SEBAGAI seorang putera Gubernur, tentu Umar bin Abdul Aziz memiliki perhatian tersendiri terhadap penampilannya. Gaya berpakaian, gaya berjalan sampai gaya rambut selalu ia perhatikan. Kerapian tentu menjadi prioritas khusus baginya. Ditambah lagi usianya ketika itu yang mulai menginjak remaja.
Ya’kub meriwayatkan dari bapaknya yang menceritakan bahwa Abdul Aziz mengirim puteranya, Umar, ke Madinah untuk menimba ilmu.
Ia menulis surat kepada Shalih bin Kisan untuk mendidiknya. Umar pun berpindah guru kepada Ubaidillah bin Abdillah untuk menimba ilmu darinya.
Namun Shalih bin Kisan tetap memantau perkembangannya, terlebih urusan shalatnya.
Suatu hari ia terlambat shalat berjamaah. “Apa yang membuatmu sampai terlambat shalat berjamah?” tanya Shalih bin Kisan pada Umar.
“Aku sibuk merapikan rambutku,” jawabnya.
“Sedemikian besarnyakah kesukaanmu dalam menyisir rambut, sampai itu berpengaruh pada shalatmu?”
Kemudian Shalih bin Kisan menulis surat kepada Abdul Aziz, yang ketika itu menjabat sebagai gubernur di Mesir, menjelaskan perihal sisir rambut yang terjadi pada anaknya. Lalu Abdul Aziz mengutus seorang utusan untuk datang ke Madinah, dan memintanya untuk mencukur rambut anaknya. []
Referensi: Umar bin Abdul Aziz 29 Bulan Mengubah Dunia/Karya: Herfi Ghulam Faizi, Lc/Penerbit: Cahaya SIroh