• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Selasa, 23 Desember 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Tsaqofah

Apa Itu Halal, Haram dan Syubhat?

Oleh Yudi
5 tahun lalu
in Tsaqofah
Waktu Baca: 4 menit baca
A A
0
kenapa makanan haram tidak boleh dimakan, makanan dan minuman haram, halal

Ilustrasi: Canva

0
BAGIKAN

RASULULLAH ﷺ bersabda, “Sesungguhnya halal itu jelas dan haram itu juga jelas, dan diantara keduanya terdapat perkara-perkara syubhat, yang mana kebanyakan manusia tidak mengetahuinya, maka barangsiapa melindungi dirinya dari segala yang syubhat, berarti ia telah membebaskan agama dan harga dirinya darinya, dan siapa saja yang terperosok ke dalam perkara-perkara syubhat maka ia telah terperosok ke dalam perkara haram.

Seperti halnya seorang penggembala yang menggembalakan binatang ternaknya di dekat daerah terlarang, maka hampir-hampir saja ia menggembalakan ternaknya di daerah terlarang itu, dan bahwasanya semua raja mempunyai hima (daerah terlarang).

Ketahuilah bahwa hima Allah SWT adalah segala perkara yang diharamkan oleh Nya, ketahuilah bahwa di dalam jasad manusia terdapat segumpal daging, jika ia baik, baiklah seluruh jasad itu dan jika ia rusak, rusaklah semuanya, ingatlah bahwa segumpal daging itu adalah hati,” (HR. Bukhori dan Muslim).

BACA JUGA: Halal-Haram; Cara Islam Menjaga Keselamatan Manusia

ArtikelTerkait

Apakah Terkena Diabetes di Usia Muda Bisa Sembuh?

Ciri-ciri Darah yang Sudah Rusak yang Bisa Dikenali oleh Diri Sendiri

Apa Hukum Memalsukan Absen di Tempat Kerja?

Bagaimana Cara Hentikan Bersin yang Terus-menerus?

Hadits diatas secara garis besar menjelaskan beberapa hal, yaitu

1. Sesuatu yang benar-benar halal masalahnya sudah jelas. Seperti, mengonsumsi segala hal yang baik, meminum air putih dan lain sebagainya.

2. Segala hal yang benar-benar haram, masalahnya juga sudah jelas. Sebab dalil-dalilnya sudah jelas pula

3. Dalam pandangan manusia ada hal-hal yang masih samar dan belum jelas sisi halal haramnya hal itu karena:

a. Tingkat kejelasan suatu masalah memang berbeda-beda, ada yang sangat jelas sekali, sehingga tidak ada alasan bagi siapapun untuk tidak mengetahuinya.

Para ulama menyebut hal-hal seperti ini dengan istilah ma’lum min al-din bi al-dharurah (ajaran agama yang sudah pasti dan menjadi kemestian untuk diketahui), misalnya kewajiban shalat, larangan membunuh tanpa hak, makan harta orang lain tanpa hak dan lain sebagainya.

b. Tingkat ilmu yang dimiliki seseorang. Semakin mendalam ilmu seseorang, hal-hal yang tersamar semakin sedikit, dan semakin tipis ilmu seseorang, maka hal-hal yang tersamar semakin banyak.

Inilah maksud dari sabda Rasulullah ﷺ, “La ya’lamuhunna katsirun min al-nas (tidak diketahui oleh kebanyakan manusia).

Terkait hal ini manusia bisa dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu:

• Ulama (orang-orang yang berilmu), yaitu mereka yang memiliki kemampuan untuk mencari dalil, mengukur tingkat keshahihan dalil-dalil yang dimilikinya serta memahami dan berijtihad langsung dari dalil-dalil tersebut.

Bagi mereka, yang menghadapi hal-hal syubhat, diharuskan berijtihad dan memperjelas duduk perkara hal-hal yang subhat ini, lalu menjadikannya sebagai pijakan dan pegangan untuk dirinya dan untuk orang lain.

• Thalabatul Ilmi (Para pencari ilmu), yaitu mereka yang belum memiliki kemampuan sebagai ulama. Mereka berkewajiban untuk memecahkan dan menjernihkan hal-hal yang subhat berdasarkan dalil yang dimilikinya, hanya saja mereka harus mengkomparasikan pemahamannya dengan ijtihad para ulama.

Karena inilah Umar bin Al Khattab ra berkata kepada para gubernurnya, “Dan jika kalian mengkomunikasikan dan mengkonsultasikan masalah-masalah yang kalian hadapi itu lebih aku senangi.”

BACA JUGA: Jual Beli yang Halal Lebih Sulit daripada Bertempur di Medan Perang

• Awam (manusia kebanyakan), yaitu mereka yang bukan thalabul ilmi, dan bukan pula ulama. Kewajiban mereka adalah bertanya dan berkomunikasi dengan para ulama, atau minimal kepada thalabatil ‘ilmi, sebagaimana tersebut dalam (QS 16:43, QS 21:7).

Rasulullah ﷺ bersabda, “Sesungguhnya halal itu jelas dan haram itu juga jelas, dan diantara keduanya terdapat perkara-perkara syubhat, yang mana kebanyakan manusia tidak mengetahuinya, maka barangsiapa melindungi dirinya dari segala yang syubhat, berarti ia telah membebaskan agama dan harga dirinya darinya, dan siapa saja yang terperosok ke dalam perkara-perkara syubhat maka ia telah terperosok ke dalam perkara haram, seperti halnya seorang penggembala yang menggembalakan binatang ternaknya di dekat daerah terlarang.

Maka hampir-hampir saja ia menggembalakan ternaknya di daerah terlarang itu, dan bahwasanya semua raja mempunyai hima (daerah terlarang), ketahuilah bahwa hima Allah SWT adalah segala perkara yang diharamkan oleh Nya, ketahuilah bahwa di dalam jasad manusia terdapat segumpal daging, jika ia baik, baiklah seluruh jasad itu dan jika ia rusak, rusaklah semuanya, ingatlah bahwa segumpal daging itu adalah hati,” (HR. Bukhori dan Muslim)

Hadits diatas secara garis besar menjelaskan beberapa hal, yaitu:

4. Sikap manusia terhadap perkara-perkara yang masih syubhat (belum jelas duduk permasalahannya):

a. Ittiqa’ al-syubuhat (menjaga dan membentengi diri dari perkara-perkara yang masih syubhat). Jika hal ini dilakukan, maka ia telah meraih sebuah keuntungan besar yaitu: agama dan harga dirinya menjadi bersih. Dengan kata lain, citra diri dan agamanya menjadi cemerlang

b. La yar’a haula al-hima (tidak bermain dilokasi yang dekat dengan syubhat). Ibaratnya adalah menggembala kambing berdekatan dengan daerah terlarang, sangat mungkin sekali kambing itu nyelonong dan masuk ke wilayah terlarang itu.

c. Saddu madakhil al-Syaithan (menutup pintu dan celah-celah masuk syetan). Terkadang seseorang berada pada suatu posisi yang bisa disalahfahami oleh orang lain yang melihatnya. Posisi-posisi seperti ini oleh para ulama disebut mawaqi’ atau mawathin al-syubuhat.

Jika hal ini terjadi, maka, seseorang tersebut perlu mendudukan permasalahan dan posisinya, serta segera memberikan bayan (penjelasan klarifikasi) dan semacamnya secara langsung kepada siapa saja yang melihatnya.

Jangan sekali-kali menunda bayan tersebut, agar tidak ada celah atau pintu bagi syetan untuk memunculkan hal-hal yang merusak citra diri dan agamanya.

BACA JUGA: Pentingnya Halal dan Haram bagi Seorang Muslim

Pada suatu kali, Rasulullah ﷺ sedang beri’tikaf di masjid. Sehabis shalat Isya, salah seorang istri beliau, yaitu ummul Mukminin Shafiyyah RA berkunjung dan menemui beliau di dalam masjid.

Saat Ummul Mukminin hendak pulang, Rasulullah mengantarnya sampai di pintu masjid. Di tengah suasana yang mulai gelap tersebut, ternyata ada dua orang pemuda yang melihat Rasulullah ﷺ mengantar Ummul Mukminin ini.

Dan begitu keduanya mengetahui bahwa yang “berduaan” adalah Rasulullah ﷺ dan salah seorang istrinya, dua orang pemuda itu bersegera hendak pergi.

Maka Rasulullah ﷺ bersabda kepada mereka, “Jangan pergi dulu.” Lalu beliau menjelaskan bahwa yang diantarnya itu adalah istrinya. Mendengar penjelasan seperti ini, dua orang pemuda itu berkata, “Subhanallah, kami tidak mempunyai prasangka apa-apa.”

Maka Rasulullah ﷺ bersabda, “Saya khawatir, syetan akan memasukan sesuatu kedalam hati kalian , sebab syetan itu mengalir dalam diri manusia sebagaimana aliran darah.” (HR. Bukhari)

BACA JUGA: Manfaat Makanan Halal dan Cara Mengeceknya

d. Mudawamah tazkiyat al-nafsi (senantiasa membersihkan dan mensucikan hati) dalam hal ini kebersihan dan kesucian hati memegang peranan yang sangat penting.

Jika seseorang senantiasa berusaha membersihkan hati dari berbagai penyakit hati, maka ia akan mudah menerima dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam hadits diatas.

Akan tetapi jika hati seseorang kotor karena lemahnya iman, maka dengan mudah ia akan mendekati hal-hal yang syubhat. Wallahu’alam. []

SUMBER: UMMI ONLINE

Tags: arti halalarti haramarti syubhatHalalharamsyubhat
ShareSendShareTweetShareScan
ADVERTISEMENT
Previous Post

Tentang Benar dan Salah

Next Post

Senilai Rp. 500.000, Nasi Kotak Jumat IslamposAid Disalurkan ke Masjid Baitur Ridwan, Bogor

Yudi

Yudi

Terkait Posts

diabetes

Apakah Terkena Diabetes di Usia Muda Bisa Sembuh?

10 Juli 2025
Puasa, Sakit Kepala, Darah

Ciri-ciri Darah yang Sudah Rusak yang Bisa Dikenali oleh Diri Sendiri

10 Juli 2025
Kerja

Apa Hukum Memalsukan Absen di Tempat Kerja?

9 Juli 2025
Ciri Tubuh yang Tidak Sehat, Bersin

Bagaimana Cara Hentikan Bersin yang Terus-menerus?

9 Juli 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Melakukan Perubahan, sifat jujur, orang yang meninggalkan shalat, istidraj, FITNAH, SYAHWAT, maksiat, bunuh diri, dosa, maksiat, taubat

5 Alasan Jangan Mengungkit Dosa Masa Lalu Seseorang yang Sudah Bertaubat

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

agar tidak mengulangi dosa, mengganti shalat wajib, dosa jariyah, mandi, dosa, shalat

Jangan Tinggalkan Shalat Meski Badan Kotor saat Kerja, Tidak Semua Kotor Itu Najis

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

Senin

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

Oleh Dini Koswarini
14 Juli 2025
0

Cerai, Sebab Zina Dilarang dalam Islam, zina, Penyebab Lelaki Selingkuh, Talak

Talak: Halal yang Dibenci, Senjata Iblis untuk Memecah Belah

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999! 1

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999!

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Terpopuler

85 Motto Hidup dari Kutipan Ayat Alquran

Oleh Eneng Susanti
17 Januari 2023
0
motto hidup ayat Alquran, cara menjadikan Al-Qur'an sebagai penyembuh

SAHABAT mulia Islampos, ada banyak pelajaran dan hikmah yang bisa dipetik dari Alquran. Banyak pula kutipan ayat Alquran yang bisa...

Lihat LebihDetails

Berikut Ayat-ayat Al-Quran tentang Bekerja, Semoga dapat Memotivasi Kita

Oleh Sufyan Jawas
25 September 2021
0
peran guru kerja keras Kunci Kesuksesan, Ayat-ayat Al-Quran tentang Bekerja, Etika Bekerja, Rekan Kerja Sombong dan Pendengki, Hadis Nabi tentang Keharusan Bekerja Keras

Tidak heran makanya jika ada ayat-ayat Al-Quran tentang bekerja, saking pentingnya bekerja ini untuk seorang lelaki Muslim dewasa.

Lihat LebihDetails

Jawab 20 Pertanyaan tentang Islam Ini, dari yang Paling Mudah sampai yang Agak Sulit

Oleh Dini Koswarini
2 Mei 2025
0
Teka Teki Fiqih, Pertanyaan, Pertanyaan tentang Islam

Berikut 20 soal pilihan ganda bertema Islami, disusun dari tingkat mudah hingga sulit, lengkap dengan jawabannya,

Lihat LebihDetails

12 Ayat Al-Quran tentang Istiqamah, Dapat Memotivasi Kita

Oleh Sufyan Jawas
31 Oktober 2021
0
Hadist Nabi Tentang Ikhlas

ayat Al-Quran Tentang Istiqamah

Lihat LebihDetails

30 Kata Mutiara untuk Perempuan Islami

Oleh Yudi
20 Mei 2021
0
Kata mutiara untuk perempuan. Foto: Instagram/ell.novieta

Oleh karena itu, Islampos merangkum 30 kata mutiara untuk perempuan islami yang sangat penting sebagai bekal dalam mengarungi hidup.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.