• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Senin, 22 Desember 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Kolom

Apakah Ucapan Minal Aidin Wal Faizin Itu Bid’ah?

Oleh Yudi
7 tahun lalu
in Kolom
Waktu Baca: 4 menit baca
A A
0
idul fitri di hari jumat, Perbuatan yang Bukan Termasuk Riya, Arti Taqabbalallahu Minna wa Minkum. Shalat Hari Raya Id

Ilustrasi Hari Raya. Foto: Daily Express

91
BAGIKAN

ADA sebuah pertanyaan yang diajukan kepada kami tentang masalah ucapan “minal aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin” di hari raya. Karena -katanya- ucapan ini ada yang membid’ahkan. Yang sunnah cuma ucapan “taqabbalallahu minna wa minkum”. Benarkah demikian?

Apakah Ucapan Minal Aidin Wal Faizin Itu Bid'ah? 1 Minal Aidin Wal Faizin Bid'ah?

Pembaca yang budiman. Ucapan “Taqobbalallahu minna wa minka” telah diriwayatkan dari Jubair bin Nufair-rodhiallohu ‘anhu- beliau berkata :

كان أصحاب النبي – صلى اللهُ عليه وسلَّم – إذا التقوا يوم العيد يقول بعضهم لبعض: تقبَّل الله منا ومنك

ArtikelTerkait

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

Tentara yang Diperas oleh Negaranya Sendiri

Firaun Tak Kalahkan Musa, Netanyahu Takkan Kalahkan Gaza

Dari Era Pra Hijrah ke Gaza: Warisan Generasi Progresif dalam Menolak Ketidakadilan

“Para sahabat nabi –shollallahu ‘alaihi wa sallam- apabila bertemu di hari raya, sebagian mereka mengucapakan “taqobbalallahu minna wa minka” ( semoga Alloh menerima amal ibadah kita dan kamu ) kepada sebagian yang lain”. [ HR. Al-Mahamili dalam “Kitab Sholatil ‘Idain” : 2/192/2 ].

BACA JUGA: Kapan Waktu Takbir Idul Fitri Digemakan?

Riwayat di atas telah dihasankan oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar –rohimahullah- beliau berkata :

وَرَوَيْنَا فِي الْمَحَامِلِيَّاتِ بِإِسْنَادٍ حَسَنٍ عَنْ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ قَالَ….

“Dan kami telah meriwayatkan dalam “Mahamiliyat” dengan sanad yang hasan dari Jubair bin Nufair beliau berkata……-kemudian disebutkan ucapan di atas-.” [ Fathul Bari : 2/446 ].

Faidah:

Asy-Syaikh Al-Albani –rohimahullah- sempat meniadakan tahsin ( penghasanan ) Ibnu Hajar –rohimahullah- terhadap ucapan Jubair bin Nufair di atas ketika memberikan catatan kaki terhadap ucapan Asy-Syaikh Sayyid Sabiq dalam bukunya “Fiqhus Sunnah” dengan mengucapkan :

ولم أقف على هذا التحسين في شيء من كتبه

“Aku tidak menemukan penghasanan ini sedikitpun dalam buku-buku beliau ( Ibnu Hajar ).” [ Lihat : Tamamul Minnah : 354 ].
Setelah itu, pernyatakan Asy-Syaikh Al-Albani –rohimahullah- di atas dikritik oleh sebagian penuntut ilmu. Dimana mereka menyatakan bahwa Ibnu Hajar telah menghasankan riwayat di atas dalam “Fathul Bari” dengan menyebutkan jilid dan no halamannya. Lalu setelah itu, Asy-Syaikh Al-Albani menerima masukan tersebut seraya menyatakan :

ثم كتب بعض إخواننا الطلاب تعليقا على نفيي المتقدم فقال: بل قال الحافظ في “الفتح” 2 / 446:

“Kemudian sebagian saudara-saudara kami dari penuntut ilmu menulis catatan atas peniadaanku ( terhadap tahsin Ibnu Hajar terhadap riwayat di atas ) yang telah lalu, dia mengatakan : “Bahkan Ibnu Hajar telah berkata dalam Fathul Bari 2/446…..” – kemudian menyebutkan lafadz Ibnu Hajar yang telah kami sebutkan di atas – [ Tamamul Minnah : 356 ].

Setelah kita tahu, bahwa riwayat ucapan “taqobbalallahu minna wa minkum” dari sebagian sahabat nabi shohih, perlu untuk kita ketahui, bahwa ucapan selamat model seperti ini, merupakan salah satu bentuk ucapan selamat hari raya. Akan tetapi bukanlah satu-satunya yang diperbolehkan.

Karena ucapan selamat, merupakan perkara dunia/adat saja, bukan masalah ibadah. Sehingga hukum asalnya boleh serta tidak membutuhkan kepada dalil. Sebagaimana dalam kaidah telah disebutkan:

الأصل في العادات الإباحة حتى يرد الدليل على تصريفه إلى معى آخر

“Hukum asal dalam perkara adat adalah boleh, sampai datang dalil yang memalingkan kepada makna yang lain.” ( yang belum paham, silahkan belajar ushul fiqh dulu dengan baik, benar, dan paham ).

Ucapan selamat di hari raya, hanyalah masalah adat istiadat saja. Oleh karena itu, segala bentuk dan macam ucapan selamat pada asalnya boleh selama tidak terdapat pelanggaran syari’at di dalamnya. Barang siapa yang mengharamkan, dituntut untuk mendatangkan dalil.

Asy-Syaikh Muhammad bin Sholih Al-‘Utsaimin –rohimahullah- juga berpendapat, bahwa ucapan selamat hari raya, hanyalah masalah adat/dunia saja. Beliau –rohimahullah- berkata :

التهنئة بالعيد قد وقعت من بعض الصحابة رضي الله عنهم، وعلى فرض أنها لم تقع فإنها الآن من الأمور العادية التي اعتادها الناس، يهنىء بعضهم بعضاً ببلوغ العيد واستكمال الصوم والقيام.

“Ucapan selamat hari raya, telah terjadi di kalangan para sahabat –rodhiallohu ‘anhum-. Taruhlah ditetapkan bahwa hal itu belum pernah terjadi, maka hal tersebut, sekarang ini telah menjadi perkara adat yang telah dilakukan oleh manusia terus-menerus. Sebagian mereka mengucapkan selamat kepada sebagian yang lain dengan kedatangan hari raya dan sempurnanya puasa dan sholat.” [ Majmu’ Fatawa : 16/208 ].

Ucapan selamat di hari raya Idul Fitri di negara kita sangat banyak ragam dan macamnya. Barang siapa yang membatasi harus “Taqobbalallahu minna wa minkum” saja, maka dituntut untuk mendatangkan dalil. Dan dalam prasangka besar kami, dia tidak akan mampu untuk mendatangkannya. Alloh berfirman :

قل هاتوا برهانكم إن كنتم صادقين

“Katakan wahai Muhammad ! datangkanlah hujjah-hujjah kalian jika kalian orang-orang yang benar !”.

BACA JUGA: Benarkah ketika Hari Raya Idul Fitri Kita Mendapat 2 Kebahagiaan?

Ucapan selamat yang berbunyi “Minal A’idin wal Faizin” ,merupakan ucapan yang bagus dan maknanya baik. Apa maknanya? Maknanya adalah “semoga Alloh menjadikan kita bagian orang-orang yang kembali (suci/bersih) dan orang-orang yang beruntung”. Ini suatu do’a yang luar biasa. Do’a ini juga tidak bertentangan dengan ajaran Islam sama sekali. Oleh karena itu, hukumnya kembali kepada hukum asal, yaitu boleh.

Simak dengan cermat fatwa Asy-Syaikh Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin –rohimahullah- berikut ini !

وسئل فضيلة الشيخ – رحمه الله تعالى -: ما حكم التهنئة بالعيد؟ وهل لها صيغة ميعنة؟ فأجاب فضيلته بقوله: التهنئة بالعيد جائزة، وليس لها تهنئة مخصوصة، بل ما اعتاده الناس فهو جائز ما لم يكن إثماً.

Fadhilatusy Syaikh Muhammad bin Sholih Al-‘Utsaimin –rohimahullah- pernah di tanya : “Apa hukum mengucapkan selamat di hari raya ? apakah ada bentuk ucapan tertentu/khusus untuknya ?”. Beliau menjawab : “Ucapan selamat di hari raya boleh, dan tidak ada ucapan selamat secara khusus. Bahkan apa yang telah menjadi adat manusia, maka hal itu boleh selama bukan merupakan perbuatan dosa.” [ Majmu’ Fatawa : 16/210 ].

Orang yang mengharuskan ucapan selamat hari raya dengan kalimat “taqobbalallahu minna wa minkum”, dia telah menghkhususkan sesuatu yang tidak pernah dikhususkan oleh Alloh dan Rosul-Nya. Dia telah membatasi apa yang tidak pernah dibatasi oleh Alloh dan Rosul-Nya. Dan dia telah berbicara dalam urusan agama tanpa ilmu.

Bahkan jika dipaksakan ucapan selamat yang ‘nyunnah’ itu harus persis dari nabi, jika tidak berarti bid’ah, maka ucapan “taqobbalallahu minna wa minkum” itu sendiri menurut kaidah ini juga bid’ah. Kenapa? Karena ucapan itu hanya diriwayatkan dari sahabat saja, bukan dari nabi-shollallahu ‘alahi wa sallam-. Tidak ada satupun hadits yang shohih yang menunjukkan nabi mengucapkan kalimat itu di hari raya.

Alangkah bagusnya apa yang telah diriwayatkan dari Aisyah –rodhiallohu ‘anha- beliau berkata :

مَا أَسْرَعَ النَّاسَ إِلَى أَنْ يَعِيبُوا مَا لَا عِلْمَ لَهُمْ بِهِ

“Alangkah cepatnya orang-orang mencela apa yang tidak mereka ketahui.” [ HR. Muslim : 973 ].

Menurut kami, justru ucapan selamat di hari raya yang paling mudah dipahami oleh masyarakat kita di Indonesia, paling familiar, serta sudah menjadi adat dalam kurun waktu yang panjang, redaksinya kurang lebih seperti ini :

“Selamat hari raya Idul Fitri 143… H, Minal Aidin wal Faizin, Mohon Maaf Lahir dan Batin”.

BACA JUGA: Cara Tepat Atasi Pertanyaan Kapan Nikah? ketika Hari Raya Idul Fitri

Dan akan lebih baik jika didepannya ditambah dengan kalimat “taqabbalallahu minna wa minkum” (semoga Alloh menerima amal ibadah kami dan kalian).

Memakai adat yang telah berjalan di suatu tempat, lebih utama daripada kita keluar darinya, selama adat tersebut tidak ada bentuk pelanggaran terhadap syari’at. Sebagaimana telah dinyatakan oleh Al-Imam Ibnu Aqil Al-Hambali –rohimahullah- beliau berkata :

لا ينبغي الخروج من عادات الناس

“Tidak pantas untuk keluar dari adat istiadat manusia”. [ Al-Adab Asy-Syari’iyyah : 2/47 ]. []

Facebook: Abdullah Al Jirani

Tags: bid'ahMinal Aidin wal Faizin
Share91SendShareTweetShareScan
ADVERTISEMENT
Previous Post

Bolehkah Zakat Fitrah dengan Uang?

Next Post

Menpora Imam Nahrowi Mengaku Pergi Umrah Pakai Anggaran Kemenpora

Yudi

Yudi

Terkait Posts

Senin

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

14 Juli 2025
Israel, Yahudi, Gaza, Tentara

Tentara yang Diperas oleh Negaranya Sendiri

10 Juli 2025
Firaun, Benjamin Netanyahu

Firaun Tak Kalahkan Musa, Netanyahu Takkan Kalahkan Gaza

9 Juli 2025
Gaza

Dari Era Pra Hijrah ke Gaza: Warisan Generasi Progresif dalam Menolak Ketidakadilan

8 Juli 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Melakukan Perubahan, sifat jujur, orang yang meninggalkan shalat, istidraj, FITNAH, SYAHWAT, maksiat, bunuh diri, dosa, maksiat, taubat

5 Alasan Jangan Mengungkit Dosa Masa Lalu Seseorang yang Sudah Bertaubat

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

agar tidak mengulangi dosa, mengganti shalat wajib, dosa jariyah, mandi, dosa, shalat

Jangan Tinggalkan Shalat Meski Badan Kotor saat Kerja, Tidak Semua Kotor Itu Najis

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

Senin

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

Oleh Dini Koswarini
14 Juli 2025
0

Cerai, Sebab Zina Dilarang dalam Islam, zina, Penyebab Lelaki Selingkuh, Talak

Talak: Halal yang Dibenci, Senjata Iblis untuk Memecah Belah

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999! 2 Minal Aidin Wal Faizin Bid'ah?

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999!

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Terpopuler

85 Motto Hidup dari Kutipan Ayat Alquran

Oleh Eneng Susanti
17 Januari 2023
0
motto hidup ayat Alquran, cara menjadikan Al-Qur'an sebagai penyembuh

SAHABAT mulia Islampos, ada banyak pelajaran dan hikmah yang bisa dipetik dari Alquran. Banyak pula kutipan ayat Alquran yang bisa...

Lihat LebihDetails

MasyaAllah, Inilah 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan beserta Artinya

Oleh Haura Nurbani
24 Agustus 2023
0
Hukum Mengubur Ari-ari Bayi, Fakta Bayi Baru Lahir, ASI, ciri bayi cerdas, nama, Nama Anak Perempuan, Hukum Bayi Tabung dalam Islam, Doa ketika Melahirkan

Nama Sahabiyat adalah nama wanita-wanita agung yang dikaitkan dengan Nabi Muhammad dalam menyebarkan Islam bersamanya.

Lihat LebihDetails

12 Ayat Al-Quran tentang Istiqamah, Dapat Memotivasi Kita

Oleh Sufyan Jawas
31 Oktober 2021
0
Hadist Nabi Tentang Ikhlas

ayat Al-Quran Tentang Istiqamah

Lihat LebihDetails

Berikut 7 Ayat Al-Quran tentang Masjid

Oleh Sufyan Jawas
1 November 2021
0
Ayat Al-quran tentang masjid

Saking pentingnya dalam kehidupan seorang Muslim, ada beberapa ayat Al-Quran tentang masjid. 

Lihat LebihDetails

Bait-bait syair Imam Syafi’i yang Menyentuh dan Menggetarkan Jiwa

Oleh Dini Koswarini
26 Oktober 2022
0
Penilaian Manusia, Muhasabah, Imam Syafi'i, ujian, akad

Inilah Bait-bait syair Imam Syafi’i rahimahullah yang bisa kita jadikan sebagai keteladanan di saat kondisi seperti sekarang ini.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.