• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Kamis, 19 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Kolom

Jumlah Rakaat Shalat Tarawih

Oleh Yudi
4 tahun lalu
in Kolom, Ramadhan
Waktu Baca: 4 menit baca
A A
0
makmum masbuq, ab'adh shalat, Shalat Masbuk, batas makmum masbuk, al fatihah, shalat berjamaah

Foto: Press of Atlantic City

0
BAGIKAN

YANG muktamad (resmi) dalam mazhab Syafi’i, jumlah rakaat shalat tarawih adalah dua puluh rakaat dengan salam pada setiap dua rakaatnya dan istirahat pada setiap empat rakaatnya, lalu ditutup dengan shalat witir tiga rakaat.

Ini selain pendapat mazhab Syafi’i, juga merupakan pendapat jumhur atau hampir bisa dikatakan empat mazhab, yaitu dari kalangan Hanafiyyah, Hanabilah, dan sebagian Malikiyyah. Adapun pendapat yang masyhur dari Malikiyyah, adalah tiga puluh enam rakaat.

Jumlah Rakaat Shalat Tarawih 1

Dalilnya adalah riwayat As-Saib bin Yazid radhiallahu ‘anhu beliau berkata:

ArtikelTerkait

Mendukung Iran? Belajar dari Era Shalahuddin Al-Ayyubi

Iran di Udara, Pejuang Palestina di Darat

Kenapa Nasi Padang Begitu Disukai oleh Siapa Saja dan di Mana Saja?

Orang Bodoh

كَانُوا يَقُومُونَ عَلَى عَهْدِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ بِعِشْرِينَ رَكْعَةً

“Mereka (para sahabat) shalat tarawih di zaman Umar bin Khatab radhiallahu ‘anhu di bulan Ramadhan sebanyak dua puluh rakaat.” (HR. Al-Baihaqi : 4288)

BACA JUGA: Ini Hukum Shalat Tarawih Berjemaah

Hadis di atas statusnya sahih (valid). Imam Nawawi rahimahullah berkata: “Ia (hadis di atas) diriwayatkan oleh imam Baihaqi dengan sanad yang sahih.” (Khulashah Ahkam, juz I, hlm. 576).

Disebutkan dalam riwayat Yazid bin Ruman dalam Muwatha’ Imam Malik secara mursal, bahwa jumlahnya dua puluh tiga rakaat. Maksudnya, dua puluh rakaat shalat tarawihnya, sedangkan tiga rakaat adalah shalat witirnya.

Demikian dijelaskan oleh Imam Al-Baihaqi rahimahullah sebagai bentuk kompromi di antara keduanya.
Maka, shalat tarawih dua puluh tiga rakaat, merupakan sunahnya sahabat Umar bin Khatab radhiallahu.

Dan sunah ini tidak diketahui ada yang mengingkarinya di zaman itu. Kalau dalam ushul fiqh, dinamakan ijma’ sukuti. Dan ijma’ sukuti merupakan hujjah menurut jumhur ulama ahli ushul. Selain itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan umatnya untuk berpegang dengan sunah khulafa’ rasyidin.

Nabi bersabda: “Wajib kalian berpegang dengan sunahku dan sunah para khulafa’ rasyidin (yang empat) setelahku.” Dan sahabat Umar termasuk salah satu dari mereka.

Advertisements

Imam Nawawi (w.676 H) rahimahullah berkata:

فَصَلَاةُ التَّرَاوِيحِ سُنَّةٌ بِإِجْمَاعِ الْعُلَمَاءِ وَمَذْهَبُنَا أَنَّهَا عِشْرُونَ رَكْعَةً بِعَشْرِ تَسْلِيمَاتٍ

“Maka shalat tarawih hukumnya sunah dengan ijmak (konsensus) ulama, dan ini merupakan mazhab kami (Syafi’iyyah) dan sesungguhnya ia berjumlah dua puluh rakaat dengan sepuluh kali salam.”(Syarah Al-Muhadzab : 4/31).

Di halaman lain, beliau (imam An-Nawawi) berkata:

مَذْهَبُنَا أَنَّهَا عِشْرُونَ رَكْعَةً بِعَشْرِ تَسْلِيمَاتٍ غَيْرَ الْوِتْرِ وَذَلِكَ خَمْسُ تَرْوِيحَاتٍ وَالتَّرْوِيحَةُ أَرْبَعُ رَكَعَاتٍ بِتَسْلِيمَتَيْنِ هَذَا مَذْهَبُنَا وَبِهِ قَالَ أَبُو حَنِيفَةَ وَأَصْحَابُهُ وَأَحْمَدُ وَدَاوُد وَغَيْرُهُمْ وَنَقَلَهُ الْقَاضِي عِيَاضٌ عَنْ جُمْهُورِ الْعُلَمَاءِ

“Mazhab (pendapat) kami (mazhab Syafi’i) sesungguhnya ia (shalat tarawih) berjumlah dua puluh rakaat dengan sepuluh kali salam selain witir. Dan yang demikian itu ada lima kali istirahat pada tiap empat rakaat dengan dua kali salam.

Ini merupakan pendapat kami (mazhab Syafi’i) dan merupakan pendapat Abu Hanifah dan para sahabatnya, Ahmad bin Hanbal, Dawud dan selain mereka. Imam Al-Qadhi ‘Iyyadh menukil hal ini dari jumhur (mayoritas) ulama.” (Syarah Al-Muhadzab : 4/32).

Menurut imam An-Nawawi, penduduk Madinah shalat tarawih tiga pulun enam rakaat, dikarenakan penduduk Mekah setiap istirahat dari selesai dari empat rakaat dengan salam tiap dua rakaat (kecuali pada istirahat yang kelima), mereka thawaf di Ka’bah lalu shalat dua rakaat.

Maka, penduduk Madinah berusaha untuk menyamai mereka dengan cara mengganti tiap thawaf mereka dengan empat rakaat, dimana semuanya berjumlah enam belas rakaat. Akhirnya, jumlah shalat Tarawih mereka menjadi tiga puluh enam rakaat (dua puluh rakaat ditambah enam belas rakaat).

Akan tetapi menurut pengarang kitab Asy-Syamil dan Al-Bayan dan Imam Syafi’i, selain penduduk Madinah tidak boleh mengamalkan amaliah shalat Tarawih penduduk Madinah karena adanya kemulian penduduk Madinah dimana kota Madinah dijadikan tempat hijrah dan dimakamkannya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. (simak Syarah Muhadzab : 4/33).

Adapun ucapan Aisyah radhiallahu ‘anha yang berbunyi:

مَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَزِيدُ فِي رَمَضَانَ وَلاَ فِي غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah shalat di bulan Ramadhan dan di luar Ramadhan lebih dari sebelas rakaat.” (HR. Bukhari : 1147 dan Muslim : 738).

Maksudnya adalah shalat witir, bukan shalat tarawih. Ini merupakan salah satu hadis yang banyak disalahpahami oleh sebagian pihak.

Kalau kita lihat di kitab syuruh hadis (kitab-kitab penjelasan hadis), tidak ada seorangpun ulama mutaqaddimun (klasik) sepanjang yang kami ketahui yang memahami ucapan Aisyah di atas untuk masalah salat tarawih.

Kalau kita lihat para ulama ahli hadis, mereka semua juga menempatkan hadis di atas di bab shalat witir. Selain itu, kalau kita menengok asbab wurud (sebab datangnya) hadis ini, maka kita akan dapatkan bahwa sayidah Aisyah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Wahai Rasulullah ! Apakah anda shalat witir dulu sebelum tidur ?”.

Sehingga yang memahami ucapan Aisyah di atas dalam masalah shalat Tarawih, lalu menjadikannya dalil untuk jumlah shalat tarawih sebelas rakaat, adalah sebuah kekeliruan.

Telah menyelisihi semua ulama atau minimal jumhur (mayoritas) ulama muslimin. Diantara ulama yang menjelaskan masalah ini, adalah Imam Zakariya Al-Anshari (w.926 H) rahimahullah beliau berkata:

(فَصْلٌ يَحْصُلُ الْوِتْرُ بِرَكْعَةٍ وَبِالْأَوْتَارِ إلَى إحْدَى عَشْرَةَ) لِلْأَخْبَارِ الصَّحِيحَةِ فِيهِ فَأَقَلُّهُ وَاحِدَةٌ وَأَدْنَى الْكَمَالِ ثَلَاثٌ وَأَكْمَلُ مِنْهُ خَمْسٌ، ثُمَّ سَبْعٌ، ثُمَّ تِسْعٌ ثُمَّ إحْدَى عَشْرَةَ، وَهِيَ أَكْثَرُهُ لِلْأَخْبَارِ الصَّحِيحَةِ كَخَبَرِ عَائِشَةَ «مَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – يَزِيدُ فِي رَمَضَانَ وَلَا غَيْرِهِ عَلَى إحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً»

“Fasal: Shalat witir terwujud dengan satu rakaat atau sebelas rakaat berdasarkan hadis-hadis sahih di dalam masalah ini. Minimal satu rakaat dan ini kesempurnaan yang paling rendah, yang lebih sempurna darinya lima rakaat, lalu tujuh rakaat, lalu sembilan rakaat, lalu sebelas rakaat.

BACA JUGA: Adakah Tuntunan Bacaan Doa Usai Shalat Tarawih dan Witir?

Dan ia (sebelas rakaat) adalah shalat witir terbanyak (paling maksimal) berdasarkan beberapa hadis sahih, seperti hadis Aisyah radhiallahu ‘anhu beliau berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah shalat di bulan Ramadhan dan selainnya lebih dari sebelas rakaat.”(Asna Al-Mathalib : 1/202).

Jadi, salat Tarawih itu jumlahnya dua puluh rakaat plus witir tiga rakaat. Ini merupakan pendapat mayoritas ulama atau bisa dikatakan hampir kesepakatan mazhab yang empat (Hanafi, Syafi’i, Hanbali dan sebagian Malikiyyah).

Adapun pendapat yang masyhur dari Malikiyyah adalah tiga puluh enam rakaat. Sehingga apa yang diamalkan di Haramain (masjid Nabawi dan masjid Haram, KSA) berupa salat Tarawih dua puluh tiga rakaat adalah sudah tepat.

Tersisa satu pertanyaan, kalau salat tarawih sebelas rakaat itu mazhab siapa, ya?

Wallahu ‘alam bi shawab. []

Facebook: Abdullah Al-Jirani

Tags: Jumlah Rakaat Shalat TarawihShalatshalat tarawihTarawih
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

IslamposAid Serahkan Takjil Ramadhan ke 2 Masjid di Purwakarta

Next Post

Lailatul Qadar, Ini Doanya yang Diajarkan Rasulullah ﷺ

Yudi

Yudi

Terkait Posts

Shalahuddin Al-Ayyubi,

Mendukung Iran? Belajar dari Era Shalahuddin Al-Ayyubi

19 Juni 2025
Foto: Freepik

Iran di Udara, Pejuang Palestina di Darat

18 Juni 2025
Nasi Padang

Kenapa Nasi Padang Begitu Disukai oleh Siapa Saja dan di Mana Saja?

17 Juni 2025
Musailamah al-Kazzab, Tipe Manusia di Akhir Zaman, ibadah, Sifat Sumber Dosa, Orang yang Tidak Diajak Bicara Allah, Paradoks, syahwat, Muhammadiyah, InsyaAllah, takdir, Nasihat Ibnul Qayyim, Hisab, Buruk, Keutamaan Tauhid, Macam Cemburu, Tauhid, sumpah palsu, Politik, Fitnah, Perkara Akhir Zaman, dosa, pengangguran, Maksiat, Sebab Murtad, Larangan, Maksiat, Jiwa, Ulama, Musuh, Dosa Besar, Kaum Khawarij, Cara Rasulullah Redakan Amarah,Kemaksiatan, Dosa Besar, Rasulullah, Kejahatan Abu Lahab, Bahaya Hasad, Perkara yang Mendatangkan Keburukan, Dampak Buruk Maksiat, Shadenfreude, Ciri Penjilat di Dunia Kerja, Suami yang Ringan Tangan, Bodoh

Orang Bodoh

17 Juni 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Shalahuddin Al-Ayyubi,

Mendukung Iran? Belajar dari Era Shalahuddin Al-Ayyubi

Oleh Saad Saefullah
19 Juni 2025
0

Umur, Tips Bugar, Kanker Prostat, Suami, 40 Tahun

Yang Tidak Dianjurkan di Malam Hari bagi Lelaki Usia 40 Tahun ke Atas

Oleh Yudi
18 Juni 2025
0

Kosovo

Kosovo, Negeri Eropa yang Penduduknya Nyaris 100% Muslim!

Oleh Haura Nurbani
18 Juni 2025
0

Ciri Penghuni Surga dan Neraka

Berapa Idealnya Tabungan Minimal yang Harus Dimiliki di Zaman Sekarang?

Oleh Saad Saefullah
18 Juni 2025
0

kunci rezeki, rezeki yang halal, REZEKI,

Benarkah Rezeki Seret Karena Sering Menunda Shalat?

Oleh Yudi
18 Juni 2025
0

Terpopuler

Ciri-ciri Perut Buncit Laki-laki yang Tidak Sehat

Oleh Saad Saefullah
17 Juni 2025
0
Perut Buncit

Kau ini bagaimana Kau suruh aku memegang prinsip, aku memegang prinsip kau tuduh aku kaku

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Kenapa Lelaki Jadi Lebih Cepat Gemuk setelah Menikah?

Oleh Dini Koswarini
13 Juni 2025
0
Penyebab Kanker Prostat, Bau Badan, Ciri-ciri Orang yang Tidak Mau Bayar Utang, Kentut, Gemuk

Berikut beberapa penyebab utama lelaki menjadi gemuk setelah menikah!

Lihat LebihDetails

Apakah Perang Dunia Ketiga Tanda Kiamat Sudah Dekat?

Oleh Yudi
18 Juni 2025
0
perang dunia, perang, kiamat

Selain itu, Rasulullah juga menyebutkan “Malhamah Kubra”, yaitu perang besar yang terjadi antara kaum Muslim dan musuh-musuhnya di akhir zaman.

Lihat LebihDetails

Apa Itu Iron Dome Israel?

Oleh Saad Saefullah
17 Juni 2025
0
Iron Dome

Iron Dome bertugas melindungi wilayah sipil dari serangan roket jarak pendek.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.