari Cahya Pujianto

Ari Cahya Pujianto

Hanya Pemuda Akhir Zaman yang Berharap Ridha dan Ampunan Allah Swt

Terkait Posts

Masyayikh

Semangat 45 Masyayikh!

3 Juli 2022
Dakwah, Gus Baha, Gadget, Cara Menghemat Kuota Internet, Nada Dering Hanphone, Share Gambar Penuh Dosa

Share Gambar Penuh Dosa?

28 Mei 2022
Al-Quran tentang Asmaul Husna, Allah SWT Suka dengan Hal Ganjil, Ramadhan terakhir

Bila ini Ramadhan Terakhir

31 Maret 2022
Pondasi untuk menemukan tujuan hidup

Inilah 5 Pondasi untuk Menemukan Tujuan Hidup yang Sejati menurut Al Ghazali

24 Maret 2022
Please login to join discussion
Facebook Twitter Youtube Pinterest

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist