• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Rabu, 18 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Ibrah Nasihat

Menyelami Makna ‘Pemberian’ dan ‘Penolakan’-Nya

Oleh Eva F Hasan
8 tahun lalu
in Nasihat
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Foto: Spade Picnic

Foto: Spade Picnic

844
BAGIKAN

Oleh: Abdul Fatah, S.Ud

BARANGKALI Allah memberimu, maka Dia menolakmu, dan bisa jadi Dia menolakmu maka Dia memberimu. Maka saat terbuka untukmu pintu pemahaman tentang penolakan-Nya, berubahlah penolakan itu menjadi pemberian. (Ibnu ‘Atha’illah as-Sakandari)

Ketika tubuh telah letih dengan ikhtiar yang maksimal dan munajat doa telah dipanjatkan, baik di waktu mustajab ataupun tempat yang terkabulkan, maka hati kecil kita pun kadang berbisik, “Seandainya do’a ini terkabulkan sekarang juga, maka sungguhlah indah.” Terselebatnya suara hati itu memang wajar karena jiwa lebih sering mencintai sesuatu yang mudah dan cepat serta cenderung membenci saat harus menunggu. Terlebih, ketika jiwa itu telah terjebak dalam perasaan cinta dan buaian alam angan-angan.

Pertanyaannya: siapakah yang bisa menjamin ‘keindahan’ ketika munajat itu terkabulkan?

ArtikelTerkait

Imam Hasan Al-Bashri dan Nasihatnya tentang Tetangga, Utang, dan Kematian

Akibat Menyebarkan Kejelekan terhadap Seorang Mukmin

3 Sungai Sebagai Pembersih Dosa di Dunia

Siapa yang Allah Beri Hidayah untuk Berdoa

Maka di sinilah, jiwa kita perlu kita tekan dan menarik lagi keinsyafan akan hikmah Allah di balik yang telah ditakdirkan.

Allah memberimu, Dia menolakmu

Siapa yang tak kenal Fir’aun? Seorang raja yang memiliki kekuasaan, kekayaan, dan kekuatan sekaligus. Dia menindas Bani Israel puluhan tahun. Bahkan, dia juga yang berkata, “Akulah Tuhan yang paling tinggi,” (Q.S. an-Nazi’ah: 24) atau “Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui Tuhan bagi kalian selain aku,” (Q.S. al-Qashash: 38).

Tahukah, siapakah yang memberi kekuasaan, kekayaan, dan kekuatan kepada Fir’aun?

Yang memberi dia tiada lain adalah Allah SWT. Tuhan yang hendak menunjukkan kuasaNya. Tuhan ingin memberikan gambaran akan makna ‘pemberian’ dan hakekat kedudukanNya. Tuhan yang hendak menyadarkan kepada kita bahwa ada sebuah ‘pemberian’ yang pada hakekatnya adalah penolakan. Allah SWT ingin menunjukkan kepada mata hati kita bahwa tak selamanya ‘pemberian’ itu nikmat, tapi bisa jadi niqmah (kecelakaan).

Maka benar apa yang disampaikan Ibnu Atha’illah as-Sakandari, “Berhati-hatilah bila ‘kebaikan’ Allah selalu kau dapatkan bersamaan dengan maksiat yang terus kau lakukan! Berhati-hatilah! Bisa jadi, itu adalah awal kehancuranmu yang berangsur-angsur. Allah SWT berfirman, ‘Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dengan cara yang tidak mereka ketahui,’” (Q.S. Al-A’raf:182).”

Allah menolakmu, Dia memberimu

Suatu ketika nabiyullah Musa AS berdoa, “Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau telah memberi kepada Fir’aun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia (akibatnya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan Engkau). Ya Tuhan kami, binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih,” (Q.S. Yunus: 88).

Advertisements

Do’a yang dipanjatkan oleh rasulNya, salah satu rasul ulul azmi. Do’a yang diamini oleh saudaranya yang juga nabi, Harun AS. Do’a meminta agar dihentikannya kezaliman Fir’aun, makhluk durjana kala itu.

Namun, apa jawab Allah terhadap panjatan do’a dari dua nabiNya itu?

AlIah berkenan menjawab do’a itu, dengan berfirman: “Sesungguhnya telah diperkenankan permohonan kamu berdua, sebab itu tetaplah kamu berdua pada jalan yang lurus dan janganlah sekali-kali kamu mengikuti jalan orang-orang yang tidak mengetahui,” (Q.S. Yunus: 89). Allah SWT menolak doa sang kalimullah untuk mengijabahi doanya seketika. Allah membuktikan janjiNya dengan menundanya. Ya, dengan menundanya. Tahukah, kapan itu jarak permintaan sang kalimullah dengan ijabahnya itu? Sebagian mufassir menjelaskan bahwa jaraknya adalah 40 tahun.

Sebuah Keinsyafan

Begitulah gambaran daripada ‘pemberian’ dan ‘penolakan’-Nya. Allah tidak akan menyia-nyiakan do’a hambaNya. Namun Allah SWT juga punya hal yang terbaik bagi hamba tersebut. Allah pemilik jalan terbaik dan hikmahNya kadang terlewat oleh mata ataupun pikiran kita.

Ada banyak cara ketika Allah SWT hendak mengabulkan do’a kita. Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada seorang muslim pun yang berdoa dengan sebuah doa yang tidak terkandung di dalamnya dosa dan pemutusan silaturahmi, kecuali Allah akan memberikannya salah satu dari ketiga hal berikut: Allah akan mengabulkannya dengan segera, mengakhirkan untuknya di akhirat atau memalingkannya dari keburukan yang semisalnya.”

Tatkalah para sahabat mendengar tutur beliau, maka mereka pun dengan semangat, “Kalau begitu kami akan memperbanyak doa kami.” Ternyata Rasulullah pun tak kalah untuk menimpalinya, “Allah lebih banyak lagi (memberikan karunia dan keutamaan daripada do’a kalian),” (H.R. Ahmad).

Beruntunglah mereka yang tetap berdo’a dan tidak tergesa-gesa menginginkan karunia sesaat. Ijabah bisa saja datang saat ini atau masa yang akan datang berdasar hikmahNya. Saat Dia memberi, maka itu adalah kemurahanNya. Saat, Dia menunda, maka itu adalah keadilanNya. Semuanya terbaik. Perasaan ini takkan dimiliki kecuali oleh orang-orang yang telah dibukakan untuknya pintu pemahaman.

Maka sungguh indah ketika kita meresapi kembali do’a istikharah yang diajarkan Rasulullah, “Aku memohon kepadaMu sebagian karuniaMu yang agung karena sesungguhnya Engkau Mahakuasa sedangkan aku tidak berkuasa, dan Engkau Mahatahu sedangkan aku tidak tahu, dan Engkau Maha mengetahui perkara yang gaib. Ya Allah, sekiranya Engkau tahu bahwa urusan ini lebih baik untuk diriku, agamaku, dan kehidupanku serta lebih baik pula akibatnya di dunia dan akhirat, maka takdirkanlah dan mudahkanlah urusan ini bagiku, kemudian berkahilah aku dalam urusan ini.”

Atau, mari meresapi tutur kata khalifah kedua, amirul mukminin Umar bin Khattab ra., “Aku tak pernah menghawatirkan apakah doaku akan dikabulkan. Sebab setiap kali Allah mengilhamkan hambaNya untuk berdoa, maka Dia sedang berkehendak untuk memberikan karunia. Yang aku khawatirkan adalah jika tidak berdoa, takkan terasa manisnya kehambaan, hingga kita merasa bermesra pada Allah dalam doa. Itulah yang lebih penting dari pengabulannya. Takkan terasa lezatnya ketaatan, hingga kita lebih mencintai Zat pengijabah permintaan kita, dibanding wujud dari pengabulan itu.”

Wallahu a’lam. []

Tags: NasihatPemberianPenerimaan
Share844SendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Satu Keluarga Muslim di India Diserang oleh Pasukan Pelindung Sapi

Next Post

Cemburu yang Dicintai dan Dimurkai Allah

Eva F Hasan

Eva F Hasan

Terkait Posts

Sumber Dosa, Hasan Al-Bashri

Imam Hasan Al-Bashri dan Nasihatnya tentang Tetangga, Utang, dan Kematian

16 Juni 2025
Adab Bertetangga, percaya diri, tetangga, Akibat Berbuat Benar, Tetangga, kejelekan

Akibat Menyebarkan Kejelekan terhadap Seorang Mukmin

15 Juni 2025
Wudhu Dulu Sebelum Mandi Junub, nasihat ibnul qayyim, Macam Cemburu, Cara Membersihkan Najis, Dosa

3 Sungai Sebagai Pembersih Dosa di Dunia

10 Juni 2025
Waktu Terbaik Shalat Dhuha, Muslim yang Bersyukur,Doa Minta Kaya, Manfaat Mendoakan Orang Lain, Doa, Keutamaan Doa, Penyebab Doa Tidak Terkabul, Doa Sapu Jagat, Doa

Siapa yang Allah Beri Hidayah untuk Berdoa

6 Mei 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Perut Buncit

Ciri-ciri Perut Buncit Laki-laki yang Tidak Sehat

Oleh Saad Saefullah
17 Juni 2025
0

Nasi Padang

Kenapa Nasi Padang Begitu Disukai oleh Siapa Saja dan di Mana Saja?

Oleh Haura Nurbani
17 Juni 2025
0

prabu siliwangi

Kisah Masuk Islamnya Prabu Siliwangi: Antara Legenda, Sejarah, dan Spiritualitas

Oleh Yudi
17 Juni 2025
0

Pengeluaran, Ciri Orang Medit

Ciri-ciri Orang Medit

Oleh Dini Koswarini
17 Juni 2025
0

piramida, kaum

5 Kaum yang Memiliki Keahlian Membangun Bangunan Megah dalam Sejarah

Oleh Yudi
17 Juni 2025
0

Terpopuler

Nama-nama Bayi yang Dilarang dalam Islam

Oleh Saad Saefullah
24 Mei 2022
0
Foto: .lanlinglaurel.com

Demikian juga kita mesti mengubah nama-nama yang buruk.

Lihat LebihDetails

10 Hal Yang Tidak Boleh Terlewat oleh Suami Istri sebelum Tidur setiap Malam

Oleh Dini Koswarini
1 Juni 2025
0
Jima, Suami Istri

Bagi suami istri, momen sebelum tidur bukan hanya waktu untuk beristirahat fisik, tapi juga saat yang penuh berkah untuk memperkuat...

Lihat LebihDetails

10 Tips agar Rajin Puasa Sunnah Senin dan Kamis

Oleh Yudi
16 Juni 2025
0
buka puasa, qadha, lapar, puasa

Tanamkan dalam hati bahwa puasa ini dilakukan untuk mencari ridha Allah, bukan sekadar ikut-ikutan atau demi manfaat kesehatan semata.

Lihat LebihDetails

Mengapa Jatuh di Kamar Mandi Itu Berbahaya untuk Keselamatan Jiwa?

Oleh Yudi
16 Juni 2025
0
junub, kamar mandi, adzan, mandi junub

Kamar mandi umumnya sempit dan penuh dengan permukaan keras seperti keramik, wastafel, tepi bathtub, atau kloset.

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.