• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Sabtu, 31 Mei 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Tahukah Anda

Usia Berapa Seseorang Mampu Bertanggungjawab?

Oleh Baehaki
8 tahun lalu
in Tahukah Anda
Waktu Baca: 2 menit baca
A A
0
Usia Berapa Seseorang Mampu Bertanggungjawab? 1
0
BAGIKAN

Oleh : Zirlyfera Jamil

KAPAN seseorang dikatakan sudah mampu bertanggung jawab? Apakah saat usia sudah 17 tahun, dimana seseorang wajib punya KTP dan telah memiliki hak untuk nyoblos pada pemilu?

Jika menurut ahli hukum yang mengatur peristiwa hukum seperti jual beli dan urusan bisnis, tanggung jawab jatuh pada mereka yang berusia 21 tahun, dimana jual beli rumah bisa dilakukan atas nama dirinya. Sementara di beberapa di tempat lain, usia 18 tahun adalah jawabannya.

Batasan tanggung jawab tidak bisa dipatok berdasarkan angka-angka yang bersifat relatif. Sosok yang mampu bertanggung jawab dapat dikenali dari ukuran pribadi: siap menanggung beban, mampu menghadapi resiko dan konsekuensi sekaligus memiliki kemauan dan kemampuan menjawab berbagai pertanyaan, juga cerdas dan kreatif memunculkan solusi terhadap permasalahan hidup yang ditemui.

ArtikelTerkait

Sejarah Bulan Dzulhijjah

Ini Daftar Hari Libur di Bulan Juni 2025

Kalender Hijriah Bulan Dzulhijah 1446 H

7 Laut dan Palung Terdalam di Dunia yang Jarang Diketahui

Terkait dengan tanggung jawab, kematangan sering menjadi ukuran pendorong. Sebab semakin matang seseorang secara fisik, emosi dan rohani bisa dipastikan akan muncul sebagai sosok yang mampu bertanggung jawab.

Namun secara sosial, budaya hukum dan ekonomi, bahwa usia, kematangan pribadi terutama dalam hal ruhani dan emosi serta kesiapan bertanggungjawab, punya beragam ukuran dan tarik ulur. Beda dengan kematangan fisik yang mempunyai konsekuensi sama di mana pun dan kapan pun.

Kematangan fisik adalah pemberian Allah SWT yang menghadirkan konsekuensi manusia dapat melanjutkan peran kemanusiaan lewat kematangan organ reproduksinya.

Di sinilah hikmah besar terkandung ketika Islam menuntut tanggung jawab pada mereka yang memasuki masa baligh, dengan starting point terjadinya menstruasi atau mimpi, karena konsekuensi dari kematangan organ reproduksi adalah ini terkait erat dengan naluri manusia yang paling mendasar, ketertarikan seksual pada lawan jenis dan kemampuan menjalani misi kehidupan yang juga mendasar memperoleh keturunan.

Ketika memasuki masa baligh, disebut juga mukalaf, orang yang mampu bertanggung jawab – paling tidak setiap diri diingatkan bahwa dia sudah dewasa, bisa membangun rumah tangga, menghasilkan keturunan, dan itu bukan perkara remeh, melainkan ada konsekuensi tanggung jawab yang teramat berat dan agung.

Memang itu baru awal. Baru patokan dasarnya. Untuk menjadi pribadi yang matang dan bertanggungjawab diperlukan kesiapan lain, kematangan emosi, kekukuhan ruhani, kekuatan pendidikan, keluasan wawasan, penguasaan keterampilan hidup (life skills) hingga kemandirian ekonomi yang diperoleh tidak dengan otomatis melainkan melalui kerja keras dari dalam diri maupun pembinaan dari lingkungan.

Sayangnya, langkah-langkah pendukung ini tak selalu teringat untuk digali dan diasah sejak dini, sehingga kematangan fisik seringkali mengangakan jurang teramat lebar dengan sendi kematangan lainnya.

Pertanyaan – pertanyaan mendasar tentang kehidupan: untuk apa hidup ini?, mau jadi apa dalam hidup, bagaimana cara menjalaninya, kemana sesudah hidup dan apa persiapannya, nyatanya tidak semua orang bisa menjawab pertanyaan tersebut, meski mereka sudah sepuluh atau dua puluh tahun melewati starting point masa balighnya.

Advertisements

Tak heran banyak kalimat retoris terlontar mau jadi apa generasi penerus kita sekarang? Sudah umur sekian kok belum juga bisa bertanggung jawab?

Pertanyaan ini tentu tak bisa ditudingkan pada mereka yang menjadi generasi penerus. Tetapi perlu dikembalikan kepada diri kita. Apa yang sudah kita siapkan pada diri mereka untuk mengiringi masa balighnya? Semoga jawabannya tidak menunjukkan bahwa kita sebagai orang tua nyatanya belum bertanggung jawab terhadap anak-anak kita. []

Tags: BalighMukalafTanggung Jawab
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Harta Termahal bagi Manusia

Next Post

Kembangkan Syiar Islam, Eden Care London Siap Bantu Pasien Muallaf

Baehaki

Baehaki

Terkait Posts

Keutamaan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah, Malam Nisfu Sya'ban, Dzulhijjah

Sejarah Bulan Dzulhijjah

30 Mei 2025
Jadwal Lengkap Libur dan Cuti Bersama, Daftar Hari Libur di Bulan Juni 2025

Ini Daftar Hari Libur di Bulan Juni 2025

27 Mei 2025
Malam Lailatul Qadar, Kalender Hijriah Bulan Dzulhijah 1446 H

Kalender Hijriah Bulan Dzulhijah 1446 H

26 Mei 2025
lautan, laut, palung

7 Laut dan Palung Terdalam di Dunia yang Jarang Diketahui

25 Mei 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Akibat Makan Telur Setiap Hari

Akibat Makan Telur Setiap Hari

Oleh Haura Nurbani
30 Mei 2025
0

Ramadhan, Waktu

Kenapa Waktu Berjalan Sangat Cepat?

Oleh Haura Nurbani
30 Mei 2025
0

Israel, Hamas

Perjanjian Hudaibiyah dan Gencatan Senjata Hamas-Amerika

Oleh Saad Saefullah
30 Mei 2025
0

Keutamaan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah, Malam Nisfu Sya'ban, Dzulhijjah

Sejarah Bulan Dzulhijjah

Oleh Dini Koswarini
30 Mei 2025
0

bunga, menopause, berhubungan intim, hormon, perempuan

Perubahan Hormon Perempuan di Usia 40 Tahun: Apa yang Terjadi di Tubuh?

Oleh Yudi
30 Mei 2025
0

Terpopuler

7 Dampak Medis dan Psikologis Jika Suami Istri Lama Tidak Berjima’

Oleh Yudi
29 Mei 2025
0
suami istri bosan berhubungan intim, jima'

Jika jima’ ditinggalkan terlalu lama, kadar hormon ini bisa menurun, dan berpotensi meningkatkan kecemasan, rasa tertekan, hingga depresi ringan.

Lihat LebihDetails

Cara Mendeteksi Tubuh Penuh Gula

Oleh Yudi
29 Mei 2025
0
Ciri Diabetes, Tubuh Penuh Gula

Tubuh penuh gula mengacu pada kondisi ketika kadar gula dalam darah tinggi secara terus-menerus.

Lihat LebihDetails

5 Kebiasaan yang Memicu Kanker Prostat bagi Laki-laki

Oleh Yudi
29 Mei 2025
0
Umur, Tips Bugar, Kanker Prostat

Kanker prostat umumnya tumbuh secara perlahan dan sering kali tidak menimbulkan gejala pada tahap awal.

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Hukuman bagi Pelaku Zina Muhson dan Ghoiru Muhson

Oleh Yudi
30 Maret 2019
0
Hukuman bagi Pelaku Zina Muhson

Pelaksanaan hukum seperti ini hanya dilakukan oleh negara atau pihak yang telah ditunjuk olehnya dan tidak boleh bagi setiap orang...

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.