• Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
Jumat, 23 April 2021
No Result
View All Result
NEWSLETTER
Islampos
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Muslimtrip
  • Muslimbiz
  • Beginner
  • Syiar
  • Keluarga
  • Dari Anda
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Muslimtrip
  • Muslimbiz
  • Beginner
  • Syiar
  • Keluarga
  • Dari Anda
No Result
View All Result
Islampos
No Result
View All Result

Home Syi'ar Mualaf

Dokter Joko: Yang Paling Berat bagi Saya adalah Mengislamkan Ibu Saya

Redaktur Eneng Susanti
3 tahun ago
in Mualaf
Reading Time: 3 mins read
0
ilustrasi

ilustrasi

  • Bagikan Yuk :

Oleh: Dr. H. Monte Selvanus, MMR

“Yang paling berat bagi saya mas,” kata dr. Joko, “Adalah mengislamkan ibu saya… alhamdulillah beliau mendapat hidayah pada usia 71 tahun. Bayangkan betapa senangnya hati saya saat itu. Harapan bertemu beliau di surga semoga kelakon mas.”

Sepenggal pembuka obrolan dr. Joko pagi ini membuat mata saya merah. Karena tiba-tiba saya merasakan bakti anak soleh kepada orang tua, merasakan sesuatu yang hilang lalu tiba-tiba kembali ke pangkuan. Robbana maa kholaqta hadza bathila. Ya Tuhanku, sungguh Engkau tiada menciptakan ini dengan sia-sia.

Dokter Joko, seorang dokter anestesi yang sangat sederhana, beberapa kali saya berjumpa dengannya dalam forum MPKU PP Muhammadiyah dan MDMC. Praktek baginya tidak lebih ia pentingkan daripada mensyiarkan agama ini, asal sudah ada pengganti, saya lebih baik berdakwah. Makanya wajar jika dalam berbagai forum yang digelar Persyarikatan beliau selalu hadir.

BACA JUGA: Lady Evelyn Cobbold: Wanita Mualaf Inggris Pertama yang Pergi Haji

Beliau sempat menjadi direktur di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta -cikal bakal berdirinya RS PKU se-Indonesia.- Dan sekarang setelah selesai jabatan, beliau memilih aktif di masjid dan menjadi surveyor untuk Komisi Akreditasi.

Kembali kepada obrolan kami, beliau bercerita bahwa beliau berasal keluarga Nasrani yang sangat taat beribadah.

“Rumah kami pada hari Senin hingga Sabtu di bagian pendopo dijadikan sebagai puskesmas, karena saat itu kecamatan belum punya puskesmas. Nah pada hari Ahad, pendopo tadi dijadikan gereja. Bahkan kemudian, ketika ada dana, Bapak dan ibu saya mendirikan gereja di desa kami.”

“Titik awal saya mencintai agama Islam itu saat kelas 3 SD, saat itu pelajaran agama Islam. Kawan-kawan saya yang Nasrani segera meninggalkan ruang kelas, tapi entah mengapa saya tidak ingin meninggalkan kelas. Saya justru menikmati kisah Rasulullah si anak yatim. Ditinggalkan orang tuanya saja bisa begitu mulia akhlaqnya, kok ada orang seperti beliau. Lalu saya mencari tahu Islam, dan seakan-akan Allah selalu menjadikan kawan dekat saya selalu orang Islam yang kuat keimanannya. Dan puncaknya saat semester dua di FK, saya resmi menjadi seorang Muslim setelah meyakini betul bahwa Islam adalah agama yang benar dan penuh sekali dengan kebaikan. Jika jadi orang Islam tidak menjadikan diri kita baik, itu sangat rugi sekali. Karena semua jalan dibentuk untuk kebaikan, bahkan kena musibah pun bisa menjadi kebaikan. Itulah Islam.”

“Ceritanya bagaimana dok, sampai orang tua bisa menjadi mualaf sebagaimana dokter?” Tanya seorang jamaah.

“Saya tidak pernah menawarkan agama saya kepada orang tua saya, hanya saja semenjak saya masuk Islam saya memperbaiki terus akhlaq saya khususnya kepada orang tua. Tidak sekalipun saya mengatakan “Tidak”, kepada bapak ibu. Alhamdulillah tahun 1990 saya naik haji dan tiba-tiba bapak menyatakan keislamannya. ‘Aku melu kowe Le,’ kata bapak.

BACA JUGA: Kisah Mualafnya Kepala Suku Afrika Bertongkat Macan

Di saat haji itulah saya bermimpi bahwa saya bertemu ibu di Mekah. Saya rasa ini tanda dari Allah bahwa ibu kelak akan masuk Islam juga. Maka setiap saat saya selalu berdoa memohon supaya ibu juga diberi hidayah, ibu supaya masuk Islam. Dan tahun 2006, saya dipanggil ibu, sama seperti bapak, ibu saya bilang, ‘Aku tak melu kowe Le.’ Bergetar hati saya, tidak menyangka bahwa akhirnya hidayah itu pun datang kepada ibu setelah 16 tahun lamanya saya berdoa. Beliau lalu saya bawa ke masjid dan di sana beliau bersyahadat. Masjid itu dekat dengan rumah, berhadap-hadapan dengan gereja yang bapak ibu bangun dulu.”

Subhanallah, sebuah kisah yang sangat menyentuh. Jujur saja, hampir saja saya meneteskan air mata saat mendengar cerita beliau.

Loading...

“Apa impian dokter Joko,” saya bertanya.

“Saya ingin sekali punya pesantren atau boarding school sebelum saya kembali kepada Allah, Mas. Saya punya anak satu, dan saya bercita-cita menjadikan anak-anak yang berada dalam asuhan saya adalah hafidz dan hafidzah. Ya, semoga Allah mengabulkan permohonan saya, Mas.”

Mendekati waktu syuruq, kemudian beliau bangkit, dan berkata, “Maaf mas, saya tak shalat syuruq dulu ya. Lain kali kita ngobrol lagi.”

Masya Allah. []

Kisah Ini dikutip dari tulisan berjudul ‘Obrolan Pagi Bersama Doktor Joko’

  • Bagikan Yuk :
Tags: CeritadoketeribuIslamMualaf
Eneng Susanti

Eneng Susanti

Related Posts

Mahmoud Al Jundi. Foto: إذاعة صفاقس -

Kisah Artis Mesir Mahmoud Al Jundi, Sempat Meragukan Tuhan, Akhirnya Kembali kepada Islam

19 April 2021
Ilustrasi. Foto: 
World | Time

Cerita Timea Aya Csányi, Mualaf Asal Hungaria: Islam bukan hanya agama orang Arab dan Turki

13 April 2021
Marcell Siahaan. Foto: Instagram Marcell Siahaan

Sebagai Mualaf, Marcell Siahaan Mengaku Nyaman dengan Islam

1 April 2021
Byeong Chan. Foto: Tangkapan Layar Youtube

Mualaf Asal Korea Selatan Ini Mengaku Terinspirasi Daud Kim

25 Maret 2021
Buka Lagi
Selanjutnya
Foto: Ikea

Mendahulukan yang Kanan, Adab Berpakaian dalam Islam

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisements

Terbaru

Ilustrasi. Foto: Cine.nl
Tahukah Anda

Sudah Berusaha dan Berdoa, Kok Belum Berhasil Juga?

Redaktur Sodikin
14 menit ago
ilustrasi.foto: harian nasional
Islam 4 Beginner

Hukum Makan Makanan Sisa Orang Lain

Redaktur Laras Setiani
43 menit ago
Ilustrasi. Foto: 
iStock
Dunia Wanita

Ibu Menyusui Ingin ASI Lancar Selama Berpuasa, Ini Tipsnya

Redaktur Eneng Susanti
1 jam ago
Foto: Unsplash
Syi'ar

Jarak Bolehnya Shalat Qashar Menurut Pendapat Jumhur Ulama

Redaktur Yudi
2 jam ago
ADVERTISEMENT

On Facebook

Navigasi

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

About Us

Membuka, menginspirasi, free to share

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

© 2019 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Ramadan
    • Tanya Jawab Ramadhan
    • Tsaqofah Ramadhan
    • Video Ramadhan
    • Fiqh Ramadan
    • Kesehatan Ramadhan
    • Kultum Ramadhan
  • Muslimbiz
  • Muslimtrip
  • Beginner
  • Keluarga
  • Sirah
  • Syiar
  • Muslimah
  • Dari Anda
  • Donasi

© 2019 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Share via
  • Bagikan Yuk :
  • Twitter
  • Pinterest
  • LinkedIn
  • Digg
  • Email
  • Buffer
  • Pocket
  • Gmail
  • Comments
  • Subscribe
  • Facebook Messenger
  • LiveJournal
  • Bagikan Yuk :
We would like to show you notifications for the latest news and updates.
Dismiss
Allow Notifications
Send this to a friend