• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Selasa, 11 November 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Dari Anda Renungan

4 Renungan tentang Perbuatan Maksiat

Seseorang yang terus-menerus terlibat dalam kemaksiatan akan merasa semakin kosong, kehilangan arah hidup, dan terisolasi dari kedamaian hati.

Oleh Dini Koswarini
9 bulan lalu
in Renungan
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Maksiat, Kesulitan, Kebiasaan Buruk di Bulan Ramadhan, Bahaya Kurang Tidur, Hukuman Allah

Foto: Freepik

0
BAGIKAN

KAMU hanya bisa merasa nyaman dengan kemaksiatanmu, lalu mengapa kamu tidak mencoba untuk merasakan kenyamanan dalam ketaatanmu?

1. Kenikmatan Kemaksiatan yang Sementara

Dalam kehidupan, sering kali kita merasa terjebak dalam perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan ajaran agama atau nilai-nilai kebaikan. Misalnya, seseorang mungkin terjebak dalam dosa seperti berbohong, mencuri, berzina, atau melakukan hal-hal yang merugikan dirinya sendiri dan orang lain.

Meskipun tindakan-tindakan ini jelas salah, kadang-kadang ada perasaan “kenikmatan” yang timbul dari perbuatan tersebut—entah itu karena kepuasan sementara, rasa bebas, atau kesenangan yang datang dari memenuhi hawa nafsu.

Namun, kenyamanan yang datang dari kemaksiatan ini bersifat sementara dan tidak pernah membawa kebahagiaan yang sejati. Mungkin ada kepuasan sesaat, tetapi perasaan itu sering diikuti oleh rasa bersalah, penyesalan, atau kehampaan. Seseorang yang terus-menerus terlibat dalam kemaksiatan akan merasa semakin kosong, kehilangan arah hidup, dan terisolasi dari kedamaian hati.

ArtikelTerkait

Saat Ga Punya Duit, Waduh Rasanya ….

Saat Kita Diuji dengan Banyaknya Harta

Paksakan Bangun Shalat Malam

Uang Memang Bisa Beli … tapi Tidak Bisa Beli ….

BACA JUGA: Mengapa Banyak yang Bermaksiat di Kala Sendiri?

2. Mengapa Tidak Mencoba Kenyamanan dalam Ketaatan?

Pada saat kita merasa nyaman dengan kemaksiatan, kita sebenarnya sedang terjebak dalam sebuah ilusi kebahagiaan yang bersifat sementara. Banyak orang mungkin sudah merasa “nyaman” dengan cara hidup tersebut, tetapi tidak pernah mencoba merasakan kenyamanan yang sejati dalam ketaatan kepada Allah.

Ketaatan dalam Islam bukan hanya sekadar mengikuti aturan atau perintah agama, tetapi lebih kepada mencari ketenangan batin yang hanya bisa didapatkan dengan menjalani hidup sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya. Ketika kita melakukan ibadah, seperti shalat, puasa, sedekah, dan menjauhi larangan-Nya, kita merasakan kedamaian hati yang jauh lebih mendalam daripada kenikmatan sementara dari perbuatan dosa.

Kenyamanan dalam ketaatan mungkin tidak langsung terasa mudah atau menyenangkan seperti kemaksiatan, terutama pada awalnya. Namun, jika kita terus berusaha dan istiqamah, kita akan merasakan betapa besar kedamaian yang datang dari menjalani hidup dengan penuh keyakinan bahwa kita mengikuti jalan yang benar. Ketaatan membawa kita lebih dekat kepada Allah, dan semakin dekat kita dengan-Nya, semakin kita merasa tentram, meskipun hidup ini penuh dengan ujian.

3. Mengapa Mencari Kenikmatan dalam Ketaatan?

Ketaatan kepada Allah memberikan ketenangan yang hakiki—ketenangan yang tidak bisa diberikan oleh kesenangan duniawi. Salah satu ayat dalam Al-Qur’an yang menggambarkan hal ini adalah:

“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram.” (QS. Ar-Ra’du: 28)

Ini menunjukkan bahwa hati yang terus-menerus mengingat Allah melalui dzikir, doa, dan ibadah akan merasakan ketenangan yang tidak bisa didapatkan dari hal-hal duniawi. Ketaatan kepada Allah mengarahkan hidup kita kepada tujuan yang lebih mulia dan lebih besar, yaitu kebahagiaan abadi di akhirat.

Selain itu, menjalani hidup dengan taat membawa manfaat di dunia, seperti hubungan yang lebih baik dengan sesama, ketenangan dalam keluarga, dan kedamaian dalam pekerjaan. Sebaliknya, perbuatan dosa seringkali membawa kerusakan pada hubungan antar manusia, hati yang gelisah, dan kehidupan yang tidak terarah.

4. Mengapa Kita Tidak Mencoba?

Kadang-kadang, kita merasa sulit untuk berubah dan mencoba merasakan kenyamanan dalam ketaatan karena kebiasaan buruk sudah sangat mengakar dalam hidup kita. Kemaksiatan bisa terasa lebih “mudah” atau lebih “menyenangkan” pada awalnya, karena sering kali kita terbuai dengan dunia yang menipu.

Namun, yang perlu kita ingat adalah bahwa perubahan itu mungkin, dan Allah selalu memberi kesempatan bagi hamba-Nya untuk bertobat dan kembali ke jalan-Nya. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya Allah membuka pintu taubat bagi hamba-Nya sepanjang nyawa belum sampai di tenggorokan.”
(HR. At-Tirmidzi)

Jadi, meskipun kita telah merasa nyaman dengan jalan kemaksiatan, kita tetap punya kesempatan untuk mencoba merasakan kenyamanan dalam ketaatan. Ini adalah perjalanan spiritual yang membutuhkan niat, usaha, dan kesabaran. Ketaatan bukan hanya tentang menghindari dosa, tetapi juga tentang memperkuat hubungan kita dengan Allah dan merasakan kedamaian yang sejati.

Kesimpulan:

Kenikmatan duniawi yang datang dari kemaksiatan mungkin bisa terasa menyenangkan untuk sementara waktu, tetapi itu semua akan berakhir dan meninggalkan kita dalam kekosongan. Ketaatan kepada Allah adalah sumber kedamaian yang hakiki, yang memberikan kebahagiaan dan ketenangan batin.

BACA JUGA:  44 Dampak Tinggalkan Maksiat

Jika saat ini kita merasa lebih nyaman dengan kemaksiatan, sudah saatnya kita bertanya pada diri sendiri: “Mengapa tidak mencoba kenyamanan dalam ketaatan?” Allah menjanjikan kedamaian yang jauh lebih besar kepada hamba-Nya yang berserah diri dan berusaha untuk selalu berada di jalan-Nya. Mulailah dengan langkah kecil mungkin dengan memperbaiki ibadah harian kita atau menghindari hal-hal yang tidak bermanfaat dan rasakan perubahan yang terjadi dalam hidup kita.

Dengan mencoba ketaatan, kita akan menemukan kenyamanan yang tidak pernah bisa diberikan oleh dosa atau kesenangan duniawi, serta membuka jalan menuju kebahagiaan yang abadi di akhirat.[]

REDAKTUR: MUHAMMAD FAIRUZI IKHWAN

Tags: maksiat
ShareSendShareTweetShareScan
ADVERTISEMENT
Previous Post

6 Kisah Sang Ibu Bersama Anaknya dalam Al-Quran

Next Post

5 Rempah-Rempah Ini Bisa Atasi Suami yang Loyo di Ranjang

Dini Koswarini

Dini Koswarini

Terkait Posts

Duit, Uang

Saat Ga Punya Duit, Waduh Rasanya ….

12 Juli 2025
qarun, harta

Saat Kita Diuji dengan Banyaknya Harta

11 Juli 2025
Tahajjud, Amalan di Pagi Hari, Shalat Taubat, Renungan, Tahajjud, Shalat Malam, shalat tahajud, Bangun Malam, Surah Al-Baqarah, Shalat Witir, Shalat Malam

Paksakan Bangun Shalat Malam

10 Juli 2025
Rezeki, Jalan Rezeki, pencuri, Uang Haram, Sedekah

Uang Memang Bisa Beli … tapi Tidak Bisa Beli ….

10 Juli 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Melakukan Perubahan, sifat jujur, orang yang meninggalkan shalat, istidraj, FITNAH, SYAHWAT, maksiat, bunuh diri, dosa, maksiat, taubat

5 Alasan Jangan Mengungkit Dosa Masa Lalu Seseorang yang Sudah Bertaubat

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

agar tidak mengulangi dosa, mengganti shalat wajib, dosa jariyah, mandi, dosa, shalat

Jangan Tinggalkan Shalat Meski Badan Kotor saat Kerja, Tidak Semua Kotor Itu Najis

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

Senin

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

Oleh Dini Koswarini
14 Juli 2025
0

Cerai, Sebab Zina Dilarang dalam Islam, zina, Penyebab Lelaki Selingkuh, Talak

Talak: Halal yang Dibenci, Senjata Iblis untuk Memecah Belah

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999! 1 Maksiat

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999!

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Terpopuler

Mengapa Harus Taat pada Allah? Ini 3 Jawabannya!

Oleh Rifdah Reza Ramadhan
22 Desember 2021
0
sifat lelaki sejati, Tujuan Hidup:, Manfaat Bersyukur, Manusia yang Tidak akan Pernah Merugi, Kecerdasan Orang Bertakwa, Muslim Terbaik, Hadist Qudsi, Ciri Orang Ikhlas

Manusia sering kali tidak mau taat pada Allah. Hal ini bisa karena beberapa faktor.

Lihat LebihDetails

12 Ayat Al-Quran tentang Istiqamah, Dapat Memotivasi Kita

Oleh Sufyan Jawas
31 Oktober 2021
0
Hadist Nabi Tentang Ikhlas

ayat Al-Quran Tentang Istiqamah

Lihat LebihDetails

85 Motto Hidup dari Kutipan Ayat Alquran

Oleh Eneng Susanti
17 Januari 2023
0
motto hidup ayat Alquran, cara menjadikan Al-Qur'an sebagai penyembuh

SAHABAT mulia Islampos, ada banyak pelajaran dan hikmah yang bisa dipetik dari Alquran. Banyak pula kutipan ayat Alquran yang bisa...

Lihat LebihDetails

Ini 8 Ayat Al-Quran tentang Perintah Bekerja Keras

Oleh Sufyan Jawas
26 Oktober 2021
0
hadist-hadist tentang kesombongan

Banyak sekali kita jumpai ayat Al-Quran tentang perintah bekerja keras. Bekerja keras merupakan sebuah keharusan yang dimiliki oleh setiap orang

Lihat LebihDetails

21 Sifat Manusia Menurut Al Quran

Oleh Laras Setiani
17 Oktober 2019
0
ilustrasi.foto: kiblat

Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya...

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.