VIRUS corona jenis baru yang pertama kali muncul di Wuhan, Cina kini menjadi momok menyeramkan bagi warga bahkan dunia. Bagaimana tidak hingga Ahad (16/1/2020) virus mematikan ini telah merenggut nyawa 56 orang dan 1.975 orang terinfeksi. Virus ini juga membuat kota Wuhan bak kota mati dan warganya panik ketakutan.
Seorang perempuan berusia 36 tahun, berbicara melalui telepon di luar rumah sakit besar di Wuhan, mengatakan dia menghabiskan seminggu terakhir membawa suaminya yang sakit dari rumah sakit ke rumah sakit untuk memeriksanya apakah dia terpapar virus.
BACA JUGA:Â Waspada Corona, Ini yang Perlu Diketahui
“Saya tidak memiliki apa apa. Tidak ada pakaian pelindung, hanya jas hujan, dan saya berdiri di luar rumah sakit di tengah hujan,” kata perempuan yang menyebut namanya Xiaoxi, dikutip dari South China Morning Post, Sabtu (25/1/2020).
“Saya putus asa, saya tidak bisa menghitung waktu dan hari. Saya tidak tahu apakah kita berdua akan hidup untuk melihat tahun baru,” ujar Xi.
Dia mengatakan bahwa malam Tahun Baru Imlek terasa seperti “hari kiamat” karena tidak ada tempat baginya dan suaminya yang sakit untuk pergi ke kota yang diisolasi.
Sebuah video yang dibagikan oleh Xiaoxi muncul untuk menunjukkan lorong rumah sakit yang penuh dengan pasien yang gelisah, yang meminta perhatian dari staf medis.
Rekaman itu juga menunjukkan staf medis dalam pakaian pelindung dan apa yang dikatakan Xiaoxi adalah mayat pasien yang meninggal di rumah sakit dan ditinggalkan di koridor berbalut selimut linen.
“Saya menyerahkan satu bungkus tisu kepada seorang perawat. Dia menangis ketika dia mencoba membuat beberapa orang datang dan memindahkan mayatnya tetapi tidak ada yang menjawab,” katanya.
BACA JUGA:Â Menyebar dari Cina ke Berbagai Negara, Ini 8 Fakta terkait Virus Corona
Dia mengatakan dirinya demam 10 hari yang lalu dan mulai batuk darah, tetapi empat rumah sakit menolaknya, mengatakan mereka kehabisan ruang dan tidak dapat melakukan tes lebih lanjut.
“Rumah sakit pertama menyuruh kami pulang dan memberi kami obat flu. Tetapi demam suami saya terus berlanjut dan kami akhirnya pergi dari rumah sakit ke rumah sakit hanya disuruh pulang dengan beberapa antibiotik,” ungkap Xi.
“Suami saya tidak makan banyak selama berhari-hari dan kondisinya semakin memburuk. Dan orang-orang terus sekarat, tidak ada yang merawat tubuh. Jika ini terus seperti ini, kita semua akan hancur,” tambahnya []
SUMBER: TEMPO