ISLAM adalah agama yang menghargai keragaman budaya dan adat istiadat suatu bangsa. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal.” (QS. Al-Hujurat: 13)
Ayat ini menunjukkan bahwa perbedaan suku, bangsa, dan budaya adalah sunnatullah, bagian dari ciptaan-Nya yang harus dihargai. Namun, Islam juga menekankan bahwa budaya hanya boleh dilestarikan selama tidak bertentangan dengan syariat.
BACA JUGA: 7 Jenis Pakaian yang Tak Boleh Dipakai saat Shalat: Panduan dari Syariat Islam
Budaya yang Tidak Bertentangan dengan Syariat
Islam tidak melarang seseorang untuk mengenakan pakaian adat, memainkan musik tradisional, menari dalam rangka adat (selama bukan tarian yang membuka aurat atau mengundang maksiat), atau melakukan ritual penyambutan tamu selama tidak ada unsur kesyirikan, khurafat, dan pelanggaran syariat.
Contohnya:
✅ Upacara adat menyambut panen padi dengan doa syukur kepada Allah
✅ Pakaian adat yang menutup aurat
✅ Seni tradisional seperti angklung, gamelan, rebana
✅ Upacara adat pernikahan yang diiringi doa dan silaturahmi
Semua ini boleh dilestarikan karena mengandung nilai positif seperti rasa syukur, silaturahmi, hormat kepada orang tua, dan mempererat persatuan masyarakat.
Budaya yang Harus Ditinggalkan
Namun, jika dalam budaya tersebut terdapat unsur syirik, maksiat, atau pelanggaran hukum Allah, maka wajib ditinggalkan atau diubah. Misalnya:
❌ Ritual adat yang meminta izin atau sesaji kepada penunggu pohon atau batu besar
❌ Tarian yang membuka aurat dan mengundang syahwat lawan jenis
❌ Tradisi minum-minuman keras dalam pesta adat
❌ Keyakinan bahwa benda pusaka tertentu membawa keberuntungan dan menolak bala
Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Abu Dawud)
Hadis ini mengingatkan umat Islam untuk tidak meniru atau melestarikan budaya yang bertentangan dengan akidah Islam.
Budaya dan Identitas Bangsa
Melestarikan budaya juga merupakan bagian dari menjaga identitas bangsa dan bentuk syukur atas karunia Allah yang menciptakan kita dalam bangsa dan tanah air tertentu. Nabi Muhammad SAW pun mencontohkan untuk tetap menghormati adat dan kebiasaan baik masyarakat Arab selama tidak melanggar syariat, seperti tata cara silaturahmi, makan berjamaah, dan menyambut tamu dengan ramah.
BACA JUGA: 8 Tips Tampil Cantik Tanpa Melanggar Syariat bagi Muslimah
Kesimpulan
Budaya bukanlah musuh agama, selama tidak menyelisihi syariat. Justru, budaya dapat menjadi sarana dakwah jika diisi dengan nilai-nilai Islam. Oleh karena itu, sebagai muslim kita harus bijak dalam memilah dan melestarikan budaya: pertahankan yang baik, buang yang buruk, dan perbaiki yang masih keliru.
Semoga Allah menjadikan kita generasi yang mampu menjaga agama dan melestarikan budaya dengan penuh hikmah dan kebaikan. []











