• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Kamis, 19 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Keluarga Parenting

Berdialog dengan Anak

Oleh Laras Setiani
5 tahun lalu
in Parenting
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Berdialog dengan Anak 1 anak
95
BAGIKAN

WAHAI Para ayah, ambil mushaf al Qurannya. Bukalah dialog ayah terlengkap dan terpanjang dalam al Quran, yaitu dialog Luqman dengan anaknya yang dicantumkan dari ayat 13-19 dalam Surat Luqman (31). Kita akan menjumpai salah satu mukjizat angka dalam al Quran.

“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” (QS Luqman: 17)

BACA JUGA: Cegah Kekerasan Terhadap Anak, Kemenag Segera Terbitkan PMA

Nasehat Luqman tentang shalat adanya dalam ayat ke-17 ini. Shalat kita yang wajib sehari semalam berjumlah 17 rakaat sama dengan angka ayat ini. Jika kata dalam ayat ini dihitung pun berjumlah 17. Lebih dahsyat lagi, surat Luqman ini adalah surat ke-17 yang dimulai dengan huruf muqotho’ah (seperti: alif lam mim, alif lam ro’, thoha, dan sebagainya).

ArtikelTerkait

4 Hal yang Harus Anak Lihat dari Ayahnya

Orangtua Harus Tahu, Ini Ciri-ciri Bayi yang Sehat

Catatan Penting untuk Orangtua Arra

8 Ciri Anak yang Akan Jadi Anak Manja

Sebelum kita ambil pelajaran, mari kita lihat fakta ayat yang lain. Ayat pertama dalam al Quran yang bernomer 17 adalah ayat berikut ini:

مَثَلُهُمْ كَمَثَلِ الَّذِي اسْتَوْقَدَ نَارًا فَلَمَّا أَضَاءَتْ مَا حَوْلَهُ ذَهَبَ اللَّهُ بِنُورِهِمْ وَتَرَكَهُمْ فِي ظُلُمَاتٍ لا يُبْصِرُونَ

“Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.”

Ayat ini, jika dihitung jumlah katanya juga ada 17 kat. Dan ayat ini membicarakan tentang keadaan orang-orang munafik yang hilang cahaya hidupnya, selalu gelap dalam kejahiliyahan serta tidak dapat melihat petunjuk.

Kembali lihatlah ayat baru saja kita baca itu. Yang menyampaikan tentang orang munafik yang padam cahaya hidayah dalam hidupnya. Shalat berhubungan erat dengan pembahasan tentang kemunafikan. Karena salah satu ciri orang munafik adalah malas saat berdiri shalat. Demikian juga dengan shalat Asar, Isya’ dan Shubuh yang menjadi bukti seseorang munafik atau bukan. Setelah sifat munafik itu melekat, hidup pun menjadi pekat.

Ayah, dialog dengan anak adalah sebuah keharusan. Jika tidak mau, gelap lah rumah kita. Gulita jalannya generasi ini ke depan. Mereka perlu lentera nasehat para ayah. Kemudian, kita bahas sekarang pesan shalat untuk dialog. Semua pembahasan di atas menunjukkan bahwa tugas dialog orangtua dengan anaknya, tugas sangat agung dan mulia. Seagung dan semulia shalat. Karena keduanya adalah dialog. Shalat adalah bentuk dialog kita dengan Allah SWT. Sebagaimana yang disampaikan Nabi dalam hadits yang shahih tentang Surat al-Fatihah yang kita baca, sesungguhnya adalah dialog kita dengan Allah SWT. Nah, dialog orangtua dengan anaknya adalah dialog terbaik yang ada di sesama manusia.

Jika shalat adalah batas terakhir antara muslim dan kafir serta musyrik, maka begitulah pentingnya dialog sebagai batas paling minimal untuk sebuah generasi baik atau tidak. Jika orangtua meninggalkannya, maka bagaimana berharap lahir generasi baik dan hebat.

Allah SWT berfirman, “Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, Kamilah yang memberi rezki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.” (QS. Thaha: 132)

Rasulullah SAW meminta para orangtua untuk menyuruh anaknya shalat sejak sebelum baligh; yaitu usia 7 tahun. Setelah pendidikan shalat itu berjalan 3 tahun, maka diadakan evaluasi besar. Pada usia 10 tahun, Nabi memerintahkan untuk orangtua memukul dengan pukulan pendidikan jika belum juga baik shalatnya. Ini semua untuk menghadapi usia baligh, saat seseorang sudah bertanggung jawab langsung secara pribadi di hadapan Allah ta’ala. Usia baligh di masa Nabi adalah 15 tahun bagi laki-laki.

Advertisements

Maka, begitulah dialog kita dengan generasi penerus ini. Teruslah melakukan dialog itu. Bersabarlah dalam melakukan amal mulia tesebut. Seperti kesabaran menyuruh shalat selama 8 tahun (usia 7-15 tahun). Itu artinya, jika setiap kali shalat harus mengingatkan keluarganya untuk shalat maka perlu: 8 tahun x 365 hari x 5 waktu shalat = 14.600 perintah dan peringatan.

Dialog pun perlu kesabaran yang luar biasa. Dari mulai awal, hingga dialog itu menjadi bekal hidup anak-anak kita saat mereka memasuki usia baligh. Dalam shalat, diminta agar khusyu’. Sebuah rasa dan perenungan dari setiap kata yang diucapkan dalam shalat. Dengan demikian, khusyu’ memerlukan ilmu awal yaitu memahami setiap yang kita baca dalam shalat.

Nah ayah, begitu juga dengan dialog. Perlu kekhusyu’an alias keseriusan dengan melibatkan hati dan rasa kita. Bukan sebuah formalitas kering. Kirimkan kata hati ayah pada setiap kata yang diucapkan. Kata hati itulah yang akan menghunjam ke dalam hati anak-anak. Di sinilah pentingnya ilmu pada hal yang ayah dialogkan agar hasilnya maksimal.

Bagi anak yang telah memasuki usia 10 tahun dan belum baik shalatnya, diperintahkan oleh Nabi agar orangtua memukul dengan pukulan pendidikan. Bagi orang yang telah baligh dan meninggalkan shalat dengan sengaja, maka dalam hukum Islam; negara harus menangkap orang tersebut dan menjebloskannya dalam penjara selama 3 hari untuk diberi kesempatan bertaubat. Jika tetap tidak mau melaksanakan shalat, maka dihukum mati!

BACA JUGA: Orangtua Jangan Lakukan 5 Hal Sepele Ini Kepada Anak

Nah loh, gimana nih para ayah. Bagaimana kalau dialog mengambil pelajaran shalat. Bagi para ayah yang sengaja meninggalkan dialog dengan generasinya, memang tidak akan dipenjara apalagi dibunuh.

Tetapi, pasti ayah akan mendapatkan hukuman berat dengan kegagalan generasi. Saat usia ayah telah senja, tanaman yang ayah tanam ternyata penuh ulat. Tak tumbuh dengan baik. Apalagi berbuah. Padahal tulang telah rapuh, rambut pun telah putih. Sesal selalu datang terlambat. Tiada arti sebuah penyesalan yang tiada pernah kembali. []

SUMBER: PARENTING NABAWIYYAH

Tags: AnakDialog
Share95SendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Proses Taaruf

Next Post

Kelemahan Wanita dalam hal Akal dan Agama, Benarkah?

Laras Setiani

Laras Setiani

Terkait Posts

Doa Memohon Rezeki kepada Allah, Niat Puasa Ramadhan, Anak

4 Hal yang Harus Anak Lihat dari Ayahnya

24 Mei 2025
Hukum Mencukur Rambut Bayi Perempuan, ASI, Ciri Bayi yang Sehat

Orangtua Harus Tahu, Ini Ciri-ciri Bayi yang Sehat

24 April 2025
Arra

Catatan Penting untuk Orangtua Arra

29 Maret 2025
Anak Manja

8 Ciri Anak yang Akan Jadi Anak Manja

10 Maret 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Kisah Nabi Musa, Firaun, Nabi Yunus, Berhala

Bangsa-bangsa di Dunia yang Menyembah Berhala

Oleh Saad Saefullah
19 Juni 2025
0

Akibat Terlalu Sering Minum Minuman yang Manis, Karbohidrat, minuman

Perlu Banget Tahu, Ini Minuman-minuman yang Mengandung Gula Tinggi, Apa Saja?

Oleh Saad Saefullah
19 Juni 2025
0

orang tua, gen z, anak, sukses

7 Peran Keluarga dalam Menentukan Kesuksesan Anak di Masa Depan

Oleh Yudi
19 Juni 2025
0

Diabetes, Kolesterol, Shubuh

Bahaya Tidur setelah Shubuh, Hal yang Paling Dibenci oleh Para Ulama

Oleh Haura Nurbani
19 Juni 2025
0

suami, istri, seksual, perawan

Di Usia Berapa Suami Mulai Kehilangan Hasrat kepada Istri?

Oleh Yudi
19 Juni 2025
0

Terpopuler

Ciri-ciri Perut Buncit Laki-laki yang Tidak Sehat

Oleh Saad Saefullah
17 Juni 2025
0
Perut Buncit

Kau ini bagaimana Kau suruh aku memegang prinsip, aku memegang prinsip kau tuduh aku kaku

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Yang Tidak Dianjurkan di Malam Hari bagi Lelaki Usia 40 Tahun ke Atas

Oleh Yudi
18 Juni 2025
0
Umur, Tips Bugar, Kanker Prostat, Suami, 40 Tahun

Banyak pria usia 40 ke atas mulai cemas akan usia, keluarga, hingga masa depan. Jika dibiarkan, ini bisa menimbulkan stress,...

Lihat LebihDetails

Mendukung Iran? Belajar dari Era Shalahuddin Al-Ayyubi

Oleh Saad Saefullah
19 Juni 2025
0
Shalahuddin Al-Ayyubi,

Pada masa Shalahuddin Al-Ayyubi, berdiri sebuah kekhalifahan besar di Mesir: Daulah Fathimiyah, beraliran Syiah Ismailiyah.

Lihat LebihDetails

Berapa Idealnya Tabungan Minimal yang Harus Dimiliki di Zaman Sekarang?

Oleh Saad Saefullah
19 Juni 2025
0
Ciri Penghuni Surga dan Neraka

Jumlah tabungan minimal yang ideal di zaman sekarang sangat tergantung pada gaya hidup, penghasilan, tanggungan, dan tujuan keuangan seseorang.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

  • 20Share on WhatsApp
  • 3Share on Facebook
  • 3Share on Telegram
  • 79Share on Twitter
  • 17Share on Pinterest
  • 3Share on LinkedIn
  • 8Share on Email