• Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
Kamis, 28 Januari 2021
No Result
View All Result
NEWSLETTER
Islampos
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Muslimtrip
  • Muslimbiz
  • Beginner
  • Syiar
  • Keluarga
  • Dari Anda
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Muslimtrip
  • Muslimbiz
  • Beginner
  • Syiar
  • Keluarga
  • Dari Anda
No Result
View All Result
Islampos
No Result
View All Result

Tujuannya Baik namun Caranya Keliru, Hasilnya malah Merusak

Redaktur Yudi
11 bulan ago
in Kolom
Reading Time: 2min read
0
Propaganda Abdullah bin Saba untuk Menggulingkan Khalifah Utsman

Ilustrasi: Unsplash

DALAM kitab “Al-Wajiz Fi Ushul At-Tasyri’ Al-Islami”, tepatnya dalam pembahasan “Al-Akhbar”, Dr. Muhammad Hasan Hitu memuat sub bahasan “Asbab Al-Wadh’i Fi Al-Hadits” (Sebab-Sebab Pemalsuan Hadits). Beliau menyebutkan lima sebab pemalsuan Hadits yang dilakukan secara sengaja, yaitu:

1. Pemalsuan Hadits oleh kalangan zindiq dengan tujuan merusak ajaran Islam.

2. Pembelaan terhadap madzhab yang menyimpang, demi mendukung madzhabnya mereka berani membuat Hadits palsu.

3. Demi meraih keuntungan harta, dan ini biasanya dilakukan oleh para penceramah (qashshash) untuk menarik perhatian orang-orang dan mendapatkan uang dari mereka.

BACA JUGA: Bolehkah Mengikuti Selain Madzhab yang Empat?

4. Membuat Hadits palsu demi menjilat penguasa, dan ini adalah kebiasaan ulama su’.

5. Pemalsuan Hadits oleh kalangan sufi dan zuhud namun jahil dalam agama, mereka membuat Hadits palsu untuk memotivasi manusia melakukan ibadah dan ketaatan.

Menurut Dr. Muhammad Hasan Hitu, pemalsu Hadits yang terburuk adalah kalangan sufi dan zuhud yang jahil, karena dengan tampilan mereka yang tampak shalih dan “ketulusan” mereka, orang-orang mudah terbuai dan menerima Hadits-Hadits palsu yang mereka buat.

Kalau boleh saya perinci, dari semua pembuat Hadits palsu di atas, yang “niat”-nya paling baik adalah kelompok terakhir, yaitu kalangan yang mengklaim mengamalkan tashawwuf dan kezuhudan, namun jahil dalam ilmu agama. Yang lain motivasinya adalah untuk menghancurkan Islam atau minimal untuk keuntungan pribadinya. Sedangkan yang terakhir, tujuannya untuk kebaikan umat Islam. Namun mereka lah yang terburuk, karena dengan “ketulusannya”, lebih banyak orang yang tertipu, dan Hadits palsu lebih mudah tersebar.

Dari sini, kita bisa ambil pelajaran dalam konteks yang lebih luas. Niat baik saja, untuk melakukan perbaikan terhadap umat Islam, tidak cukup, wajib memiliki ilmu yang memadai, baik ilmu syar’i secara umum, dan fiqih dakwah secara khusus. Jika tidak, maka dikhawatirkan bukan maslahat yang terwujud, tapi mafsadat. Sebagaimana yang terjadi pada orang zuhud nan jahil pemalsu Hadits.

Jangan sampai dakwah isinya hanya marah-marah, maki-maki, dan sedikit-sedikit sumpah dan mubahalah, yang malah membuat umat Islam dan da’i-da’inya dituduh bersumbu pendek dan malas berpikir.

Atau dakwah dengan menyebarkan kedustaan dan hoax, entah karena ketidaktahuan atau bahkan disengaja untuk membuat kehebohan.

BACA JUGA: Bermadzhab dalam Fiqih, Pentingkah?

Loading...

Atau dakwah yang malah membuat umat Islam yang berbeda afiliasi semakin menjauh dan bermusuhan, bukan taqrib (mendekatkan) yang dilakukan, tapi tab’id (menjauhkan). Membuat sesama umat Islam serasa tidak satu tubuh. Dan akhirnya malah memperlemah kekuatan umat Islam.

Dan banyak contoh lainnya, yang tentu motivasinya baik, untuk berdakwah dan menyampaikan kebenaran (minimal versi yang ia pahami), namun karena kejahilannya, bukan kemaslahatan dan kebaikan bagi umat Islam yang diberikan, malah menambah panjang daftar masalah.

Kesalahannya bukan di niat dan tujuan, karena niat dan tujuannya baik, sebagaimana niat dan tujuan pemalsu Hadits dari kalangan sufi dan pelaku kezuhudan yang jahil. Kesalahannya, dan ini sangat fatal, caranya keliru. Karena kejahilan, ia melakukan hal yang sangat buruk dan membuat umat Islam tertipu, bahkan bisa jadi dirinya sendiri tertipu.

Wallahu a’lam bish shawab. []

Facebook: Muhammad Abduh Negara

Tags: Hadits
Yudi

Yudi

Related Posts

Cara Mengatasi Sifat Buruk Manusia dalam Islam

Sahnya Suatu Amal Tergantung Niatnya

27 Januari 2021
Empat Hadits yang Menjadi Poros Islam

Empat Hadits yang Menjadi Poros Islam

26 Januari 2021
Empat Tingkatan Wara’

Empat Tingkatan Wara’

26 Januari 2021
Perkara Sunnah Lebih Lapang dari Perkara Wajib

Perkara Sunnah Lebih Lapang dari Perkara Wajib

25 Januari 2021
Buka Lagi
Selanjutnya
IPK Tak Capai 2.0, 268 Mahasiswa UNM di Drop Out 

IPK Tak Capai 2.0, 268 Mahasiswa UNM di Drop Out 

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisements

Terbaru

Digelar Virtual, World Hijab Day 2021 Serukan Tagar EndHijabophobia
Dunia

Digelar Virtual, World Hijab Day 2021 Serukan Tagar EndHijabophobia

Redaktur Eneng Susanti
1 menit ago
Bolehkah Meninggikan Kuburan?
Syi'ar

Doa saat Mengiringi Jenazah

Redaktur Yudi
31 menit ago
Surat untuk Dokter dan Para Tenaga Medis …
Laporan Khusus

Inisiatif Membangun Daerah Percontohan di Era Covid-19

Redaktur Ari Cahya Pujianto
1 jam ago
Saya Mau Beli Kebahagiaan, Adakah yang Menjualnya?
Motivasi

Saya Mau Beli Kebahagiaan, Adakah yang Menjualnya?

Redaktur Sodikin
2 jam ago

On Facebook

Navigasi

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

About Us

Membuka, menginspirasi, free to share

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

© 2019 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Ramadan
    • Tanya Jawab Ramadhan
    • Tsaqofah Ramadhan
    • Video Ramadhan
    • Fiqh Ramadan
    • Kesehatan Ramadhan
    • Kultum Ramadhan
  • Muslimbiz
  • Muslimtrip
  • Beginner
  • Keluarga
  • Sirah
  • Syiar
  • Muslimah
  • Dari Anda
  • Donasi

© 2019 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Add Islampos to your Homescreen!

Add