DI era digital seperti sekarang, media sosial menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Banyak orang membagikan aktivitas, pemikiran, hingga penampilan pribadinya di berbagai platform seperti Instagram, TikTok, atau Facebook. Tak sedikit pula perempuan muslimah yang secara sadar atau tanpa sengaja menampilkan auratnya di media sosial, seperti tidak berhijab, memakai pakaian ketat, atau berpakaian terbuka. Lalu, bagaimana jika yang melakukan hal tersebut adalah seorang istri? Apa yang harus dilakukan oleh sang suami? Apakah cukup didiamkan, dilarang dengan keras, atau ada pendekatan yang lebih bijaksana?
Dalam artikel ini, kita akan membahas peran dan tanggung jawab suami dalam menghadapi istri yang sering mengumbar aurat di media sosial menurut perspektif Islam.
1. Suami adalah Pemimpin dan Penjaga Keluarga
Dalam Islam, suami memiliki tanggung jawab besar terhadap keluarganya, termasuk istri. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita…”
(QS. An-Nisa: 34)
Rasulullah SAW juga bersabda:
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya…”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Sebagai pemimpin dalam rumah tangga, suami memiliki tanggung jawab untuk menjaga keluarganya dari perbuatan maksiat, termasuk perbuatan membuka aurat di hadapan publik, baik di dunia nyata maupun dunia maya.
BACA JUGA: Kenapa Ada Suami yang Ringan Tangan sama Istrinya?
2. Menasihati dengan Hikmah dan Kasih Sayang
Langkah pertama dan paling utama yang harus dilakukan suami adalah menasihati dengan lembut dan penuh hikmah. Jangan langsung menyalahkan, memarahi, atau mempermalukan istri karena itu bisa menimbulkan penolakan, bahkan keretakan dalam hubungan.
Ingatlah bahwa dakwah, terutama kepada orang terdekat, membutuhkan kesabaran. Allah memerintahkan Nabi Musa AS untuk menasihati Firaun saja dengan lemah lembut:
“Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, karena sesungguhnya dia telah melampaui batas; maka berbicaralah kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut.”
(QS. Thaha: 43–44)
Jika kepada Firaun pun diperintahkan lemah lembut, apalagi kepada istri yang kita cintai.
Bicarakan dari hati ke hati, tunjukkan kepedulian, bukan kemarahan. Ajak istri memahami pentingnya menutup aurat bukan hanya karena hukum syariat, tetapi juga sebagai bentuk penghargaan terhadap dirinya sendiri.
3. Bangun Kesadaran, Bukan Sekadar Larangan
Seringkali, pelarangan tanpa pemahaman hanya akan menghasilkan pembangkangan. Maka, ajak istri berdiskusi tentang mengapa menutup aurat itu penting. Berikan pemahaman bahwa media sosial bukanlah tempat aman, dan aurat bukan untuk dinikmati sembarang mata.
Berikut beberapa poin yang bisa disampaikan:
-
Media sosial bersifat terbuka dan bisa diakses siapa pun.
-
Gambar atau video yang sudah diunggah bisa disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
-
Kecantikan perempuan adalah anugerah, bukan untuk konsumsi publik, tapi untuk suami yang halal baginya.
-
Menutup aurat adalah bentuk ketaatan kepada Allah, bukan semata tradisi atau tekanan sosial.
Gunakan pendekatan emosional dan spiritual, bukan hanya logika hukum. Ingatkan pula bahwa apa yang dilakukan di dunia akan dipertanggungjawabkan di akhirat.
4. Tumbuhkan Iman Bersama
Terkadang, masalah membuka aurat bukan sekadar persoalan pakaian, tapi cerminan tingkat keimanan dan pemahaman agama. Suami bisa mengajak istri untuk:
-
Mengikuti kajian atau pengajian bersama
-
Menonton video ceramah islami yang menyentuh hati
-
Membaca buku-buku tentang wanita dalam Islam
-
Menjalani ibadah bersama seperti shalat berjamaah, puasa sunnah, atau dzikir harian
Ketika iman bertumbuh, maka ketaatan akan mengikuti. Istri yang mulai mencintai Allah akan dengan sendirinya ingin menutup aurat dan menjaga kehormatannya.
5. Jadilah Teladan dalam Kebaikan
Perilaku istri sering kali mencerminkan kondisi rumah tangga secara keseluruhan. Jika suami sendiri tidak serius dalam menjalankan agama, maka sulit bagi istri untuk berubah. Oleh karena itu, suami harus menjadi teladan:
-
Berbusana dengan baik dan sopan
-
Menjaga pandangan di media sosial
-
Menghindari konten-konten negatif
-
Menunjukkan akhlak yang baik di depan istri
Keteladanan akan jauh lebih berpengaruh daripada sekadar kata-kata. Jika suami mampu menunjukkan keseriusannya dalam beragama, maka istri pun lebih mudah tergerak hatinya untuk berubah.
6. Lakukan dengan Sabar, Bukan Emosi
Mendidik istri dalam kebaikan adalah proses panjang. Perubahan tidak selalu terjadi dalam satu malam. Bisa jadi, nasihat hari ini baru membuahkan hasil dalam berbulan-bulan ke depan. Namun, selama suami tetap bersikap sabar, tidak lelah mengingatkan, dan terus berdoa, insyaAllah akan ada perubahan.
Allah SWT berfirman:
“Dan perintahkanlah keluargamu untuk shalat, dan bersabarlah dalam melaksanakannya…”
(QS. Thaha: 132)
Jika untuk menyuruh shalat saja Allah perintahkan agar bersabar, apalagi dalam urusan mendidik istri dalam menjaga aurat.
BACA JUGA: 7 Sikap Istri Jika Suami Meminta Hubungan Intim Setiap Hari
7. Jangan Pernah Putus Doa
Doa adalah senjata paling kuat seorang mukmin. Di balik perubahan besar seseorang, sering kali ada doa-doa panjang yang tak terlihat. Maka, suami jangan pernah putus doa untuk kebaikan istrinya.
Mintalah kepada Allah agar:
-
Membuka hati istri untuk menerima kebenaran
-
Menumbuhkan rasa malu dan cinta terhadap Allah
-
Memberi keberkahan dalam rumah tangga
Menjaga aurat bukan hanya kewajiban individu, tetapi juga tanggung jawab bersama dalam keluarga. Seorang suami tidak boleh abai ketika istrinya sering menampilkan aurat di media sosial. Namun, cara menghadapinya harus dengan hikmah, kasih sayang, keteladanan, dan kesabaran.
Dengan komunikasi yang baik, pendekatan spiritual, dan keteladanan yang kuat, insyaAllah hati istri akan luluh dan kembali kepada jalan kebenaran. Karena pada akhirnya, tujuan pernikahan adalah saling menuntun menuju ridha Allah.