• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Sabtu, 20 Desember 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Kolom

Cara Mengakhiri Shalat, Salam Dulu atau Menoleh Dulu?

Oleh Yudi
6 tahun lalu
in Kolom
Waktu Baca: 2 menit baca
A A
0
Foto: Islampos

Foto: Islampos

155
BAGIKAN

SHALAT, pembukaannya adalah takbir dan penutupannya salam. Salam yang pertama ke arah kanan, hukumnya rukun. Sedangkan salam kedua ke arah kiri, hukumnya sunah. Adapun menolehnya, baik ke kanan atau ke kiri, hukumnya sunah.

Cara Mengakhiri Shalat, Salam Dulu atau Menoleh Dulu? 1 Cara Mengakhiri Shalat

Dalam sebuah hadits dari sahabat Ali bin Abi Thalib, Nabi ﷺ bersabda:

مِفْتَاحُ الصَّلَاةِ الطُّهُورُ، وَتَحْرِيمُهَا التَّكْبِيرُ، وَتَحْلِيلُهَا التَّسْلِيمُ

ArtikelTerkait

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

Tentara yang Diperas oleh Negaranya Sendiri

Firaun Tak Kalahkan Musa, Netanyahu Takkan Kalahkan Gaza

Dari Era Pra Hijrah ke Gaza: Warisan Generasi Progresif dalam Menolak Ketidakadilan

“Kunci shalat adalah bersuci, pembukaannya takbir, dan penutupannya salam.” [ HR. Abu Dawud : 61 dan selainnya ]

Dalam madzhab Syafi’i, shalat diakhiri dengan mengucapkan salam terlebih dahulu (dalam posisi wajah masih menghadap kiblat), lalu setelah itu diikuti dengan menoleh ke kanan dan ke kiri. Dimana nantinya, ucapan salam akan berakhir berbarengan dengan berakhirnya menoleh. Dan ini merupakan pendapat dalam madzhab Hanafi. Kami pribadi mengikuti pendapat ini.

BACA JUGA: Celakalah Orang yang Shalat!

Imam An-Nawawi (w.676 H) menyatakan :

قَالَ صَاحِبُ التَّهْذِيبِ وَغَيْرُهُ يَبْتَدِئُ السَّلَامَ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ وَيُتِمُّهُ مُلْتَفِتًا بِحَيْثُ يَكُونُ تَمَامُ سَلَامِهِ مَعَ آخِرِ الِالْتِفَاتِ…هَذَا هُوَ الْأَصَحُّ وَصَحَّحَهُ إمَامُ الْحَرَمَيْنِ وَالْغَزَالِيُّ فِي الْبَسِيطِ وَالْجُمْهُورُ

“Pengarang At-Tahdzib dan selainnya menyatakan, bahwa hendaknya seorang mengawali untuk mengucapkan salam terlebih dahulu dalam kondisi masih menghadap kiblat, lalu menyempurnakannya dengan menoleh, dimana kesempurnaan/akhir ucapan salam bersamaan dengan akhir menoleh…Ini merupakan pendapat yang paling shalih, dan telah dishahihkan oleh Imam Al-Haramain, Al-Ghazali dalam Al-Basith, dan jumhur (mayoritas ulama).”[ Al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab : 3/477 ].

Adapun dalam madzhab Hanbali, salam diucapkan bersamaan dengan menoleh. Sebagian mereka berpendapat bahwa menoleh dimulai ketika sampai ucapan “Wa rahmahtullah”. [ Simak, Al-Mughni : 1/398 ].

Jika seorang menoleh terlebih dahulu, baru setelah itu mengucapkan salam, maka shalatnya tetap sah menurut empat madzhab. Namun hal ini termasuk perkara yang kurang afdhal. Karena ada bagian tubuh (yaitu wajah) yang berpaling dari arah kiblat dalam keadaan salam sebagai penutup shalat belum diucapkan.

Empat madzhab sepakat, bahwa wajah disunahkan untuk dihadapkan ke kiblat, makruh jika ditinggalkan. Apabila dihadapkan ke kiblat, maka lebih utama. Dalam madzhab Syafi’i dan Hanafi, tolok ukur menghadap kiblat adalah pada dada, bukan wajah. Adapun dalam madzhab Maliki dan Hanbali, yang jadi tolok ukur adalah kedua kaki. [ Simak : Al-Mu’tamad :1/215, Al-Mausu’ah : 4/64 ].

Kesimpulan :

(1). Menurut madzhab Hanafi dan Syafi’i, salam diucapkan lebih dahulu, lalu diikuti dengan menoleh ke kanan dan ke kiri. Dimana keduanya (salam dan menoleh) akan berakhir bersamaan. Dan pendapat ini yang kami pilih.

(2). Menurut madzhab Hanbali, salam diucapkan berbarengan dengan menoleh. Sebagian mereka berpendapat menoleh dimulai ketika sampai ucapan “warahmatulllah”.

(3). Seorang yang menoleh terlebih dahulu baru kemudian mengucapkan salam, shalatnya tetap sah menurut empat madzhab. Namun hal ini kurang afdhal, karena wajah berpaling dari arah kiblat saat salam sebagai penutup shalat belum diucapkan.

BACA JUGA: Perintah Shalat: Kalau Saja Umat Islam Shalat 50 Waktu

(4). Menurut madzhab Syafi’i dan Hanafi, yang menjadi tolok ukur dalam menghadap kiblat adalah dada. Sedangkan menurut madzhab Hanbali tolok ukurnya adalah kedua kaki.

(5). Ulama empat madzhab sepakat, bahwa menghadapkan wajah ke arah kiblat hukumnya sunah, makruh jika ditinggalkan. Apabila dihadapkan bersamaan dengan dada atau kaki, maka lebih utama.

Demikian penjelasan singkat dalam masalah ini. Semoga bermanfaat bagi kita sekalian. Barakallahu fiikum jami’an.

Wallahu a’lam bish shawab. []

Facebook: Abdullah Al-Jirani

Tags: Shalat
Share155SendShareTweetShareScan
ADVERTISEMENT
Previous Post

7 Cara Menjadikan Hidup Lebih Hidup dengan Alquran

Next Post

Kerja dan Pekerja

Yudi

Yudi

Terkait Posts

Senin

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

14 Juli 2025
Israel, Yahudi, Gaza, Tentara

Tentara yang Diperas oleh Negaranya Sendiri

10 Juli 2025
Firaun, Benjamin Netanyahu

Firaun Tak Kalahkan Musa, Netanyahu Takkan Kalahkan Gaza

9 Juli 2025
Gaza

Dari Era Pra Hijrah ke Gaza: Warisan Generasi Progresif dalam Menolak Ketidakadilan

8 Juli 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Melakukan Perubahan, sifat jujur, orang yang meninggalkan shalat, istidraj, FITNAH, SYAHWAT, maksiat, bunuh diri, dosa, maksiat, taubat

5 Alasan Jangan Mengungkit Dosa Masa Lalu Seseorang yang Sudah Bertaubat

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

agar tidak mengulangi dosa, mengganti shalat wajib, dosa jariyah, mandi, dosa, shalat

Jangan Tinggalkan Shalat Meski Badan Kotor saat Kerja, Tidak Semua Kotor Itu Najis

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

Senin

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

Oleh Dini Koswarini
14 Juli 2025
0

Cerai, Sebab Zina Dilarang dalam Islam, zina, Penyebab Lelaki Selingkuh, Talak

Talak: Halal yang Dibenci, Senjata Iblis untuk Memecah Belah

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999! 2 Cara Mengakhiri Shalat

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999!

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Terpopuler

MasyaAllah, Inilah 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan beserta Artinya

Oleh Haura Nurbani
24 Agustus 2023
0
Hukum Mengubur Ari-ari Bayi, Fakta Bayi Baru Lahir, ASI, ciri bayi cerdas, nama, Nama Anak Perempuan, Hukum Bayi Tabung dalam Islam, Doa ketika Melahirkan

Nama Sahabiyat adalah nama wanita-wanita agung yang dikaitkan dengan Nabi Muhammad dalam menyebarkan Islam bersamanya.

Lihat LebihDetails

12 Ayat Al-Quran tentang Istiqamah, Dapat Memotivasi Kita

Oleh Sufyan Jawas
31 Oktober 2021
0
Hadist Nabi Tentang Ikhlas

ayat Al-Quran Tentang Istiqamah

Lihat LebihDetails

85 Motto Hidup dari Kutipan Ayat Alquran

Oleh Eneng Susanti
17 Januari 2023
0
motto hidup ayat Alquran, cara menjadikan Al-Qur'an sebagai penyembuh

SAHABAT mulia Islampos, ada banyak pelajaran dan hikmah yang bisa dipetik dari Alquran. Banyak pula kutipan ayat Alquran yang bisa...

Lihat LebihDetails

4 Ayat Alquran tentang Keindahan Alam Semesta

Oleh Eneng Susanti
10 Oktober 2024
0
Ayat Alquran yang jadi bacaan doa sebelum tidur, Ayat Alquran tentang Keindahan Alam, ayat yang mengingatkan tentang akhirat, ayat alquran tentang bersyukur

Ayat Alquran tentang Keindahan Alam

Lihat LebihDetails

Ini 8 Ayat Al-Quran tentang Perintah Bekerja Keras

Oleh Sufyan Jawas
26 Oktober 2021
0
hadist-hadist tentang kesombongan

Banyak sekali kita jumpai ayat Al-Quran tentang perintah bekerja keras. Bekerja keras merupakan sebuah keharusan yang dimiliki oleh setiap orang

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.