• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Senin, 15 Desember 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Kolom

Membasmi Ujaran Kebencian dan Hoax dengan “Reign of Fear”

Oleh Ari Cahya Pujianto
8 tahun lalu
in Kolom
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Foto: Google Image

Foto: Google Image

0
BAGIKAN

Di awal 1980-an, pihak penguasa merasa tidak punya cara lain untuk mengatasi premanisme yang merajalele di Indonesia.

Penembakan misterius (populer dengan akronim “petrus”) dilancarkan oleh penguasa. Menurut Komnas HAM, setidaknya 2,000 orang tewas dalam operasi Petrus. Bahkan, sumber lain meyakini jumlahnya berkali-kali lipat dari itu.

Membasmi Ujaran Kebencian dan Hoax dengan “Reign of Fear” 1

Di kota-kota besar bertebaran berita penemuan mayat preman yang mati karena tembakan atau cara lain, termasuk diikat dan digonikan. Macam-macam kondisi. Mereka ditemukan diparit, di sungai, atau di pinggir jalan.

ArtikelTerkait

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

Tentara yang Diperas oleh Negaranya Sendiri

Firaun Tak Kalahkan Musa, Netanyahu Takkan Kalahkan Gaza

Dari Era Pra Hijrah ke Gaza: Warisan Generasi Progresif dalam Menolak Ketidakadilan

Dalam biografi yang ditulis oleh Ramadhan KH dan G Dwipayana, Pak Harto mengakui bahwa Petrus disebar karena kejahatan preman dan gali sudah sangat keterlaluan, waktu itu.

Petrus memang berhasil menyebar ketakutan di kalangan preman. Premanisme berhenti total. Yang belum kena timah panas Petrus, bersembunyi menyelamatkan nyawa mereka. Tindakan “reign of fear” (cengekeraman ketakutan) ini sangat efektif mengembalikan rasa aman di tengah masyarakat.

Waktu itu, gerombolan preman memang menjadi sumber ketakutan. Kejahatan sadis yang mereka lakukan, justru lebih dulu menimbulkan “reign of fear” di tengah masyarakat. Jadi, lebih-kurang “reign of fear” Petrus disebar untuk membasmi “reign of fear” premanisme.

Itulah kisah tentang cara penguasa membasmi premanisme yang dianggap sudah keterlaluan, yang menimbulkan cengkeraman ketakutan.

Entahkan terinspirasi kisah 1980-an itu, atau tidak, tampaknya pihak yang berkuasa sekarang ini sedang melancarkan taktik “reign of fear” juga. Tujuannnya ialah untuk membasmi ujaran kebencian dan berita hoax. Cengkeraman ketakutan (reigh of fear) itu dilakukan oleh kepolisian dalam bentuk penangkapan para aktivis media sosial (medsos) yang mereka yakini sebagai pelaku ujaran kebencian, SARA, dan hoax.

Beberapa hari lalu ditangkap Asma Dewi (AD). Wanita yang biasanya dijuluki “emak-emak medsos” itu, dituduh mengunggah ujaran kebencian dan konten SARA di halaman Facebook. Kira-kira bersamaan waktunya dengan penangkapan AD, saya pernah membaca berita teks berjalan (running text) di salah satu stasiun televisi yang menyebutkan bahwa dalam waktu enam bulan belakangan ini lebih 60 orang pengguna medsos telah ditangkap.

Entah sengaja atau tidak, entah dengan tujuan menyebar “reign of fear” atau tidak, foto-foto AD yang sedang mendekam di sel tahanan beredar luas di medsos dan media online. Dan, memang setelah beredar berita penangkapan AD ini, plus berita penangkapan terduga kasus Saracen belum lama ini, sejumlah pengguna medsos pengkritik penguasa mengaku “tiarap”.

Artinya, “reign of fear” yang dilakukan pihak kepolisian sekarang ini juga cukup efektif dalam menumbuhkan “rasa takut” di kalangan pengguna medsos. Belakangan ini, banyak saya baca komentar “awas, nanti dicyduck” atau “hati-hati ditangkap”, dll, yang ditulis oleh follower di thread (untaian) komentar status FB saya.

Bahkan, ada komentar serius dan candaan yang ditujukan kepada saya, berupa peringatan bahwa jangan-jangan saya pun akan dibidik juga. Ada yang pula mendoakan agar saya selalu dalam lindungan-Nya, dsb.

Itulah taktik “reign of fear”. Orang menjadi takut. Benar-benar dicekam ketakutan. Inilah situasi yang sedang melanda pengguna medsos. Memang tidak semua dicekam ketakutan. Banyak yang tetap saja tak berubah.

Satu hal yang diprihatinkan. Para aktivis medsos yang kritis terhadap penguasa, merasa bahwa “reign of fear” itu hanya ditujukan kepada mereka saja. Tidak kepada para aktivis medsos yang pro-penguasa. Padahal, mereka juga banyak yang melakukan ujaran kencian, membuat dan menyebar berita hoax, bahkan menghina agama.

Kita berharap agar penegak hukum, cq kepolisian, bertindak adil. Sebab, sekarang ini sangat gampang mendeteksi ketidakadilan itu. Seperti banyak pengalaman selama ini, baik itu di Indonesia maupun di tempat lain, ketidakadilan (injustice) pasti akan berkesan di hati masyarakat. Dan, one way or the other, ketidakadilan itu akan terkoreksi juga. Terkoresksi oleh proses politik yang pasti akan berjalan terus di sebuah negara.

Jadi, tanpa bermaksud “mengajarkan limau beduri”, ada baiknya Pak Polisi tidak mengambil posisi yang akhirnya akan menjalani proses koreksian atas ketidakadilan yang dilakukan hari ini. Layak juga kita pikirkan bahwa proses koreksi selalu lebih melelahkan dan berbiaya mahal dibandingkan pengorbanan yang kita lakukan untuk menghindarkan kesalahan.

Mirip upaya maintenance mesin kendaraan. Kalau Anda, misalnya, mengabaikan pengisian atau penggantian pelumasnya, hampir pasti silinder piston akan pecah terbakar. Anda harus turun mesin. Dan, ongkosnya pasti besar! []

Tags: BasmihoaxKebencianReign of FearUjaran
ShareSendShareTweetShareScan
ADVERTISEMENT
Previous Post

DPR Desak BPJS Kesehatan Perluas Kerja Sama

Next Post

Karena 6 Alasan Ini, Istri Boleh Meminta Cerai

Ari Cahya Pujianto

Ari Cahya Pujianto

Hanya Pemuda Akhir Zaman yang Berharap Ridha dan Ampunan Allah Swt

Terkait Posts

Senin

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

14 Juli 2025
Israel, Yahudi, Gaza, Tentara

Tentara yang Diperas oleh Negaranya Sendiri

10 Juli 2025
Firaun, Benjamin Netanyahu

Firaun Tak Kalahkan Musa, Netanyahu Takkan Kalahkan Gaza

9 Juli 2025
Gaza

Dari Era Pra Hijrah ke Gaza: Warisan Generasi Progresif dalam Menolak Ketidakadilan

8 Juli 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Melakukan Perubahan, sifat jujur, orang yang meninggalkan shalat, istidraj, FITNAH, SYAHWAT, maksiat, bunuh diri, dosa, maksiat, taubat

5 Alasan Jangan Mengungkit Dosa Masa Lalu Seseorang yang Sudah Bertaubat

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

agar tidak mengulangi dosa, mengganti shalat wajib, dosa jariyah, mandi, dosa, shalat

Jangan Tinggalkan Shalat Meski Badan Kotor saat Kerja, Tidak Semua Kotor Itu Najis

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

Senin

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

Oleh Dini Koswarini
14 Juli 2025
0

Cerai, Sebab Zina Dilarang dalam Islam, zina, Penyebab Lelaki Selingkuh, Talak

Talak: Halal yang Dibenci, Senjata Iblis untuk Memecah Belah

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999! 2

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999!

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Terpopuler

MasyaAllah, Inilah 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan beserta Artinya

Oleh Haura Nurbani
24 Agustus 2023
0
Hukum Mengubur Ari-ari Bayi, Fakta Bayi Baru Lahir, ASI, ciri bayi cerdas, nama, Nama Anak Perempuan, Hukum Bayi Tabung dalam Islam, Doa ketika Melahirkan

Nama Sahabiyat adalah nama wanita-wanita agung yang dikaitkan dengan Nabi Muhammad dalam menyebarkan Islam bersamanya.

Lihat LebihDetails

Bait-bait syair Imam Syafi’i yang Menyentuh dan Menggetarkan Jiwa

Oleh Dini Koswarini
26 Oktober 2022
0
Penilaian Manusia, Muhasabah, Imam Syafi'i, ujian, akad

Inilah Bait-bait syair Imam Syafi’i rahimahullah yang bisa kita jadikan sebagai keteladanan di saat kondisi seperti sekarang ini.

Lihat LebihDetails

85 Motto Hidup dari Kutipan Ayat Alquran

Oleh Eneng Susanti
17 Januari 2023
0
motto hidup ayat Alquran, cara menjadikan Al-Qur'an sebagai penyembuh

SAHABAT mulia Islampos, ada banyak pelajaran dan hikmah yang bisa dipetik dari Alquran. Banyak pula kutipan ayat Alquran yang bisa...

Lihat LebihDetails

21 Sifat Manusia Menurut Al Quran

Oleh Laras Setiani
17 Oktober 2019
0
ilustrasi.foto: kiblat

Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya...

Lihat LebihDetails

5 Alasan Jangan Mengungkit Dosa Masa Lalu Seseorang yang Sudah Bertaubat

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0
Melakukan Perubahan, sifat jujur, orang yang meninggalkan shalat, istidraj, FITNAH, SYAHWAT, maksiat, bunuh diri, dosa, maksiat, taubat

Padahal, mengungkit dosa masa lalu seseorang yang sudah bertaubat adalah perbuatan yang dilarang dalam Islam dan sangat dibenci Allah.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.