• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Kamis, 19 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Dari Anda

Abu Dzar Al Ghifari Zaman Ini

Oleh Baehaki
7 tahun lalu
in Dari Anda
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
ibu kedua nabi, Padang Mahsyar,

Foto Ilustrasi: PxHere

0
BAGIKAN

Oleh: Fatimah Azzahra, S.Pd

IALAH Jundub bin Janadah. Pria yang berasal dari suku Ghifar. Suku yang terkenal dengan keunggulannya dalam menempuh perjalanan jauh dengan medan yang sulit. Suku yang juga terkenal karena kebiasaannya merompak kafilah.

Rasa takjub menghiasi wajah Rasulullah saw. saat menyaksikan keislaman Jundub bin Janadah yang lebih biasa kita dengar sebagai Abu Dzar Al Ghifari. Ia yang datang ke Mekah dengan terhuyung-huyung karena letih menempuh perjalanan panjang. Tapi, matanya bersinar bahagia menjemput iman pada Allah dan Rasul-Nya.

Walau Abu Dzar harus menyamar saat memasuki Mekah, demi keselamatan dan tercapainya tujuan menemui Rasulullah saw. Kekukuhan dan keoptimalan usahanya membuahkan hasil, hingga akhirnya ia berislam.

ArtikelTerkait

Kenapa Kamu Teh Malas Baca Quran?

Apa yang Terjadi Jika Makan Telur Tiap Hari?

Jangan Terlalu Memuji Seorang Tokoh, Apalagi Sambil Menjatuhkan Tokoh yang Lainnya

The End of Medsos

Baca Juga: Rasul Tahu Aisyah Sedang Marah

Rasul bersabda, “Sesungguhnya Allah memberi petunjuk kepada siapa yang disukai-Nya!”.

Wataknya yang keras terlihat dari kisah saat Abu Dzar kukuh ingin meneriakkan kalimat tauhid di tengah Ka’bah. Hingga akhirnya ia rubuh karena dipukuli oleh kaum Quraisy.

Namun, hal ini tak menyiutkan nyalinya dalam menyuarakan kalimat tauhid. Manisnya iman telah tertanam dalam dirinya, walau ia baru saja memeluk Islam. Sampai akhirnya Rasul meminta Abu Dzar untuk pulang dan mendakwahkan Islam di kampung halaman.

Pada suatu hari, ketika Rasul dan kaum muslimin telah hijrah ke Madinah, terlihat kepulan debu yang menghampiri Madinah. Kepulan debu yang berasal dari barisan panjang pengendara kuda dan pejalan kaki. Rombongan besar itu meneriakkan takbir yang bergemuruh. Itulah suku Ghifar dan Aslam yang telah beriman kepada Allah. Rasul pun menyambut mereka dengan sabdanya, ”Ampunan Allah bagi suku Ghifar, dan keselamatan bagi suku Aslam”.

Bagi Abu Dzar, kebenaran harus dikumandangkan, kebenaran yang bisu bukanlah kebenaran! Abu Dzar begitu menyintai haq dan membenci kebathilan. Hingga ia berani tampil di depan menyuarakan kebenaran apapun resikonya. Hasilnya pun sudah terbukti. Dan ini terus melekat dalam diri Abu Dzar walau Rasul sudah mendahuluinya.

Sampai akhirnya tibalah saat kaum muslim sedikit demi sedikit terbuai dengan dunia. Terbenam dengan kemewahan. Harta menjadi tuan yang mengendalikan manusia. Abu Dzar tidak tinggal diam, ia menjumpai para pembesar dan hartawan yang cenderung menumpuk harta. Ia mengingatkan tentang agama Islam kepada mereka; bahwa kenabian bukan suatu kerajaan, menjadi rahmat karunia bukan adzab sengsara, mengajarkan kerendahan hati bukan kesombongan diri, persamaan bukan pengkastaan, kesahajaan bukan keserakahan, kesederhanaan bukan keborosan, kedamaian dan kebijaksanaan dalam menghadapi hidup bukan terpedaya dan mati-matian dalam mengejarnya!

Baca Juga: Seni Bertanya Ala Sahabat Rasulullah

Advertisements

Abu Dzar pergi menghampiri pusat-pusat kekuasaan dan gudang harta. Lisannya terus-menerus meneriakkan kalimat tajam. “Beritakanlah kepada para penumpuk harta, yang menumpuk emas dan perak, mereka akan disetrika dengan setrika api neraka, menyterika kening dan pinggang mereka di hari kiamat”.

Laku Abu Dzar ini meresahkan penguasa dan golongan berharta. Untuk meredam gejolak di tengah umat, Abu Dzar diminta untuk tinggal di Madinah, di samping khalifah. Namun, Abu Dzar menolak, “Aku tidak memerlukan dunia tuan-tuan!”, tegasnya. Sampai akhirnya ia diberi ijin untuk tinggal di Rabadzah, tempat tinggalnya.

Benarlah sabda Rasul tentang jabatan, “..ia merupakan amanat dan di hari kiamat menyebabkan kehinaan dan penyesalan.., kecuali orang yang mengambilnya secara benar, dan menunaikan kewajiban yang dipikulkan padanya”.

Sungguh kini kita butuh akan sosok seperti Abu Dzar Al Ghifari, yang kukuh memegang prinsip. Rela menjauhi dunia dan keras melawan kebatilan. Akankah hadir kembali sosok Abu Dzar dalam pemuda dan penguasa di zaman sekarang ini? Sudah seharusnya ia mendekap iman dan islam daripada dunia dan isinya. Semoga Allah hadirkan kembali sosok Abu Dzar dalam kehidupan kita saat ini. Amin.

Wallahu’alam bish shawab. []

Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi di luar tanggung jawab redaksi.

Tags: abu dzar al ghifarirasulsahabat rasul
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Saudi Konfirmasi Tewasnya Jamal Kashoggi

Next Post

Bercanda Lo Keterlaluan, Bro!

Baehaki

Baehaki

Terkait Posts

Keutamaan Pembaca Quran, Orang yang Dirindukan Surga, Surat Al-BAqarah, Adab Membaca Al-Quran, Quran

Kenapa Kamu Teh Malas Baca Quran?

16 Juni 2025
telur

Apa yang Terjadi Jika Makan Telur Tiap Hari?

16 Juni 2025
tokoh

Jangan Terlalu Memuji Seorang Tokoh, Apalagi Sambil Menjatuhkan Tokoh yang Lainnya

14 Juni 2025
Threads

The End of Medsos

14 Juni 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

kopi, teh

Usia Berapa Anak Jangan Minum Air Teh dan Kopi? Ini Penjelasan Medisnya

Oleh Yudi
19 Juni 2025
0

Hal yang Tidak Boleh Dilakukan di Pagi Hari, Ciri Diabetes di Usia Muda, Muslim, Wudhu

Apakah Tidur Lelap Membatalkan Wudhu?

Oleh Dini Koswarini
19 Juni 2025
0

Shalahuddin Al-Ayyubi,

Mendukung Iran? Belajar dari Era Shalahuddin Al-Ayyubi

Oleh Saad Saefullah
19 Juni 2025
0

Umur, Tips Bugar, Kanker Prostat, Suami, 40 Tahun

Yang Tidak Dianjurkan di Malam Hari bagi Lelaki Usia 40 Tahun ke Atas

Oleh Yudi
18 Juni 2025
0

Kosovo

Kosovo, Negeri Eropa yang Penduduknya Nyaris 100% Muslim!

Oleh Haura Nurbani
18 Juni 2025
0

Terpopuler

Ciri-ciri Perut Buncit Laki-laki yang Tidak Sehat

Oleh Saad Saefullah
17 Juni 2025
0
Perut Buncit

Kau ini bagaimana Kau suruh aku memegang prinsip, aku memegang prinsip kau tuduh aku kaku

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Berapa Idealnya Tabungan Minimal yang Harus Dimiliki di Zaman Sekarang?

Oleh Saad Saefullah
19 Juni 2025
0
Ciri Penghuni Surga dan Neraka

Jumlah tabungan minimal yang ideal di zaman sekarang sangat tergantung pada gaya hidup, penghasilan, tanggungan, dan tujuan keuangan seseorang.

Lihat LebihDetails

Gejala-gejala Hiptertensi yang Sering Diabaikan

Oleh Dini Koswarini
18 Juni 2025
0
Penyebab Badan Cepat Lelah, 30 Tahun, Hiptertensi

Berikut adalah gejala-gejala hipertensi (tekanan darah tinggi) yang sering diabaikan oleh banyak orang karena sifatnya yang ringan atau samar.

Lihat LebihDetails

Apakah Perang Dunia Ketiga Tanda Kiamat Sudah Dekat?

Oleh Yudi
18 Juni 2025
0
perang dunia, perang, kiamat

Selain itu, Rasulullah juga menyebutkan “Malhamah Kubra”, yaitu perang besar yang terjadi antara kaum Muslim dan musuh-musuhnya di akhir zaman.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.