• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Kamis, 10 Juli 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Syi'ar Sosok

Mengenal Ahmad Hassan, Tokoh Persis

Oleh Haura Nurbani
2 tahun lalu
in Sosok
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
ahmad hassan

Foto: Google Image

0
BAGIKAN

AHMAD Hassan adalah salah satu tokoh pendiri Islam. Ia adalah tokoh utama organisasi persatuan Islam (Persis). Ia terkenal sebagai ulama yang sangat militan, teguh pendirian, dan memiliki kecakapan luar biasa. Kita hanya baru mengenalnya secara sekilas saja. Oleh karena itu, untuk mengobati rasa penasaran kita tentang beliau, mari kita kenali lebih dekat mengenai beliau.

Ahmad Hassan atau A Hassan bin Ahmad lahir tahun 1887 di Singapura. Ayahnya bernama Ahmad yang berasal dari India dan dan bergelar Pandit. Ibunya bernama Muznah yang berasal dari Palekat Madras, tetapi lahir di Surabaya. Ahmad dan Muznah menikah di Surabaya ketika Ahmad pergi berdagang ke kota itu dan kemudian menetap di Singapura.

Pada usia 12 tahun, A Hassan belajar mandiri dengan bekerja di sebuah toko milik iparnya. Sambil bekerja, ia menyempatkan diri belajar privat dan berusaha menguasai bahasa Arab sebagai kunci untuk memperdalam pengetahuan tentang Islam. Dia juga mengaji pada Haji Ahmad di Bukittiung, dan pada Muhammad Thaib, seorang guru yang terkenal, di Minto Road.

BACA JUGA: Gerak Dakwah Persis

ArtikelTerkait

Kisah-kisah Abu Hanifah yang Menggetarkan dan Menggugah Jiwa

Imam Abu Hanifah yang Luar Biasa

Sulaiman Al-Qanuni, Khalifah Tersukses dalam Sejarah Islam

Mengapa Abu Bakar Dijuluki Al-Atiq?

Ahmad Hassan banyak mempelajari ilmu nahwu dan sharaf dari Muhammad Thaib. Sebagai orang yang keras kemauannya dalam menuntut ilmu, ia tidak keberatan jika harus datang dini hari sebelum Subuh. Namun, karena merasa tidak ada kemajuan setelah kira-kira empat bulan belajar nahwu dan sharaf, ia memutuskan untuk beralih mempelajari bahasa Arab pada Said Abdullah al-Musawi selama tiga tahun.

Selain itu, ia juga belajar kepada pamannya, Abdul Lathif (seorang ulama yang terkenal di Malaka dan Singapura), Syekh Hasan (seorang ulama yang berasal dari Malabar), dan Syekh Ibrahim (seorang ulama dari India). Beliau mempelajari dan memperdalam Islam dari beberapa guru tersebut sampai kira-kira tahun 1910, menjelang usia 23 tahun.

Selain memperdalam ilmu agama Islam, dari tahun 1910 hingga tahun 1921, Ahmad Hassan melakukan berbagai macam pekerjaan di Singapura. Dari tahun 1910 sampai tahun 1913, ia menjadi guru tidak tetap di madrasah orang-orang India yang terletak di Arab Street, Baghdad Street, dan Geylang Singapura. Ia juga menjadi guru tetap di Madrasah Assegaf di Jalan Sulthan. Sekitar tahun 1912-1913, ia menjadi anggota redaksi surat kabar Utusan Melayu yang diterbitkan oleh Singapore Press.

Ahmad Hassan bukanlah tokoh tersohor yang aktif dan populer akan sumbangsihnya di bidang politik. Ia memilih pokus untuk membina kawula muda dari segi kapasitas agama. Natsir, adalah muridnya yang sangat populer akan pemikiran dan pribadi yang sangat religius. Atas nasihat Hassan sebagai mentor bagi Natsir, Natsir yang pandai berbahasa Belanda mendebat pendeta yang menyudutkan Nabi Muhammad SAW melalui surat kabar yang beredar ketika itu. Aksi ini mendapat dukungan penuh dari Hassan dan juga mentor Natsir yang lain yakni K.H Agus Salim.

Tak hanya Natsir yang banyak belajar kepada Hassan terkait ilmu agama, presiden pertama Indonesia yakni Soekarno juga belajar agama kepada Hassan. Meski Soekarno tidak mewarisi pemikiran Hassan, namun Hassan tak kenal lelah untuk terus menularkan ilmu agama kepadanya. Hubungan Hassan dan Soekarno semakin terlihat ketika Soekarno diasingkan ke Endah, Flores, oleh pemerintahan Belanda. Soekarno acap kali berkorespondensi kepada Hassan terutama menyangkut masalah-masalah agama.

Kumpulan surat-menyurat Soekarno kepada Hassan diabadikan dalam buku “Di bawah Bendera Revolusi Jilid 1”. Hassanlah yang setia mengirimkan Soekarno majalah dan buku-buku Islam untuk menemani hari-hari sepinya Soekarno selama pembuangan.

Ahmad Hassan adalah orang yang konsisten akan pemikiran dan gagasannya. Pemahaman dan pemikirannya senantiasa berlandaskan al-qur’an dan as-sunnah. Gagasan dan pemikiran kenegaraan juga tak pernah ia pisahkan dengan konsep Islam. Bagi Hassan, Islam adalah agama syumul yang mengatur segalanya termasuk hal-ihwal kenegaraan.

Ketika Soekarno merumuskan konsep Nasionalisme yang memisahkan peran agama, Hassan pun menolak. Nasionalisme ala Hassan, ketika kecintaan kita kepada bangsa dan tanah air kita, kita landaskan kepada Islam. Suatu negara tidak boleh melandaskan prinsip kenegaraannya hanya berdasarkan kepentingan rakyat saja namun harus ada kepentingan dan cita-cita mulia Islam didalamnya. Gagasan inilah yang diwariskan kepada murid kesayangannya, Natsir.

BACA JUGA: PERSIS Luncurkan Aplikasi Islamic Times, Punya 5 Fitur Canggih

Tahun 1936 didirikannya MIAI (Majelis Islam A’la Indonesia) sebuah wadah perjuangan Islam yang menyatukan berbagai macam ormas Islam. Didalamnya bergabung NU, Muhammadiyah, Persis, Sarekat Islam, dan hampir semua ormas Islam lainnya kecuali Ahmadiyah.

Tiga tahun berselang, diadakan Kongres Islam di Solo yang membicarakan berbagai persoalan agama dan politik termasuk aliran sesat dan beberapa kasus yang menghina Islam. Persis dipilih sebagai ketua komisi untuk membahas kasus aliran sesat dan kasus yang menghina Islam ketika itu. Pemilihan dan pengangkatan ini tak lepas atas sumbangsih Hassan yang berhasil membuat persis disegani dan dihormati oleh ormas Islam lainnya.

Ahmad Hassan memiliki reputasi yang cukup memikat karena berani berhadapan langsung dengan aliran-aliran sesat di Indonesia. Tahun 1933, Hassan berdebat dengan Ahmadiyah dan diliput secara nasional. Bisa dibilang, persis menjadi tersohor dan sangat disegani ketika itu tak terlepas dari peran besar tokoh yang menyejarah dan monumental yakni Ahmad Hassan. Sosok Ahmad Hassan layak disejajarkan dengan tokoh pergerakan lainnya; Cokroaminoto, Agus Salim, Wahid Hasyim, dan sebagainya.  []

SUMBER: ERAMADINA | ABDAZ

 

 

Tags: Ahmad Hassan
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Tukang Becak Bobol Bank BCA Rp 345 Juta, Nasib Nasabah Gimana?

Next Post

Kewajiban Istri terhadap Suami

Haura Nurbani

Haura Nurbani

Terkait Posts

Abu Hanifah

Kisah-kisah Abu Hanifah yang Menggetarkan dan Menggugah Jiwa

28 Juni 2025
Imam Ahmad, Abu Hanifah, Imam Syafi'i, Ibnu Katsir, Abu Hanifah

Imam Abu Hanifah yang Luar Biasa

15 April 2025
Sulaiman Al-Qanuni,

Sulaiman Al-Qanuni, Khalifah Tersukses dalam Sejarah Islam

1 Desember 2024
Abu Bakar, Nuaiman bin Amr,Umair bin Wahab Al-Jumhani

Mengapa Abu Bakar Dijuluki Al-Atiq?

14 Oktober 2024
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Tanda Kucing Sayang sama Kamu, Kucing

7 Karakter Mulia Pecinta Kucing: Rezekinya Mengalir dari Arah Tak Terduga

Oleh Saad Saefullah
9 Juli 2025
0

Kerja

Apa Hukum Memalsukan Absen di Tempat Kerja?

Oleh Haura Nurbani
9 Juli 2025
0

Nasihat, Malaikat, Terlena

Kepada Orang-orang yang Terlena

Oleh Haura Nurbani
9 Juli 2025
0

Ciri Tubuh yang Tidak Sehat, Bersin

Bagaimana Cara Hentikan Bersin yang Terus-menerus?

Oleh Haura Nurbani
9 Juli 2025
0

shalat, pencuri, riya, kematian

6 ALasan Mengapa Muslim Harus Mempersiapkan Kematian

Oleh Yudi
9 Juli 2025
0

Terpopuler

Jarang Diketahui Muslim, 5 Hewan Ini Ternyata Tidak Boleh Dipelihara

Oleh Yudi
18 Juni 2024
0
HEWAN, tikus

Pada dasarnya seorang Muslim boleh saja memelihara hewan, tetapi tentu saja yang dibolehkan berdasarkan syariat.

Lihat LebihDetails

Jangan Cuci Pakaian di Sore dan Malam Hari, Kenapa?

Oleh Saad Saefullah
8 Juli 2025
0
Cuci Pakaian

Berikut beberapa alasan kenapa sebagian orang menyarankan agar tidak mencuci pakaian di sore atau malam hari.

Lihat LebihDetails

Yang Tidak Disukai oleh Istri dari Suami ketika Jima

Oleh Saad Saefullah
6 Juli 2025
0
Jima, Suami

Jima menjadi sarana memperkuat cinta, kasih sayang, dan keharmonisan rumah tangga.

Lihat LebihDetails

Kenapa Ada Orang yang Sering Bangun Pukul 3 Pagi?

Oleh Haura Nurbani
8 Juli 2025
0
Manfaat Tidur di Awal Malam, Bahaya Tidur Sore untuk Kesehatan, Penyebab Tidur Tidak Teratur, Ketindihan, Tidur di Awal Malam, Cara Mengatasi Insomnia, Adab Tidur, Bangun

Fenomena sering bangun pukul 3 pagi bisa memiliki banyak penyebab, baik secara fisik, psikologis, maupun spiritual.

Lihat LebihDetails

Suara-suara Aneh di Malam Hari, Abaikan Saja

Oleh Dini Koswarini
7 Juli 2025
0
Suara

Iman kepada hal gaib adalah bagian dari ajaran Islam. Namun, bukan berarti kita harus mengikuti setiap bisikan atau suara yang...

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.