FANATIK terhadap pemimpin memang tidak selamanya salah, selama berada dalam koridor wajar, rasional, dan kritis. Namun, jika sudah masuk kategori terlalu fanatik, maka akan membawa banyak dampak buruk, baik bagi individu, masyarakat, maupun negara. Berikut beberapa dampak negatifnya:
1. Kehilangan Objektivitas dan Akal Sehat
Orang yang terlalu fanatik cenderung menolak fakta dan kritik terhadap pemimpinnya. Mereka hanya mau mendengar pujian, pembenaran, dan berita baik tentang sang pemimpin. Padahal, tidak ada manusia yang sempurna. Jika sikap ini terus berlanjut, maka seseorang bisa kehilangan akal sehatnya karena menutup mata dari kebenaran dan menolak realitas.
BACA JUGA: Fanatik Kelompok
2. Membenarkan Segala Kesalahan
Fanatisme berlebihan membuat seseorang merasa pemimpinnya selalu benar. Bahkan kesalahan fatal sekalipun dianggap wajar, dibela habis-habisan, atau dicari-cari pembenaran. Ini berbahaya, karena justru menjerumuskan pemimpin ke dalam kesombongan dan tirani, sebab dia merasa tidak pernah salah.
3. Memicu Perpecahan di Masyarakat
Jika satu kelompok terlalu fanatik pada satu pemimpin dan menolak pemimpin lain, maka perpecahan sosial bisa terjadi. Permusuhan, ejekan, fitnah, hingga konflik fisik dapat muncul hanya karena perbedaan sikap terhadap pemimpin. Padahal, pemimpin hanyalah manusia biasa yang sewaktu-waktu diganti atau jatuh dari jabatannya, sedangkan persaudaraan dan kehidupan sosial jauh lebih penting untuk dijaga.
4. Membuat Pemimpin Lupa Diri
Pemimpin yang dikelilingi pengikut fanatik akan rentan merasa dirinya paling hebat. Tidak ada kritik, semua diiyakan, semua dipuji. Hal ini bisa membuatnya lupa diri, sombong, dan menindas rakyatnya tanpa merasa bersalah. Dalam sejarah, banyak pemimpin otoriter lahir dari rakyat yang terlalu fanatik buta.
5. Menghambat Perbaikan dan Reformasi
Jika rakyat fanatik buta, maka setiap kebijakan pemimpin meskipun salah tetap didukung. Akhirnya tidak ada ruang untuk evaluasi, masukan, atau reformasi yang lebih baik. Negara atau organisasi pun akan stagnan bahkan mundur karena dikuasai oleh sistem yang tidak pernah dikoreksi.
6. Menyebabkan Ketergantungan Berlebihan
Fanatisme membuat seseorang hanya bergantung pada pemimpinnya. Mereka lupa berjuang dengan mandiri, tidak kritis, dan hanya menunggu arahan. Dalam jangka panjang, masyarakat seperti ini menjadi lemah dan mudah dikendalikan, bahkan jika diarahkan pada keburukan sekalipun.
BACA JUGA: Fanatik Golongan; Salah Satu Penyebab Futur
Kesimpulan
Fanatik boleh, asal tetap rasional dan objektif. Jangan pernah menempatkan manusia pada posisi suci tanpa cacat. Karena sejatinya, pemimpin yang baik pun membutuhkan rakyat yang kritis, bukan pengikut yang membabi buta. Dengan tetap menjaga akal sehat dan objektivitas, kita akan mampu mendukung pemimpin dalam kebaikan dan mengingatkan ketika dia melakukan kesalahan. []











