HALO sahabat Islampos, siapa yang tidak kenal sosok KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sosok presiden Republik Indonesia keempat yang penuh dengan kontroversial saat menjadi presiden.
Namun, pada saat itu banyak orang yang tidak menyangka KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur akan terpilih menjadi seorang presiden keempat Republik Indonesia. Terpilihnya sosok Gus Dur membuat publik geger dan tak percaya. Namun sayangnya, keterpilihannya yang demokratis kala itu dicederai dengan penggulingannya yang tidak konstitusional dan belum pernah terbuktikan sampai sekarang.
Rekam jejak perjalanan karir politik Gus Dur ini dapat sahabat-sahabat Islampos baca dibeberapa buku yang telah kami rekomendasi kan. Buku-buku tersebut memberikan perspektif yang beragam tentang sepak terjang Gus Dur dalam politik dan memimpin Negara Seribu Pulau.
1 Hari-hari Gus Dur di Istana Rakyat
Buku yang ditulis Andreas Harsono, seorang jurnalistik senior. Andreas Harsono menulis atau bisa dibilanh merekap semua berita yang berkaitan dengan Gusdur Kala itu.
Meskipun buku yang ditulis Andreas ini tipis, buku ini cukup sangat komprehensif dalam menguak narasi yang dikeluarkan media massa dalam memberitakan sosok Gus Dur.
BACA JUGA: Kala Gus Dur Bikin Raja Arab Tertawa
Dibuku tersebut ada dua sisi yang bisa kita perhatikan dan kita pelajari, yakni (1) melihat media memberitakan Gus Dur dan (2) melihat Gus Dur diberitakan media.
Buku tersebut diawali dengan pemberitaan terhadap pelantikan Kapolri Chairuddin Ismail yang menggantikan Bimantoro. Kemudian dilanjutkan dengan Rapat Paripurna MPR, Pertemuan di Kebagusan, Gelar Pasukan di Monas, Rapat di Departemen Pertahanan, hingga Pengumuman “Dekrit” Presiden. Semua pembahasan tersebut di kupas habis oleh Andreas dengan perspektif jurnalistik.
2 Perjalanan Politik Gus Dur
Buku selanjutnya berisi kumpulan tulisan di Harian Kompas yang mencatat kisah lika-liku perjalanan Gus Dur di gelanggang perpolitikan Indonesia. Buku ini terbagi ke dalam tiga bab, yakni (1) Politik Politisi, Politik Ulama; (2) Presiden Santri; dan (3) Buloggate, Dekrit, dan Kembali ke Ciganjur.
Bab pertama, menceritakan bagaimana mengenai proses majunya Gus Dur dalam mencalonkan diri sebagai presiden dengan meminta restu dari kiai-kiai khos hingga keterpilihannya Gus Dur sebagai orang nomor satu di Indonesia. Bab ini memuat juga tulisan-tulisan menarik dari berbagai golongan, baik dari akademisi dari kampus Islam, akademisi politik, jurnalis, hingga para kiai.
Lalu selanjutnya, di bab kedua menceritakan gaya kepemimpinan Gus Dur sebagai seorang presiden, tokoh kebangsaan, hingga sosok kesantriannya pun dikupas tuntas dibab ini.
Pada bagian akhir, buku ini memuat gesekan-gesekan politik Gus Dur dengan lawan-lawan politiknya.
3 Hari-hari Terakhir bersama Gus Dur
Di dalam buku ini, sang penulis Bondan Gunawan menceritakan perjalanannya saat bersama Gus Dur. Bondan yang berjalan beriringan dengan Gus Dur dalam upaya melakukan reformasi demokrasi dalam wadah Forum Demokrasi (Fordem). Bondan juga tercatat pernah menduduki pemerintahan Kabinet Persatuan Nasional sebagai Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) pada 15 Februari hingga 29 Mei 2000.
Dalam bukunya, Bondan juga menceritakan kisah perjalanannya bersama Gus Dur sejak di luar pemerintahan hingga di dalam pemerintahan bersama Gus Dur, dan setelah lengsernya Gus Dur.
Bondan mengisahkan perjalanan itu dengan begitu komprehensif sebagai orang dekat Gus Dur. Tulisannya bukan saja berdasarkan data-data dokumen, melainkan juga pengalaman personal yang dilaluinya bersama Gus Dur kala itu.
4 Gus Dur Menggoyang Presiden Abdurrahman Wahid
Buku ini juga memuat tulisan-tulisan yang bersifat negatif dan sumir terhadap kepemimpinan Gus Dur saat memimpin Indonesia.
Buku yang diterbitkan Yayasan Amar Ma’ruf Nahi Munkar keluar ketika Gus Dur masih aktif sebagai presiden.Buku ini berisi opini dan wawancara dari tokoh-tokoh yang berseberangan politik dengan Gus Dur.
Tulisan pertama yang disajikan berjudul Presiden Gus Dur sebagai Sumber Konflik. Azyumardi Azra menulis ini dengan mendasarinya pada fakta pemecatan para pembantu presiden. Ia juga menganggap Gus Dur lupa akan pemerintahannya yang terbentuk atas koalisi partai politik dan menganggap kebijakannya tanpa kerangka dan konsep. Tulisan ini memang perlu ditelusuri ulang apakah memang betul adanya karena di buku tidak dijelaskan sumbernya.
Selain berisi tulisan dari tokoh, buku ini juga memuat sejumlah wawancara dengan tokoh mengenai sosok Gus Dur yang dimuat di sejumlah media, seperti Forum Keadilan dan Tempo. Adi Sasono, Menteri Koperasi era Presiden Habibie, misalnya, yang diwawancara Forum Keadilan mengkritik Gus Dur dengan tanpa basis data yang kuat dan jelas.
Hal senada juga disampaikan Amien Rais dalam wawancaranya dengan majalah yang sama dan majalah Tempo. Amien bahkan menganalogikan presiden sebagai murid dalam wawancaranya tersebut.
Berbagai tuduhan atas tuduhan Gus Dur juga dituliskan dalam buku yang berisikan kumpulan wawancara dan tulisan yang menyudutkan Presiden Keempat Indonesia itu. Tindakan Gus Dur sebagai presiden dipandang sebagai sebuah langkah yang salah tanpa ada benarnya.
5 Rakyat Indonesia Menggugat Gus Dur
Selanjutnya buku yang berisi tulisan-tulisan miring tentang Gus Dur ini dikumpulkan oleh Arsyil A’la Al-Maududi dan diterbitkan pada bulan Oktober tahun 2000.
Ada sembilan bagian dalam buku yang diterbitkan Wihdah Press ini, yakni (1) Gus Dur, Aceh, Ambon, dan CSIS; (2) Gus Dur, Buloggate, dan Bruneigate; (3) Gus Dur, Soeharto, KKN, dll; (4) Gus Dur, PKB, NU, dan Komunisme; (5) Gus Dur Ruwatan dan Musyrik; (6) Gus Dur dan Ariyanti; (7) Gus Dur Jalan-Jalan ke Luar Negeri; (8) Masyarakat Internet Menilai Gus Dur; dan (9) Gus Dur di Cybernews.
Semua tulisan yang dimuat dalam buku ini bernada negatif. Tidak ada satu pun berita yang dikumpulkan dalam tulisan ini memuat pandangan yang jangankan positif, netral pun tidak ada.
Fakta dan narasumber yang dihadirkan dalam seluruh berita yang tersaji dalam buku ini memang diarahkan untuk memberikan pandangan yang buruk terhadap kepemimpinan Gus Dur. Bahkan bukan saja dari kepemimpinan dan gaya politiknya saja, tetapi juga sudah menjurus kea rah personal.
6 Menjerat Gus Dur
Di akhir tahun 2019 jagat publik Indonesia digegerkan dengan terbitnya satu buku fenomenal “Menjerat Gus Dur” karya anak muda bernama Virdika Rizky Utama. Kala itu Virdika Rizky Utama yang berprofesi menjadi wartawan yang akan sedang meliput di kantor Golkar dan disaat itu pula Virdika Rizky menemukan setumpuk berkas-berkas yang akan dibuang.
BACA JUGA: Kiai Ma’ruf Sebut Peran PKB saat Gus Dur Jadi Presiden
Namun, bak ketiban durian runtuh Virdika Rizky menemukan hal yang penting serta yang seharusnya sangat rahasia. Yakni, sebuah dokumen rencana penggulingan Gus Dur.
Virdika Rizky langsung membawa pulang dan memutuskan untuk membukukan dokumen-dokumen yang ia temukan dan mengkulitinya hingga tuntas.
Sehingga buku yang belum sempat di-launching tapi sudah ludes di pasaran tersebut mengungkap fakta-fakta sejarah yang otentik tentang konspirasi politik yang “menjijikkan” dalam proses pemakzulan Gus Dur dari tampuk kursi Presiden RI. []
REDAKTUR: ADNANFIKRY AINURRAZAQ
Sumber:
https://www.nu.or.id/pustaka/empat-catatan-penting-dari-buku-menjerat-gus-dur-nV1m2
https://nu.or.id/pustaka/5-rekomendasi-buku-tentang-gus-dur-dan-politik-1l2VP