• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Senin, 23 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Kolom

Update Status Amal Kebaikan Berarti Pamer atau Riya’?

Oleh Yudi
6 tahun lalu
in Kolom
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
facebook gangguan, suami, istri

Ilustrasi. Foto: The Independent

50
BAGIKAN

SERING kali kita baca atau kita dengar berbagai statement yang mencibir (baca : nyinyir) kepada mereka yang menampakkan berbagai amal kebaikan atau kenikmatan di medsos. “Amal salih kok dipamerkan di medsos “, atau “Ibadah kok dipamerkan di medsos”, atau “Kebaikan itu tidak boleh dipamerkan”, “ atau yang semisalnya. Seakan, setiap orang yang menampakkan atau menampilkan amal salih, kebaikan, dan kenikmatan di medsos, itu pasti untuk pamer atau riya’. Sehingga muncullah meme-meme yang menyudutkan semua pihak yang melakukan hal itu. Seolah, mereka semua buruk, tanpa ada perincian sama sekali.

Update Status Amal Kebaikan Berarti Pamer atau Riya'? 1 Update Status Amalan Kebaikan

Pamer ataupun riya’, merupakan amalan hati, yang sifatnya ghaib. Tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah. Nabi saja tidak tahu tentang hati orang-orang munafik apabila tidak dikasih tahu oleh Allah. Maka beliau menghukumi zahir mereka sebagai orang-orang yang beriman. Allah Ta’ala berfirman :

لاَ يَعْلَمُ الغَيْبَ إِلاَّ اللهُ

ArtikelTerkait

Kala Bani Israil Mendominasi Pemberitaan

Sikap terhadap Bani Israil, dari Era Nabi Ya‘qub hingga Rasulullah ﷺ

Mendukung Iran? Belajar dari Era Shalahuddin Al-Ayyubi

Iran di Udara, Pejuang Palestina di Darat

“Tidak ada yang mengetahui perkara ghaib kecuali Allah.” [Al-Qur’an Al-Karim]

BACA JUGA: Riya Itu ketika,…

Lalu bagaimana anda dengan begitu mudah bisa mengetahui bahwa mereka melakukan perkara tersebut untuk tujuan pamer/riya’ ? Ini perkara yang tidak bisa dibenarkan sama sekali. Sebuah kelancangan makhluk terhadap Rabb semesta alam. Mengetahui niat dan hati seseorang hanyalah hak prerogatif Allah. Tidak ada satupun dari makhluk-Nya yang bisa ikut campur di dalamnya.

Selain itu, menampakkan amal kebaikan, atau ibadah, atau kegiatan positif, tidak mesti untuk tujuan pamer atau riya’. Bisa jadi pelakunya ingin memberikan motivasi, atau inspirasi kepada orang lain, atau minimal tahaduts bini’matillah (menampakkan nikmat Allah). Dan hal ini diperbolehkan menurut syari’at. Banyak dalil yang menunjukkan akan hal ini, diantaranya firman Allah Ta’ala :

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ سِرًّا وَعَلَانِيَةً فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

“Orang-orang yang menginfakan harta mereka di malam dan siang hari secara sembunyi-sembunyi dan TERANG-TERANGAN, maka bagi mereka pahala di sisi tuhan mereka, dan tidak ada kekhawatiran atas mereka dan mereka tidak bersedih.” [QS. Al-Baqarah : 274]

Dalam ayat ini, dengan jelas Allah membolehkan untuk berinfaq dengan terang-terangan, maksudnya ditampakkan kepada manusia. Jika haram, tentu tidak akan dibolehkan, alih-alih diberi pahala. Belum lagi berbagai amaliah dari Rasul –shallallahu ‘alaihi wa sallam- sendiri, serta para sahabat yang menginfaqkan hartanya secara terang-terangan, seperti Abu Bakar, Umar bin Al-Khathab, Utsman bin Affan dan yang lainnya. Apakah kita akan berani mereka melakukannya karena riaya’ ? Tentu tidak.

Riya’ yang diharamkan, hanyalah saat seorang menampakkan amalannya kepada manusia dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan duniawi, seperti pujian, harta, kedudukan, serta meninggalkan keikhlasan kepada Allah. Tapi jika dilakukan untuk memberikan inspirasi atau motivasi kepada orang lain untuk melakukan kebaikan sebagaimana yang dia lakukan, maka ini boleh, bahkan dianjurkan. Maka, tidak setiap penampakkan amalan berarti riya’, tapi harus dilihat tujuannya.

Imam Ibnu Hajar Al-Haitami –rahimahullah- saat mendefinisikan riya’ beliau berkata :

حَدُّ الرِيَاءِ الْمَذْمُوْمِ إِراَدَةُ العَامِلِ بِعِبَادَتِهِ غَيْرَ وَجْهِ اللهِ تَعَالَى

“Batasan riya’ yang tercela, adalah seorang yang beramal menghendaki dengan ibadahnya selain wajah Allah Ta’ala.” [Dinukil lewat kitab Nadhratun Na’im : 10/3552]

BACA JUGA: Bahaya Riya’ Bisa Jadi Dosa Syirik!

Jadi, menurut definisi beliau dapat kita pahami berarti ada riya’ (menampakkan amalan) yang tidak tercela, yaitu ketika hal itu dilakukan dengan tujuan yang baik. Oleh karena itu, hendaknya saat kita melihat saudara kita menampilkan amalan mereka dengan cara memposting di medsos, hendaknya kita berbaik sangka kepada mereka. Mungkin mereka melakukan hal itu untuk tujuan-tujuan yang baik sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya. Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- menyatakan : “Hati-hati kalian dari prasangka, karena sebagian prasangka adalah dosa.” (Hadis Nabawi).

Oleh karena itu, mari kita lebih menyibukkan diri untuk mengintropeksi diri kita daripada mengintropeksi orang lain. Karena diri kita lebih layak untuk dikhawatirkan terjatuh pada hal-hal buruk. Kalau anda tidak ingin menampakkan amalan baik anda atau tidak mau memposting kegiatan baik anda di medsos karena anda takut riya’, itu baik dan itu hak anda. Tapi itu tidak bisa menjadi sebuah hukum untuk semua orang. Barakallahu fiikum. []

Facebook: Abdullah Al Jirani

Tags: Riya
Share50SendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Deepfake dan Masa Depan Keamanan Siber

Next Post

Raja Salman Undang 1.000 Anggota Keluarga Martir Palestina untuk Berhaji

Yudi

Yudi

Terkait Posts

Antisemit, Yahudi, Israel, Israel, Bani Israil

Kala Bani Israil Mendominasi Pemberitaan

22 Juni 2025
Ibnu Abbas, Bani Israil

Sikap terhadap Bani Israil, dari Era Nabi Ya‘qub hingga Rasulullah ﷺ

21 Juni 2025
Shalahuddin Al-Ayyubi,

Mendukung Iran? Belajar dari Era Shalahuddin Al-Ayyubi

19 Juni 2025
Foto: Freepik

Iran di Udara, Pejuang Palestina di Darat

18 Juni 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Ngopi

Ternyata, Ini Waktu yang Tepat untuk Ngopi di Pagi Hari!

Oleh Dini Koswarini
23 Juni 2025
0

Donasi

Selamatkan Media Islam: Saatnya Kita Bergerak untuk Islampos!

Oleh Dini Koswarini
22 Juni 2025
0

Rukhshoh, Istiqomah, Mudik, Akhir Hidup

Allah Melihat Akhir Hidup Seseorang

Oleh Dini Koswarini
22 Juni 2025
0

Sikap Suami yang Harus Disyukuri Istri, , Nikah, Tips yang Harus Dikuasai Istri Agar Suami Betah di Rumah, Sifat Istri yang Mendatangkan Rezeki bagi Suami, Drakor, Istri

Kenapa Aku Harus Baik pada Istriku?

Oleh Saad Saefullah
22 Juni 2025
0

shalat, shalat hajat

Mengapa Kita Harus Shalat Hajat Minimal Sekali Seumur Hidup?

Oleh Yudi
22 Juni 2025
0

Terpopuler

Kisah 7 Negara Kaya Raya yang Kini Jadi Miskin

Oleh Yudi
21 Juni 2025
0
kekayaan, terkaya, berpikir positif, negara

Venezuela pernah menjadi salah satu negara terkaya di Amerika Selatan, terutama karena cadangan minyak bumi yang sangat besar.

Lihat LebihDetails

Setelah Dinikahi Baru Ketahuan Hamil, Apa Hukumnya? Apa yang Harus Dilakukan oleh Suami?

Oleh Dini Koswarini
2 Desember 2024
0
Hukum Jadi Mualaf demi Menikah,,Nikah Misyar, Hukum Akad Nikah dengan 2 Orang Wanita dalam 1 Hari, Hukum Menikah di Bulan Muharram,Hamil

Bagaimana jika sebuah pernikahan dilakukan tetapi ternyata sang wanitanya hamil? Apa yang harus dilakukan seorang suami?

Lihat LebihDetails

Ini Keyakinan Rasulullah Sebelum Diutus Jadi Nabi?

Oleh Adam
20 Juni 2025
0
Sedekah

Nah, mungkin dalam benak kita bertanya-tanya, sebelum adanya wahyu, Rasulullah ﷺ menganut agama apa?

Lihat LebihDetails

8 Ciri Orang Suka Berbohong dari Fisiknya

Oleh Yudi
20 Juni 2025
0
berbohong

Orang yang berbohong sering butuh waktu lebih lama untuk merespons, karena mereka “menyusun” cerita.

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

  • 146Share on WhatsApp
  • 47Share on Facebook
  • 29Share on Telegram
  • 699Share on Twitter
  • 108Share on Pinterest
  • 46Share on LinkedIn
  • 66Share on Email