• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Senin, 4 Juli 2022
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Tidak ada Hasil
View All Result
Home Syi'ar Sirah

Hudzaifah bin Yaman, Sahabat yang Bisa Melihat Tanda Kemunafikan

Oleh Yudi
3 tahun lalu
in Sirah
Waktu Baca: 2 menit baca
A A
0
jin qarin

Ilustrasi: Unsplash

92
BAGIKAN
Share on FacebookShare on Twitter

Hudzaifah bin Yaman adalah salah seorang sahabat yang secara khusus mendapatkan didikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk mengenal tanda kemunafikan. Semua itu berawal karena kebiasaannya yang berbeda dalam mengajukan pertanyaan kepada beliau. Umumnya para sahabat bertanya tentang berbagai macam amal kebaikan dan pahala-pahala yang dijanjikan, dan mereka berlomba-lomba untuk melakukannya.

Namun berbeda dengan Hudzaifah, ia cenderung bertanya tentang berbagai macam kejahatan dan bahaya-bahayanya, karena ia ingin menjauhi hal tersebut sejauh-jauhnya.

BACA JUGA: Orang Munafik di Antara Para Sahabat

Suatu ketika ia menghadap kepada Rasulullah lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, dahulu kita berada dalam kebodohan (jahiliyah) dan diliputi kejahatan, kemudian Allah mendatangkan kebaikan ini bagi kita. Apakah setelah kebaikan ini akan ada kejahatan lagi?”

ArtikelTerkait

Kata Umar bin Khattab Kala Cium Hajar Aswad

Kisah Nabi dan Abu Bakar di Gua Tsur ketika Hijrah

Sebab Utsman bin Affan Dijuluki Dzun Nurain

Mahar Abdurrahman bin Auf ketika Menikah

“Ada…!” jawab Rasulullah.

“Apakah setelah kejahatan itu, masih adakah kebaikan lagi, ya Rasulullah?” tanya Hudzaifah.

“Ada, tetapi keadaannya samar dan penuh bahaya!” ujar beliau.

“Apa bahaya itu, ya Rasulullah?” tanya Hudzaifah.

“Yakni, segolongan umat mengikuti sunnah yang bukan sunnahku, mengikuti petunjuk yang bukan petunjukku. Kenalilah mereka ini, ya Hudzaifah, dan cegahlah mereka semampumu!” jawab Rasulullah.

“Setelah kebaikan tersebut, masih adakah kejahatan lagi, ya Rasulullah?” tanya ia semakin penasaran.

“Ada, yakni para penyeru di pintu neraka (yakni, yang mengajak kepada maksiat dan meninggalkan ibadah) barang siapa menyambut seruannya, maka mereka akan dilemparkan ke dalam neraka!” jawab beliau.

“Apa yang harus kulakukan jika menemui masa seperti itu, ya Rasulullah?” tanyanya semakin penasaran.

“Ikuti jamaah kaum muslimin dan pemimpin mereka!” jawab beliau.

“Bagaimana jika mereka tidak memiliki jamaah dan tidak pula pemimpin (yang sesuai teladanmu), ya Rasulullah?” tanyanya lagi.

“Hendaklah engkau tinggalkan semua golongan itu, walaupun engkau harus tinggal sendirian di rumpun kayu, sampai engkau menemui ajal dalam keadaan seperti itu.” jawab beliau.

Advertisements

Keadaan dan kebiasaan Ibnu Yaman dalam meneliti dan mengamati kejahatan dan daya upayanya untuk menghindarinya, ternyata mendapat dukungan Rasulullah, dan beliau terus-menerus membimbingnya. Beliau mengajarinya bagaimana mengenali kemunafikan, dan juga menunjukkan orang-orang munafik yang ada saat itu. Namun beliau berpesan agar semua itu dirahasiakannya, sekedar untuk bahan bagi dirinya agar ia bisa menghindar dan tidak terjatuh dalam lingkaran pergaulan mereka.

Salah satu sahabat yang selalu memanfaatkan keistimewaannya ini adalah Umar bin Khaththab. Sepeninggal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, jika ada orang muslim yang meninggal, Umar selalu mengamati sikap Hudzaifah. Jika ia tidak mendatangi atau tidak menyalatkannya, maka Umar akan melakukan hal yang sama. Tetapi Umar-pun melakukan hal itu untuk dirinya sendiri, tidak mengekspose secara umum atau mengajak orang lain melakukan hal yang sama.

BACA JUGA: Kabar Kematian Para Pembesar Orang Munafik dari Rasulullah

Ketika menjadi khalifah, Umar pernah mendatangi Hudzaifah dan bertanya, “Wahai Hudzaifah, apakah engkau melihat adanya kemunafikan dalam diriku.”

“Tidak ada, wahai Amirul Mukminin!”

“Janganlah engkau sungkan mengatakannya,” kata Umar.

“Sungguh tidak ada, hanya saja engkau masih menyimpan dua stel pakaian. Satu engkau pergunakan pada musim dingin, dan satunya lagi untuk musim panas!”

Mendengar penjelasan tersebut, Umar segera menyedekahkan satu stel pakaian yang masih disimpannya, walau sebenarnya Hudzaifah tidak menyebut hal itu sebagai tanda adanya kemunafikan dalam diri Umar. []

Referensi: 101 Sahabat Nabi/Hepi Andi Bustomi/Pustaka Al-Kautsar

Tags: hudzaifah bin yamanmunafiksirah
Share92SendShareTweet
Advertisements



ADVERTISEMENT
Previous Post

Pernikahan Rasulullah dengan Istri Terakhirnya

Next Post

Ini 8 Cara Sederhana Atasi Stres, Anda Bisa Mencobanya di Rumah!

Yudi

Yudi

Terkait Posts

Umar bin Khattab, keutamaan serban

Kata Umar bin Khattab Kala Cium Hajar Aswad

4 Juli 2022
Abu Bakar

Kisah Nabi dan Abu Bakar di Gua Tsur ketika Hijrah

18 Juni 2022
ayah terbaik Kekuatan Ilmu, Kemiskinan yang Aku Khawatirkan, Umar bin Abdul Azis, Abdurrahman bin Auf, Utsman bin Affan, Nabi Yakub

Sebab Utsman bin Affan Dijuluki Dzun Nurain

18 Juni 2022
Umat Nabi Musa, Abdurrahman bin Auf

Mahar Abdurrahman bin Auf ketika Menikah

17 Juni 2022
Please login to join discussion
Facebook Twitter Youtube Pinterest

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist