DITAGIH utang bisa menjadi momen yang tidak menyenangkan bagi siapa pun. Rasa malu, tertekan, bahkan marah sering kali muncul, apalagi jika kondisi keuangan sedang sulit. Namun, kemarahan bukanlah solusi—justru bisa memperburuk hubungan dan menciptakan kesalahpahaman yang lebih besar. Berikut beberapa cara agar kamu bisa tetap tenang dan tidak marah saat ditagih uang:
1. Sadari Emosimu: Jangan Langsung Bereaksi
Langkah pertama adalah sadar diri. Saat seseorang menagih utang, wajar jika perasaan tidak nyaman muncul. Namun, penting untuk tidak langsung bereaksi secara emosional. Tarik napas dalam-dalam, beri waktu beberapa detik untuk berpikir. Ini akan membantu otakmu keluar dari mode “reaksi spontan” dan masuk ke mode “respon bijak”.
BACA JUGA: Kenapa Orang yang Pinjam Uang Suka Lupa sama Utangnya?
2. Pisahkan Masalah dari Pribadi
Ingat, orang yang menagih uang bukan sedang menyerang harga dirimu. Mereka hanya mengingatkan tentang sebuah kesepakatan atau janji yang pernah dibuat. Jangan menganggapnya sebagai bentuk tuduhan atau hinaan. Lihatlah situasinya secara objektif, bukan emosional.
3. Terima Kenyataan dengan Lapang Dada
Menunda atau tidak bisa membayar utang bisa terjadi karena banyak alasan: kehilangan pekerjaan, kondisi darurat, atau pengeluaran tak terduga. Tapi mengelak atau marah hanya akan memperburuk keadaan. Lebih baik akui kondisi yang ada dan jelaskan secara jujur situasimu kepada si penagih.
4. Komunikasikan dengan Baik
Daripada marah, ajak bicara dengan tenang. Katakan misalnya:
“Maaf ya, saat ini aku belum bisa melunasi, tapi aku berkomitmen untuk menyicil bulan depan. Bisa kita bicarakan solusinya?”
Nada bicara yang tenang dan sikap yang terbuka akan membuat lawan bicara lebih mudah memahami kondisi kamu, sekaligus menghindari konflik.
5. Bangun Empati: Coba Posisikan Diri Sebaliknya
Bayangkan jika kamu berada di posisi orang yang menagih. Mungkin mereka butuh uang itu untuk kebutuhan penting. Dengan memosisikan diri di tempat mereka, kamu akan lebih mudah mengendalikan amarah dan menggantinya dengan empati.
6. Jangan Membalas dengan Sindiran atau Menyerang Balik
Seringkali, karena malu atau merasa terpojok, orang yang ditagih akan menyindir, menyalahkan, atau bahkan memutarbalikkan fakta. Ini tidak menyelesaikan apa-apa. Yang ada, hubungan rusak, kepercayaan hilang. Ingat, harga diri tidak ditentukan dari cara kamu menghindari masalah, tapi dari bagaimana kamu bertanggung jawab menghadapinya.
7. Ingat: Marah Tidak Akan Menghapus Utang
Emosi hanya memperkeruh suasana. Sekalipun kamu marah, utang tetap ada. Jadi, alih-alih menguras energi untuk kesal, lebih baik fokus mencari jalan keluar: mulai menyisihkan uang, menjadwalkan pelunasan, atau mencari kesepakatan waktu yang baru.
8. Latih Diri untuk Lebih Terbuka
Belajarlah terbuka terhadap masukan atau kritik, termasuk dalam hal keuangan. Ditagih uang mungkin terasa seperti penghakiman, tapi kalau kamu bisa melihatnya sebagai pengingat yang wajar, maka kamu tidak akan mudah terpancing emosi.
BACA JUGA: Ciri-ciri Orang yang Tidak Mau Bayar Utang
9. Belajar dari Pengalaman
Jadikan momen ini sebagai pelajaran agar ke depan kamu lebih bijak dalam berutang. Buat catatan, prioritas pengeluaran, dan hindari berutang jika tidak benar-benar mendesak. Dengan begitu, kamu bisa menghindari situasi yang sama di masa depan.
Dewasa dalam Menyikapi Utang
Kematangan emosional seseorang bisa dilihat dari bagaimana ia merespons situasi sulit—termasuk saat ditagih utang. Tetap tenang, jujur, dan terbuka adalah kunci agar hubungan tetap baik dan masalah bisa diselesaikan. Utang adalah soal tanggung jawab, bukan soal harga diri.
Dengan belajar mengelola emosi, kamu bukan hanya menunjukkan kedewasaan, tapi juga menjaga martabat dan kepercayaan orang lain kepadamu. []











